"Sayang, kamu pasti capek. Ayo ku antar ke kamar!" ajak Jesica menggandeng lengan Bara.
Sampai di kamar Bara masih meminta jawaban pada Jesica.
"Jesica, tolong jujur sama, Mas? Apa Kak Marino di hianati kak Amelia?" tanya Bara.
"Iya, Kak Amel punya hubungan terlarang dengan seorang pria. Aku harap kamu tak memberitahu siapapun. Cukup aku, Bik Liana dan kamu yang tahu," jawab Jesica.
"Apa papa juga belum tahu?" tanya Bara.
"Jangan sampai papa tahu! Biarkan mereka tahu dengan sendirinya," jawab Jesica.
"Kasihan sekali Kak Marino, dia kerja keras sementara istrinya berhianat," kata Bara.
"Sayang, janji ya jangan beri tahu siapapun," kata Jesica.
"Iya, sayang," kata Bara.
Malam itu mereka menghabiskan waktu bersama. Mereka sangat mesra sekali.
***
Saat sarapan, tidak ada yang berbicara. Bara dan Jesica memilih diam. Alex sendiri juga tak berbicara.
"Amel, ikut ke ruang kerja papa setelah ini!" perintah Alex.
"Baik, Pa," ucap Amelia.
Selesai makan, Bara berangkat kerja. Jesica membantu Bik Murni untuk membersihkan meja makan.
"Beruntung Den Bara dapat Non Jesica. Udah rajin cantik pula," puji Bik Murni.
"Bisa aja sih, Bik. Kan ini emang kerjaan istri," ucap Jesica.
"Den Marino sama Den Bara tuh beda banget. Kalah Den Marino nurut banget sama papanya. Sementara Den Bara lebih mandiri sama seperti mendiang Bu Sonya," kata Bik Murni.
"Benarkah! Sayang aku belum mengenal ibu mertuaku itu tapi beliau udah tiada," kata Jesica.
"Jesica, sini kamu!" perintah Amelia.
Jesica ikut bersama Amelia, ternyata Amelia menyuruh Jesica merapikan baju-bajunya yang sudah tak terpakai.
"Ini baju aku yang udah gak kepakai tolong kamu buang," kata Amelia.
"Baju bagus kayak gini kok di buang sih, Kak," protes Jesica.
"Biarin aku udah gak suka. Kalah kamu mau ambil silahkan kalau gak mau terserah kamu mau kasihkan orang atau gimana," kata Amelia.
Jesica memunguti beberapa baju yang sudah tak dibutuhkan Amelia itu. Ternyata banyak sekali hampir satu kardus besar.
"Apa itu, Non?" tanya Bik Liana.
"Baju bekas Kak Amel, katanya suruh buang, Bik," jawab Jesica.
"Sayang kalau dibuang. Mendingan aku pilih-pilih mau aku pakai," kata Bik Liana.
Akhirnya Bik Liana memilih beberapa baju Amelia untuk dia pakai selebihnya akan Jesica berikan pada orang yang membutuhkan.
"Mas, pulang kerja nanti antar aku keluar ya. Kak Amel minta aku buang baju bekasnya. Tapi ternyata masih bagu-bagus. Jadi mau aku kasihkan ke orang yang membutuhkan," pesan Jesica pada Bara.
"Oke, sayang," balas Bara.
Jesica keluar dari kamarnya, dia mendengar suara Amelia tengah berbicara.
"Suami aku tuh bodoh banget. Dia gak akan pernah tahu kalau aku tuh selingkuh. Jadi aku leluasa dekat dengan siapa saja termasuk mertua aku," kata Amelia. "Suami bodoh kayak Marino tuh emang mudah dikibulin," kata Amelia.
"Kasihan sekali Kak Marino," batin Jesica.
Ternyata Amelia tak pernah menghargai Marino sebagai suaminya. Terlebih Marino jarang di rumah jadi dia leluasa berbuat semaunya.
"Non Jesi kenapa?" tanya Liana.
"Aku kasihan sama Kak Marino. Ternyata Kak Amel memanfaatkan dia saja," jawab Jesica.
"Biarkan saja, aku udah biasa melihat hal itu. Mungkin saja Mas Marino di luar sana punya simpanan. Dia kan sama kaya Alex," kata Bik Liana.
Jesica sedikit tak percaya jika pria pendiam seperti Marino punya wanita lain di luar sana.
"Pria itu memang begitu. Kalau gak dibutuhkan istrinya ya udah dia pasti cari wanita lain," kata Liana.
Tiba-tiba Jesica takut jika Bara punya sifat seperti Alex.
***
Setelah Bara pulang, dia segera mandi lalu ikut dengan Jesica ke tempat para pemulung. Jesica membagikan baju bekas milik Amelia. Dia juga membawa baju bekas miliknya yang tak terpakai.
"Terima kasih, Mbak. Bajunya bagus-bagus," kata seorang pemulung.
"Iya sepertinya ini baju mahal loh," kata yang lain.
Selesai dari tempat pemulung, Jesica mengajak Bara untuk jalan-jalan. Mereka ingin menghabiskan waktu berdua.
"Sayang, bagaimana kalau kita pergi honeymoon?" tanya Bara.
"Sayang uangnya, mendingan di tabung aja," jawab Jesica.
"Begitu, ya. Padahal aku ingin kita honeymoon. Siapa tahu setelah kita pulang dari sana kita dapat kabar gembira," kata Bara.
"Kalau kamu memaksa, aku sih mau aja," kata Jesica.
"Ya sudah, nanti aku urus," kata Bara.
Mungkin dengan pergi honeymoon, Jesica lebih nyaman walau hanya sementara.
Saat pulang ternyata Alex belum tidur. Dia melihat ke arah Bara.
"Bara, papa mau bicara. Ikut papa ke ruangan papa!" ajak Alex.
Bara mengikuti Alex, sementara Jesica memilih untuk masuk ke dalam kamar.
"Apa Jesica masih meminta untuk pindah?" tanya Alex.
"Tidak, Pa. Dia memahami keputusanku," jawab Bara.
"Bagus," kata Alex. "Bagaimana rasanya punya istri?" tanya Alex.
"Enak, Pa. Ada yang menyayangi kita. Ada yang perhatikan kita," jawab Bara.
"Apa kamu puas hanya dengan istrimu saja?" tanya Alex.
"Maksud papa apa?" tanya Bara. "Aku tahu selama ini papa sering jajan di luar. Tapi aku gak akan mengikuti jejak papa," kata Bara.
"Apa kamu yakin? Lihat saja Marino. Dia mulai mengikuti jejak papa berkelana. Jangan puas hanya dengan satu wanita, Bara. Karena wanita juga belum tentu puas dengan satu pria," kaya Alex.
"Jangan samakan kami dengan Kak Marino dan Kak Amel. Jelas kami berbeda, bahkan aku yakin, Jesica wanita yang setia seperti mama," bantah Bara. "Jika papa mengajakku berbicara hanya untuk mendoktrin agar aku ikut jejak papa, maaf aku gak bisa," kata Bara lalu ke luar dari ruangan Alex.
"Keras kepala seperti sonya, hanya saja Sonya lebih bodoh," ucap Alex.
***
Sejak pembicaraan Alex dan Bara malam itu. Bara sedikit berubah, sikapnya tak seramah dulu pada Alex.
Pagi ini, Jesica menemani Bik Murni ke pasar. Dia bosan terus di rumah.
"Bik, emang papa gak apa-apa kalau Bibik belanja ke pasar?" tanya Jesica.
"Dulu saya pernah di marahi sama Bapak. Tapi Bu Sonya membela saya, Bu Sonya mendukung saya belanja di pasar tradisional. Katanya selain barangnya bagus harganya juga murah," jawab Bik Murni.
Sejak keluar dari rumah, Jesica merasa ada yang mengikuti mereka. Namun, saat Jesica menoleh ke belakang tak ada siapapun.
"Bik, bibik ngerasa ada yang ngikutin kita tidak?" tanya Jesica.
"Tidak, Non. Mungkin perasaan Non Jesica aja itu," jawab Bik Murni.
Jesica menoleh, dia melihat seorang pria bertopi dan memakai jaket hitam tersenyum ke arahnya.
"Siapa dia? Aku tak kenal dia kenapa dia tersenyum padaku?" tanya Jesica.
"Ada apa, Non?" tanya Bik Murni.
"Oh gak ada apa-apa, Bik. Ayo lanjut belanja!" ajak Jesica.
Mereka kembali masuk ke dalam pasar membeli keperluan rumah yang sudah habis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Bagja
lanjut thor
2023-05-16
1