Ancaman Kedua

Selama acara berlangsung Jesica terlihat tegang. Tepat pukul 14.15 acara selesai, jadi dia merasa lega.

Dalam perjalanan pulang, Jesica hanya terdiam. Dia kapok jika harus menemani Alexio lagi. Dia tak mau terjebak dalam prostitusi yang dilakukan Alex dan teman-temannya.

"Jangan cerita pada siapapun! Kalau kamu tidak ingin seperti Amelia," kata Alexio.

Jesica tak ada niatan untuk menjawab, dia ingin segera sampai di rumah lalu bertemu dengan Bara. Sebenarnya dia ingin cerita pada Bara namun Bara belum tentu percaya.

Sementara Jesica memilih diam saja tak ingin memperpanjang masalah. Sampai di rumah ternyata Bara sudah pulang.

"Bagaimana acaranya lancar?" tanya Bara tersenyum lalu mengandeng Jesica untuk masuk ke dalam rumah.

"Ya begitulah," jawab Jesica.

Sampai di kamar Jesica langsung mandi, ternyata Bara menunggu Jesica di kamar.

"Ku lihat kamu tak suka pergi dengan papa. Apa ada masalah?" tanya Bara.

"Aku hanya tidak terbiasa saja dengan acara orang-orang kaya," jawab Jesica. "Sayang, apa tidak sebaiknya kita tinggal di apartemen kamu saja? Kita ini sudah suami istri kita perlu waktu berdua. Lagian aku juga ingin mandiri, di sini aku tak melakukan apa-apa. Semua pekerjaan dilakukan pembantu," kata Jesica.

Sebenarnya bukan itu alasannya dia ingin pindah tapi karena takut dengan Alex.

"Aku rasa papa tak akan mengizinkan," kata Bara.

"Mas, kenapa harus minta izin papa sih? Kan yang ngejalani kita bukan papa," bantah Jesica.

"Apa kamu tidak nyaman di rumah ini?" tanya Bara.

"Bukan hanya tak nyaman tapi juga tak aman," sungut Jesica.

"Baiklah aku akan coba minta izin papa untuk pindah," kata Bara.

Bara menemui Alex yang berada di ruang kerjanya. Dia yakin papanya tak akan mengizinkan dia pindah. Namun, dia harus mencoba terlebih dahulu.

"Ada apa, Bara? Apa ada sesuatu dengan Jesica?" tanya Alex.

"Pa, bolehkah kami pindah ke apartemen?" tanya Bara sembari duduk.

"Kenapa harus pindah? Apa ini keinginan Jesica?" tanya Alex.

"Dia bilang ingin kami mandiri, Pa. Di sini dia tak mengerjakan apapun," kata Bara. "Papa kan tahu sendiri, Jesica bukan tipe wanita yang suka berpangku tangan," kata Bara.

"Apa ada masalah selain itu?" tanya Alex.

"Aku rasa tidak, Pa," jawab Bara.

"Bara, maaf papa tidak izinkan kamu atau Marino pindah dari rumah ini. Apalagi kamu itu anak bungsu papa, kamu yang harus jaga papa di masa tua papa," kata Alex.

"Baiklah, Pa. Aku akan berbicara dengan Jesica," kata Bara lalu beranjak pergi dari ruang kerja Alex.

***

Malam sebelum tidur, Bara berbicara dengan Jesica masalah pindah rumah.

"Sayang, maafin aku ya. Papa gak ngasih izin kita pindah ke apartemen," kata Bara. "Aku anak bungsu, jadi aku ingin jaga papa," sambung Bara.

"Huft... Kan masih ada Kak Marino dan Kak Amelia," kata Jesica. "Kalau gak bisa pindah ya udah, besok aku mau nginep ke rumah mama," kata Jesica pasrah. "Satu lagi, aku gak bisa nemenin papa lagi ke acara temannya kalau tidak sama kamu," kata Jesica.

"Apa kamu ada masalah dengan papa?" tanya Bara.

"Tidak, aku hany merasa tak enak jika pergi berdua saja dengan papa," jawab Jesica.

"Ya sudah, besok kita nginep ke rumah mama," kata Bara.

Sedih rasanya harus bertahan di rumah Bara. Namun, Jesica juga tak akan pindah jika Bara tak ikut.

***

Jesica menyiapkan sarapan seorang diri karena Bik Murni sudah pergi ke pasar untuk belanja keperluan dapur.

"Bagaimana acara kemarin? Aku yakin kamu gak akan betah. Lain kali tolak aja," kata Amelia.

"Maunya sih gitu, tapi Mas Bara minta aku temani papa. Sebenarnya itu acara apa sih, Kak?" tanya Jesica.

"Harusnya kamu sudah tahu jawabannya. Jangan tanya lagi ke aku. Hidup itu gak selamanya berada dilingkungan baik terus ada kalanya kita dipertemukan dengan orang-orang seperti papa dan temannya," jawab Amelia.

Amelia melihat ke sekeliling lalu berbisik,"Kamu boleh mengambil teman-teman papa, tapi jangan papa. Dia milikku!"

Sepertinya Amelia sudah sangat terobsesi dengan Alex. Lalu bagaimana dengan Marino?

"Aku tak ada niatan merebut siapapun termasuk papa. Aku sudah cukup punya Mas Bara," ucap Jesica.

Dia pergi untuk memanggil Bara agar segera ke meja makan karena sarapan sudah siap.

Jesica tak habis pikir, bagaimana bisa Amelia menjalaninya? Menjalin hubungan dengan anak sekaligus papanya.

"Sayang, sarapan sudah siap!" panggil Jesica.

Bara membuka pintu, dia terlihat sudah rapi.

"Sayang, kita ke rumah mama sore nanti ya. Siang ini Mas ada kerjaan," kata Bara.

"Oke tak apa," kata Jesica. Mereka berjalan beriringan menuju meja makan.

Di meja makan sudah ada Marino, Amelia dan Alex. Mereka sudah menyantap makanan masing-masing.

"Marino, sepertinya besok kamu harus ke Bandung. Perusahaan kita di sana perlu kamu," kata Alex. "Seperti biasa ajak Saskia sekertarismu itu," kata Alex.

"Berapa lama, Pa?" tanya Marino.

"Satu minggu," jawab Alex. ''Bagaimana Amelia, apa kamu keberatan suami kamu pergi selama satu minggu?" tanya Alex.

"Oh tidak, Pa. Dia bekerja kan untuk aku juga," jawab Amelia tersenyum.

Selesai sarapan Bara berangkat kerja. Marino dan Amelia pergi keluar berdua.

"Kamu ingin pindah?" tanya Alex membuat Jesica kaget.

Jesica hanya melihat Alex sekilas lalu membersihkan sisa makanan di meja makan.

"Jangan harap kalian bisa keluar dari rumah ini. Ingat Jesica, kalau sampai semuanya bocor, maka kamu sebagai gantinya," kata Alex.

"Maaf, Pa. Aku tidak akan bisa seperti Kak Amelia," ucap Jesica.

"Apa kamu yakin? Bagaimana kalau Bara juga di luar punya simpanan?" tanya Alex.

"Aku yakin Mas Bara tidak seperti itu," jawab Jesica.

"Jangan sekali-kali membujuk Bara untuk pindah. Aku tidak suka jika kamu menjauhkan aku dari Bara," kata Alex. "Selain kamu akan bernasib seperti Amelia, aku juga bisa melakukan hal lebih. Termasuk menghabisi keluarga kamu dan membuat kamu berpisah dari Bara," ancam Alex.

Berkali-kali Alex mengancam, tapi kali ini yang membuat Jesica paling takut. Bagaimana tidak? Alex akan melukai keluarganya.

Masuk ke dalam keluarga Bara bukan membuatmu bahagia justru banyak mendapat ancaman dan tekanan.

Alex mendekati Jesica, tiba-tiba Alex mencium pipi Jesica.

"Pak Alex!" seru Bik Liana.

Ternyata sejak tadi Bik Liana menyaksikan percakapan mereka. Jesica takut Bik Liana akan melapor pada Bara tentang apa yang dia lihat.

"Liana, ikut ke ruangan saya sekarang!" ajak Alex saat melewati Liana.

Liana mengikuti Alex menuju ruangan Alex. Jesica merasa lega, namun dia tak bisa menjamin jika Liana akan tutup mulut.

Amelia pasti akan marah jika tahu apa yang dilakukan Alex barusan pada Jesica.

"Non Jesi... Non!" panggilan Bim Murni mengagetkan Jesica.

Episodes
1 Skandal di rumah Mertua
2 Ancaman Untuk Jesica
3 Tak Tenang
4 Ancaman Kedua
5 Memilih Tutup Mulut
6 Hubungan Alex Dan Liana
7 Prihatin Pada Marino
8 Siapa Penguntit itu?
9 Perselingkuhan Marino
10 Apa Suamiku Sama?
11 Tamu Tak Di undang
12 Anak Siapa?
13 Mandul
14 Saling Memanfaatkan
15 Gugatan Cerai dan Kepergian Marino
16 Menolak Tanggung Jawab
17 Maura Mengelak
18 Pelecehan Alex Terhadap Jesica
19 Pasrah Dan Terpaksa
20 Jahat Dan Licik
21 Yang Jahat Yang Menang
22 Pendakian Cinta
23 Jesica Dinyatakan Tiada
24 Antara Bahagia Dan Sedih
25 Kenyataan Pahit
26 Wajah Baru Kepribadian Baru
27 Alex Sakit
28 Derita Alex
29 Bayi Cacat
30 Melepas Rindu
31 Alex Frustasi
32 Kebaikan Bara dan Mona
33 Obsesi Amelia
34 Kabar Bahagia
35 Mbah Cakep
36 Pekerjaan Untuk Edwin
37 Edwin Sok Baik
38 Amelia Melihat Liana
39 Rencana Edwin
40 Syukuran Angel
41 Panik Mendadak
42 Kecurigaan Terbukti
43 Alex Kesepian
44 Jangan Menuduh, Mas!
45 Ngebet Pengen Nikah
46 Saskia VS Khadijah
47 Solusi Untuk Edwin
48 Pembantu Baru Alex
49 Aku Tak Puas, Pak!
50 Syarat Cinta
51 Tukang Ganggu
52 Godaan Besar Paimin
53 Pertengkaran Mona Dan Jeslyn
54 Mona Pendarahan
55 Skandal Edwin Dan Mumun
56 Menjodohkan Jeslyn
57 Marino Pecundang
58 Terpaksa Berbohong
59 Pertunangan Firza dan Jeslyn
60 Khadijah Dilamar
61 Penyesalan Marino
62 Garis Dua
63 Kecurigaan Firza
64 Firza Memutuskan Pertunangan
65 Pernikahan Edwin Dan Jeslyn
66 Syukuran Tujuh Bulanan
67 Edwin Galau
68 Kemarahan Alex
69 Patah Hati
70 Salam Perpisahan
71 Kunjungan Mona
72 Rencana Helena
73 Alex Jatuh Cinta
74 Mumun Si Pelakor
75 Suami Siaga
76 Mona Melahirkan
77 Pertengkaran Helena Dan Suaminya
78 Prahara Rumah Tangga
79 Drama Mumun
80 Terancam Gagal Nikah
81 Syarat Dari Helena
82 Pertemuan Amelia dan Angel
83 Kedekatan Marino Dan Sarah
84 Harapan Untuk Sembuh
85 Kehilangan Sosok Ibu
86 Pelukan Terakhir Ibu
87 Sarah Bermuka Dua
88 Pertengkaran Mumun dan Helena
89 Bertemu Khadijah
90 Rencana Sarah
91 Usaha Dan Rumah Baru
92 Sesal Tiada Guna
93 Jeslyn Melahirkan
94 Keputusan Helena
95 Ending
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Skandal di rumah Mertua
2
Ancaman Untuk Jesica
3
Tak Tenang
4
Ancaman Kedua
5
Memilih Tutup Mulut
6
Hubungan Alex Dan Liana
7
Prihatin Pada Marino
8
Siapa Penguntit itu?
9
Perselingkuhan Marino
10
Apa Suamiku Sama?
11
Tamu Tak Di undang
12
Anak Siapa?
13
Mandul
14
Saling Memanfaatkan
15
Gugatan Cerai dan Kepergian Marino
16
Menolak Tanggung Jawab
17
Maura Mengelak
18
Pelecehan Alex Terhadap Jesica
19
Pasrah Dan Terpaksa
20
Jahat Dan Licik
21
Yang Jahat Yang Menang
22
Pendakian Cinta
23
Jesica Dinyatakan Tiada
24
Antara Bahagia Dan Sedih
25
Kenyataan Pahit
26
Wajah Baru Kepribadian Baru
27
Alex Sakit
28
Derita Alex
29
Bayi Cacat
30
Melepas Rindu
31
Alex Frustasi
32
Kebaikan Bara dan Mona
33
Obsesi Amelia
34
Kabar Bahagia
35
Mbah Cakep
36
Pekerjaan Untuk Edwin
37
Edwin Sok Baik
38
Amelia Melihat Liana
39
Rencana Edwin
40
Syukuran Angel
41
Panik Mendadak
42
Kecurigaan Terbukti
43
Alex Kesepian
44
Jangan Menuduh, Mas!
45
Ngebet Pengen Nikah
46
Saskia VS Khadijah
47
Solusi Untuk Edwin
48
Pembantu Baru Alex
49
Aku Tak Puas, Pak!
50
Syarat Cinta
51
Tukang Ganggu
52
Godaan Besar Paimin
53
Pertengkaran Mona Dan Jeslyn
54
Mona Pendarahan
55
Skandal Edwin Dan Mumun
56
Menjodohkan Jeslyn
57
Marino Pecundang
58
Terpaksa Berbohong
59
Pertunangan Firza dan Jeslyn
60
Khadijah Dilamar
61
Penyesalan Marino
62
Garis Dua
63
Kecurigaan Firza
64
Firza Memutuskan Pertunangan
65
Pernikahan Edwin Dan Jeslyn
66
Syukuran Tujuh Bulanan
67
Edwin Galau
68
Kemarahan Alex
69
Patah Hati
70
Salam Perpisahan
71
Kunjungan Mona
72
Rencana Helena
73
Alex Jatuh Cinta
74
Mumun Si Pelakor
75
Suami Siaga
76
Mona Melahirkan
77
Pertengkaran Helena Dan Suaminya
78
Prahara Rumah Tangga
79
Drama Mumun
80
Terancam Gagal Nikah
81
Syarat Dari Helena
82
Pertemuan Amelia dan Angel
83
Kedekatan Marino Dan Sarah
84
Harapan Untuk Sembuh
85
Kehilangan Sosok Ibu
86
Pelukan Terakhir Ibu
87
Sarah Bermuka Dua
88
Pertengkaran Mumun dan Helena
89
Bertemu Khadijah
90
Rencana Sarah
91
Usaha Dan Rumah Baru
92
Sesal Tiada Guna
93
Jeslyn Melahirkan
94
Keputusan Helena
95
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!