Benar-benar tak ada pilihan lain untuk jesica selain tutup mulut dan tetap tinggal bersama Alexio.
"Non Jesi, kenapa?" tanya Bik Murni.
"Oh tidak apa-apa, Bik," jawab Jesica.
Jesica membantu Bik Murni untuk meletakkan barang belanjaan pada tempatnya.
Sebenarnya Jesica takut jika Bik Liana akan buka mulut soal kejadian tadi. Namun, Jesica tahu semua pasti sudah diatasi Alex.
"Non Jesi harus waspada," kata Bik Liana saat melihat Jesica duduk sendiri di tepi kolam. "Jika Non Amelia tahu maka dia akan marah," sambungnya.
"Aku tahu, Bik. Maka dari itu aku harap Bik Liana tak memberitahu siapapun. Aku tak pernah mengharapkan semua itu terjadi. Aku tak bisa seperti Kak Amelia," kata Jesica.
"Tentu tidak bisa. Tapi nampaknya Pak Alex mulai menyukai Non Jesi," kata Bik Liana.
Ada sesuatu yang aneh saat Liana mengucapkan hal itu.
***
Bara sedang dalam perjalanan pulang, dia sengaja mampir memberikan makanan untuk Jesica.
"Hallo Bara!" sapa seorang wanita cantik.
"Hallo Maura, sedang apa kamu di sini?" tanya Bara.
"Oh aku habis bertemu teman. Apa kamu tak merindukan aku, Bara?" tanya Maura.
Ya, Maura merupakan mantan kekasih Bara sebelum mengenal Jesica. Mereka terpaksa putus karena Maura memilih keluar negeri bersama keluarganya.
Selain itu, Alex juga tak pernah menyetujui hubungan Bara dengan Maura. Bara tak pernah tahu alasan Alex sebenarnya.
"Maaf, Maura. Aku sudah beristri," jawab Bara.
"Oh ya, ternyata kamu sudah move on dari ku. Hanya saja aku yang tak bisa move on darimu," ucap Maura.
Bara segera ke kasir karena namanya dipanggil. Dia langsung pergi dari resto karena tak ingin bertemu Maura lagi.
***
"Sayang, aku bawa makanan untukmu!" teriakan Bara menggema di seluruh ruangan.
Sayangnya teriakan itu tak dapat jawaban. Hanya Bik Liana yang tiba-tiba muncul.
"Di mana Jesi, Bik?" tanya Bara.
"Sepertinya Non Jesi sedang mandi," jawab Bik Liana.
"Bik, tolong suruh Bik Murni siapkan ini. Nanti mau aku makan sama Jesi!" perintah Bara sembari memberikan plastik berwarna hitam pada Liana.
Liana segera ke dapur karena Murni berada di sana. Sementara Bara masuk ke kamar dan melihat Jesica sedang di depan cermin.
"Canyiknya," puji Bara sembari mencium pipi Jesica. "Sekarang gantian aku yang mandi. Apa mau mandi lagi berdua?" tanya Bara.
"Ah tidaklah," jawab Jesica tersenyum.
Bara segera masuk ke dalam kamar mandi sambil membawa handuk miliknya.
***
Sore itu mereka makan makanan yang Bara beli di dekat kolam sambil bercerita.
Jesica melihat Alex memperhatikan mereka dari balik jendela kamarnya.
"Mas, papa ngapain sih lihatin kita?" tanya Jesica.
Bara menoleh dan melihat Alex melihat ke arah mereka.
"Mana aku tahu, sayang. Apa papa mungkin ingin makanan kita?" tanya Bara.
"Kamu sih beli cuma satu aja tadi," jawab Jesica.
Tidak berapa lama Amelia pulang bersama Marino.
"Kalian sedang apa di sini?" tanya Amelia.
"Ini kak sedang menikmati martabak telur," jawab Jesika. "Kakak mau? Ini masih ada," tawar Jesica.
"Iya, kayaknya itu enak sekali," jawab Amelia mengambil satu potong martabak telur yang sudah dingin itu. "Ini kalau anget pasti enak, ya udahlah aku delivery aja," kata Amelia lalu pergi.
"Tumben Kak Amel mau makan makanan orang lain," kata Bara.
"Mungkin dia pengen banget jadi mau," ucap Jesica.
Amelia tak hanya memesan satu porsi melainkan tiga porsi sekaligus. Dan itupun dua porsi habis dia makan sendiri. Sementara satu porsi untuk Alex karena Marino tak suka martabak telur.
"Banyak sekali Kak Amel makan martabak," gumam Jesica yang merasa aneh.
"Biarin aja sih," sahut Bara.
***
Malam itu setelah semua orang tertidur. Amelia menemui Liana.
"Bik Li, apa ada info dari Jesica?" tanya Amelia.
"Tidak ada, Non," jawab Liana.
"Aku merasa papa udah mulai perhatian dengan dia. Aku tak mau kalau sampai dia menggantikan aku di hati papa," kata Amelia.
"Non Amelia tenang saja. Tak akan ada yang berani menggantikan Non Amelia sekalipun itu Non Jesica," ucap Liana.
"Ya sudah kamu awasi terus dia, aku gak mau kecolongan," kata Amelia lalu masuk ke kamarnya.
Liana memilih tidak menceritakan pada Amelia karena dia sudah mendapatkan peringatan dari Alex.
"Dasar manusia serakah!" umpat Liana. "Udah mau anak masih mau bapaknya," gerutu Liana.
***
Pagi ini Marino berangkat bersama sang sekretaris. Amelia tal pernah merasa kesepian jika Marino pergi, justru dia senang karena akan mudah untuk memadu cinta dengan Alex.
"Hati-hati di jalan sayang!" seru Amelia.
"Terima kasih, sayang. Bye bye,." Marino melambaikan tangan ke arah Amelia.
Rumah sangat sepi karena Bara dan Jesica pergi ke rumah mamanya kemarin sore. Hal itu membuat Amelia dan Alex dengan mudah bercumbu.
"Papa sayang, sepertinya keadaan memihak pada kita," kata Amelia yang duduk dipangkuan Alex.
"Amelia...aku merindukan tubuhmu," ucap Alex mengendus lengan Amelia yang berbau wangi.
Sesaat kemudian mereka melakukan hubungan terlarang. Tak ada satu orang pun yang berani mengganggu mereka.
***
Di rumah Jesica, mereka berempat sedang sarapan bersama. Adik Jesica sudah berangkat kuliah sejak pagi.
"Bara, mama senang kamu mau nginep di sini. Mama harap kalian sering ke sini. Aku yakin Alex pasti tidak keberatan," kata Helena--mama Jesica.
"Maunya sih gitu, Ma. Tapi kerjaan saya banyak. Papa juga tak akan memberi izin kalau terlalu sering," kata Bara.
"Kenapa? Apa khawatir kalian akan ikut dengan kami?" tanya Sandoro-- Papa Jesica.
"Bukan, Pa. Papa tak pernah mau jauh dari anak-anaknya," jawab Bara.
Bara berangkat kerja, sementara Jesica masih di rumah sang mama.
"Sayang, bagaimana apa kamu betah di rumah Alex?" tanya Helena.
Jesica terdiam, dia mencari jawaban yang pas.
"Betah, Ma. Hanya saja aku sering merasa bosan karena tak pernah melakukan apapun di sana. Semua sudah dikerjakan oleh pembantu," jawab Jesica.
"Coba kami bicarakan dengan Bara untuk melakukan sesuatu mengisi waktu luang kamu," kata Helena.
"Iya, Ma," ucap Jesica.
***
Ternyata Bara tak bisa menjemput Jesica, sementara Alex hanya memberi waktu menginap mereka hanya semalam. Terpaksa Jesica pulang naik taxi.
Sampai di rumah terlihat sepi.
"Bik Murni, kemana Kak Amel?" tanya Jesica.
"Sepertinya pergi dengan saudaranya," jawab Bik Murni.
Jesica hendak ke kamarnya. Dia melewati ruang kerja Alex.
"Pak Alex," Suara itu terdengar sangat manja.
"Aaahhh...ahhh." suara menjijikkan itu lagi. "Kamu memang pandai sejak dulu," puji Alex.
Jesica dilema antara ingin tahu siapa wanita yang bersama Alex atau tidak. Namun, hati kecilnya meminta untuk melihat.
Jesica melangkahkan kaki pelan, sampai di depan ruang kerja Alex dia mulai mengintip karena pintu tidak tertutup rapat.
"Aaahh...aahh," Suara itu semakin terdengar.
Jesica memperhatikan dengan seksama, dia membekap mulutnya saat mengetahui siapa wanita yang bersama Alex di dalam sana.
"Papa," pekik Jesica.
Jesica segera mundur, naasnya kakinya menabrak vas bunga. Terdengar langkah kaki mendekat ke arah Jesica.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Sartini Dimitri Mah
Jessica ini bodoh apa gimana ngapain pake acara kepoh Tau rasa nanti di pake juga sama Alex, gali lubang sendiri di acam ga mempan bukannya menjauh malah kepoh
2023-08-19
0
Bagja
waw makin gila nih, tp seru juga thor
2023-05-16
0