Sejak saat itu hubungan Bara, Marino dan Amelia tak baik-baik saja.
"Jesica...Jesica...apa kamu percaya jika suami mu itu juga tidak seperti papanya? Buah itu tidak akan jatuh jauh dari pohonnya, Jes," ucap Amelia.
"Aku yakin Mas Bara tidak seperti itu," ucap Jesica.
"Hahahah terlalu percaya diri sekali," ledek Amelia. "Siap-siap aja buat patah hati kalau di duakan," kata Amelia.
Ucapan Amelia membuat Jesica merasa khawatir. Dia takut jika Bara juga punya wanita lain. Namun, dia tak boleh berpikir negatif terhadap Bara.
"Sayang, kamu kenapa?" tanya Bara.
"Tidak apa-apa," jawab Jesica.
"Tadi aku melihatmu bersama Kak Amelia, apa dia menyakitimu?" tanya Bara.
"Tidak, kami hanya mengobrol biasa. Kamu jangan khawatir," jawab Jesica.
Marino sudah pulang. Dia bersikap biasa saja seakan Bara tidak tahu jika dia selingkuh.
Sikapnya pada Amelia masih sama seperti biasanya. Sejak Amelia merasa Alex mulai tertarik pada Jesica dia menjadi bersikap dingin pada Jesica.
Marino dan Alex pergi bersama, Bara berangkat kerja. Sehingga tinggal Amelia dan Jesica di rumah.
"Jesica, jangan kamu kira suami kamu itu setia. Semua pria di rumah ini sama, suka bermain perempuan," kata Amelia. "aku sendiri yakin kalau Mas Marino juga punya wanita lain. Selama dia tidak menganggu hubunganku dengan papa aku juga akan membiarkan dia dengan wanita manapun," sambung Amelia.
"Pemikiran macam apa itu? Tapi aku tak perlu heran, karena kalian sama. Sama-sama saling mengkhianati," bantah Jesica.
"Hahaha waspada aja jika nanti Bara juga seperti itu," kata Amelia.
Jesica semakin was-was, apa lagi saat ini Jesica tak pernah diajak Bara bertemu teman-temannya.
Malam itu Bara izin pada Jesica jika untuk berkumpul dengan temannya.
"Mas, boleh ikut gak?" tanya Jesica.
"Maaf, Jes. Bukanya mas gak mau ngajak. tetapi mereka tidak ada yang ngajak istrinya," jawab Bara.
Akhirnya Jesica pasrah dan membiarkan Bara datang seorang diri.
Sampai di sana ternyata ada Maura. Entah siapa yang mengajak Maura datang. Padahal setahu Bara itu acara para lelaki.
"Kenapa ada dia?" bisik Bara pada Bian yang ada di sebelahnya.
"Aku juga tak tahu, sepertinya Rian mengundangnya juga," jawab Bian.
Jika tahu ada Maura, maka Bara akan membawa Jesica. Biar Maura tahu jika Bara sudah punya istri.
"Bikin kesel aja tuh Rian," ucap Bara.
"Hay Bara, ketemu lagi kita," sapa Maura. Namun, Bara memilih diam saja.
Maura tipe wanita agresif dan ambisius. Bara tak mau jika kembali berhubungan dengan Maura.
"Maura, sama aku aja. Bara kan udah nikah," kata Rian.
"Gak ah, sampai kapanpun aku gak bisa move on dari Bara," kata Maura.
Suasana tak membuat Bara nyaman, jadi dia memutuskan pulang lebih awal.
"Kok udah pulang," kata Jesica.
"Iya acaranya gak seru," kata Bara.
Mereka lalu istirahat di kamar.
***
Marino dan Alex tengah berbicara di ruangan Alex. Mereka bukan berbicara soal bisnis melainkan wanita.
"Bagaimana hubungan kamu dengan Saskia?" tanya Alex.
"Baik-baik saja, hanya saja sekarang Bara dan Jesica sudah tahu hubungan kami," jawab Marino. "Aku sih gak masalah,lagi pula aku gak pernah suka pada Amelia," kata Marino.
"Bara bisa menjadi ancaman buat kita sebenarnya. Jadi kita harus waspada," kata Alex.
"Aku gak masalah kok, Pa. Kalau Amelia tahu. Mau dia meminta ceraipun aku tak masalah," kata Marino.
"Benarkah? Berarti Amelia tak berharga lagi untukmu?" tanya Alex.
"Begitulah," jawab Marino.
Alex hanya tersenyum mendengar Marino tal lagi mencintai Amelia. Itu kesempatan dia untuk terus bersama Amelia semakin besar. Hanya saja baginya sekarang Amelia tak menarik lagi. Dia lebih tertarik dengan Jesica yang susah di dapatkan.
***
Amelia terlihat sedang memikirkan sesuatu. Dia sepertinya tengah kebingungan.
"Kamu kenapa?" tanya Marino.
"Berat badanku naik, aku mau diet," jawab Amelia.
"Memang kamu terlihat lebih gendut," kata Marino.
"Benarkah?" tanya Amelia. "Nafsu makanku akhir-akhir ini bertambah.aku sampai tak bisa mengontrolnya," kata Amelia.
"Dietlah! Kalau gemuk kamu tak menarik lagi," kata Marino lalu ke luar kamar.
Amelia melihat kalender yang ada di dekat meja rias. Dia seperti mengingat sesuatu di kalender tapi entah soal apa.
***
Sejak acara semalam, Maura selalu menghubungi Bara. Meskipun nomornya sudah diblokir selalu ada nomor baru dari Maura.
"Bara, jangan menjauh. Aku akan semakin gencar mengejarmu,"
"Jika kita tidak bisa menikah, setidaknya kita bisa berhubungan dibelakang istrimu,"
Beberapa pesan Maura membuat Bara geram. Dia hapus dan blokir nomor Maura. Hingga akhirnya Bara yang lelah sendiri dan membiarkan Maura terus mengirim pesan.
"Bara ingat saat kita bersama dulu. Kamu janji tidak akan meninggalkan aku,"
"I love you, Bara,"
"Aku akan tetap menunggumu,"
Bara memilih diam tanpa membalasnya. Jika satu kali di balas maka Maura akan semakin ngelunjak.
***
Jesica selalu saja teringat ucapan Amelia. Sebagai seorang istri yang punya suami tampan dan mapan tentu khawatir jika suaminya main belakang.
Ujian rumah tangga di saat kita kaya adalah orang ketiga, pikir Jesica.
"Kamu kenapa?" tanya Bara.
"Tidak apa-apa, sudan pulang ternyata," kata Jesica.
"Aku mau mandi dulu," kata Bara.
Selesai mandi mereka mengobrol di atas ranjang. Beberapa kali ponsel Bara bergetar.
"Ada pesan itu sepertinya.kenapa gak dibalas?" tanya Jesica.
"Entar sajalah," jawab Bara. "Lagian paling juga pesan gak penting," kata Bara.
Bara dipanggil Alex ke ruangannya, jadi Jesica di kamar sendirian. Entah mengapa Jesica merasa ingin melihat ponsel Bara.
Diambilnya ponsel di atas meja. Dia melihat pesan baru yang tidak ada namanya. Jesica terkejut ketika membaca pesan tersebut. namun tidak ada satupun pesan itu yang di balas Bara.
"Siapa dia?" tanya Jesica. "Sepertinya dia sudah kenal lama dengan Mas Bara," ucap Jesica.
Kembali di bacanya pesan Maura. Memang Bara tak pernah menceritakan soal Maura pada Jesica. Sehingga Jesica patut untuk curiga.
"Bagaimana kalau yanv dikatakan Kak Amelia benar?" tanya Jesica.
Dia tak pernah tahu, namun dia harus menanyakan pada Bara soal pesan itu.
Tidak berapa lama, Bara datang. Jesica lalu menunjukkan pesan dari Maura.
"Siapa wanita ini, Mas?" tanya Jesica.
"Gak penting, jangan hiraukan dia," jawab Bara mengambil ponselnya dari tangan Jesica.
"Apa dia mantan kekasihmu?" tanya Jesica.
Bara menatap Jesica, sementara Jesica menunggu jawab jujur dari Bara. Dia tak mau jika ada sesuatu yang dia sembunyikan dari Jesica.
"Benar, dia mantanku. Kami sudah lama putus," jawab Bara. "Namanya Maura, jangan bahas dia lagi. Aku tak mau mendengar apapun tentang dia," kata Bara.
"Sepertinya ada pelakor mulai masuk rumah tangga kita," kata Jesica. "Aku harus lebih waspada," sambungnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments