Marino marah, kesal dan tentu merasa malu. Ternyata dalang dibalik semua adalah papanya sendiri.
Sementara Bara baru tahu jika Jesica hampir menjadi korban papanya.
"Jesica kenapa kamu gak pernah bilang sama aku?" tanya Bara.
"Papa mengancam akan meniduriku jika aku buka suara, Mas," jawab Jesica.
"Bara, kita tidak bisa tinggal diam. Cukup Amelia saja yang jadi korban," kata Marino. "Kita harus melawan papa," kata Marino.
Mereka pulang, sampai di rumah mereka dikejutkan dengan adanya Maura di rumahnya.
"Ngapain kamu di sini?" tanya Bara.
"Bara, Jesica mulai sekarang Maura tinggal di sini. Kasihan, dia habis kena musibah. Rumahnya dirampok orang," jawab Alex.
"Maura, masuk ke kamar kamu. Aku mau bicara masalah keluarga," kata Marino.
Maura segera ke kamarnya. Amelia senang Marino pulang.
"Aku sudah tahu siapa ayah dari anak yang kamu kandung. Besok aku akan ajukan gugatan cerai ke pengadilan, bersiaplah!" ujar Marino.
"Marino, kenapa kamu seperti itu?" tanya Alex marah.
"Bukannya papa yang ajari aku untuk tidak bertahan pada satu wanita. Aku sudah dibohingi jadi untuk apa aku bertahan dengan Amelia," jawab Marino.
"Dari mana kamu tahu siapa pria itu?" tanya Amelia.
"Aku diam-diam membuntuti kamu, Amelia," kata Marino. "Bersiaplah di pengadilan!" ucap Marino.
Amelia terlihat sangat sedih, Bara dan Jesica tak mau ikut campur lagi. Mereka juga perlu waspada dengan Alex.
Setelah Marino, Jesica dan Bara pergi ke kamar. Amelia menangis, dia memohon bantuan pada Alex.
"Pa, tolong Amelia! Aku gak mau kalau Mas Marino ceraikan aku," kata Amelia.
"Kalaupun dia menceraikan kamu, kamu masih bisa tinggal di sini Amelia. Jadi jangan khawatir," ucap Alex.
"Tapi bagaimana dengan nasib anak ini?" tanya Amelia dengan memegangi perutnya.
"Kita urus saja nanti," kata Alex.
Marino menyiapkan semua berkat-berkas perceraian. Dia juga meminta tanda tangan Amelia.
Amelia berharap setelah dia bercerai dia bisa tetap tinggal di rumah Alex. Jika perlu dia minta di nikahi Alex.
"Tanda tangani surat ini," kata Marino.
Tanpa ragu Amelia menandatangani surat tersebut. Dia tak mungkin terus bersama Marino karena itu akan semakin menyakiti Marino.
***
Esoknya Marino membawa berkas itu ke pengadilan. Baik Amelia maupun Alex tak ada yang berani mencegah. Marino semakin yakin untuk menceraikan Amelia.
Selesai dari pengadilan, Marino ke kantor. Dia membereskan semua barangnya. Dia gak mah bekerja dengan Alex lagi.
"Marino, kamu yakin akan meninggalkan perusahaan ini?" tanya Saskia.
"Iya, kalau kamu gak mau denganku karena aku akan jadi miskin. Silahkan cari pria lain yang bisa menghidupi kamu!" ucap Marino.
"Baiklah," ucap Saskia.
Marino sadar tak ada yang tulus mencintai dia. Istrinya, papanya bahkan selingkuhannya semua orang-orang yang penuh dengan tipu daya.
Bara yang tahu jika Marino tak mau kerja dengan Alex lagi merasa kasihan. Selama inj Marino selalu bergantung pada Alex tapi kini dia harus berdiri sendiri.
"Kamu yakin dengan keputusan kamu?" tanya Alex saat Marino mendatangi ruangannya dan mengatakan akan pergi dari perusahaan.
"Iya," jawab Marino singkat.
"Kenapa sih tidak kamu diam saja. Biarkan Amelia jadi istrimu, dan tetap bekerja di perusahaan ini," kata Alex.
"Maaf, aku tak bisa hidup dengan para penghianat," kata Marino. "Jika ada pria yang harus bertanggung jawab atas kehamilan Amelia itu bukan aku tapi papa," kata Marino tak sanggup lagi menahan semua.
"Maksud kamu apa?" tanya Alex.
"Papa udah selingkuh dengan Amelia bahkan papa juga menjual dia pada rekan-rekan bisnis papa. Iya kan?" tanya Marino. "Papa menjalankan bisnis prostitusi di luar sana," kata Marino.
"Lancang kamu menuduhku," sanggah Alex sembari menampar Marino.
"Ini tidak seberapa sakitnya, Pa. Lebih sakit hati ini yang kalian hianati," kata Marino.
"Pergi kamu! Jangan pernah menginjakkan kakimu di perusahaan ini dan rumahku!" teriak Alex. "Dan ingat aku akan buat kamu sengsara karena melawanku , Marino," kata Alex.
Marino pergi dari ruangan Alex. Dia mengambil barang-barang miliknya dan pergi. Dia juga mengambil baju dan barang-barang yang ada di rumah. Marino tak mau membawa mobil dan semua fasilitas yang Alex berikan.
"Kak, kamu mau kemana?" tanya Bara.
"Aku tak bisa lagi tinggal dengan para penghianat, Bara. Kamu jaga Jesica baik-baik. Jangan sampai dia jadi korbannya papa!" kata Marino lalu meninggalkan rumah.
Liana merasa sedih Marino pergi. Dia yang menjaga Marino sejak kecil.
Amelia hanya menatap kepergian Marino, dia kasihan melihat Marino pergi. Namun, dia harus tetap di sini dan meminta pertanggung jawaban Alex.
***
Bara dan Jesica di buat kesal oleh Maura. Setiap Bara di rumah Maura selalu berusaha untuk mendekati Bara.
"Bara, aku buat susu. Kamu mau gak?" tanya Maura.
"Maaf aku gak doyan susu, apalagi susu buatan kamu," jawab Bara. "Oh ya, aku tahu kamu pasti sengaja dekatin papa kan," kata Bara.
"Bara kenapa sih kamu suudhon banget sama aku. Aku tuh lagi berduka, beruntung Om Alex mau bantu aku. Kamu kan tahu sendiri, aku di sini sendiri gak punya saudara," kata Maura.
"Terserah, aku gak peduli," ucap Bara meninggalkan Maura sendiri.
Maura kesal karena Bara terus bersikap cuek padanya. Namun, dia tak mau putus asa, dia alan tetap mendekati Bara.
"Maura... Maura...sudah jelas Mas Bara gak mau sama kamu. Kenapa sih kamu jadi orang muka tembok banget? Udah gitu gak tahu malu banget," kata Jesica.
"Jesica, kamu jangan bangga ya. Aku akan dapatkan Bara kembali. Setelah itu aku yakin kamu akan nangis bombai," bantah Maura.
"Kita lihat saja nanti. Siapa yang akan nangis bombai. Aku atu justru kamu sendiri," sungut Jesica.
Jesica tak akan tinggal diam karena dia tak mau rumah tangganya hancur karena pelakor. Apalagi pelakornya mantan kekasih Bara sendiri.
"Jesica, lihat saja nanti pembalasanku!" batin Maura.
Sementara Bara hanya mendengarkan dari balik pintu kamarnya atas pertengkaran Jesica dan Maura.
"Om Alex...Om Jesica jahat banget. Dia bilang aku numpang hidup di sini. Aku mau pulang saja, Om," adu Maura saat Alex datang.
"Jesica, biarkan Maura tinggal di sini. Kasihan dia kalau tinggal sendirian," kata Alex.
Maura kesal dia kira Alex akan memarahi Jesica. Nyatanya Jesica hanya ditegur saja.
"Apa papa bisa jamin kalau wanita ini tidak akan menggoda suami saya?" tanya Jesica.
"Jesica, kamu jangan terlalu parno. Kalau emang mereka ada hubungan berarti mereka masih saling cinta," jawab Alex.
Jawaban yang membuat Jesica geram. Namun, dia memilih diam dan meninggalkan mereka berdua.
"Om, makasihh udah bela aku," kata Maura.
"Itu semua tidak gratis. Nanti malam temani aku," bisik Alex ditelinga Maura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
💝F&N💝
maaf, thor!😊🙏 sejauh ini aku gak bisa beri komentar. tp aku menikmati cerita ini. good job👍👍👍👍👍👍
2023-06-09
0