Masa Lalu Mira

Darwin kembali dengan senyumannya yang mengembang melihat wanita ya itu baik di sana sedang menonton acara televisi.

''Apa yang kau lakukan, Mira?" tanya Darwin.

''Itu, acaranya bagus sekali,'' tunjuk Mira.

''Apa memangnya dibahas di sana?" Padahal Darwin sudah mengetahui acara apa di sana karena dia yang akan muncul untuk diwawancarai.

''Aku tidak tahu karena baru menontonnya tuan.'' Darwin langsung terlihat marah karena Mira masih menyebutnya dengan kata tuan.

Menyadari apa yang telah dia katakan, Mira langsung meralat.

''Maaf, aku belum terbiasa memanggil namamu,'' lirihnya.

''Coba panggil namaku sekarang!" Mira terbelalak padahal dia sangat kesulitan untuk sementara ini dan ada ketakutan yang masih menyelimuti ya.

''Aku belum bisa tuan.'' Darwin semakin kesal.

''Apa sesulit itu mengucapkan namaku?" Mira merasa bersalah dalam menunduk tidak berani menatap wajah Darwin.

''Ayolah Mira,'' minta Darwin.

''Darwin,'' ucap ya nyaris tidak terdengar.

Darwin begitu senang sekali langsung membawa Mira masuk ke dalam pelukan hangat ya.

''Terima kasih Mira,'' bisik ya.

Mira semakin gugup padahal dia tadi ketakutan kalau pria ini benar-benar membuatnya kesal ataupun marah.

''Darwin, acaranya akan dimulai,'' alih Mira.

''Baiklah mari kita tonton acara ya.'' Darwin langsung duduk di samping Mira mereka begitu dekat hingga membuat suhu dalam ruangan itu panas padahal ruangan dingin.

Mira merasa tidak nyaman namun karena Darwin yang melakukannya dia terpaksa.

''Acara apa ini?" gumam Mira.

Ternyata pembawa acara televisi menayangkan Darwin sebagai pemuda yang benar-benar sukses berkiprah di dunia bisnis.

Mira melongo tidak percaya ternyata pria itu terkenal sampai diundang di acara televisi.

''Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Darwin berpura-pura padahal hatinya senang karena Mira menyukai acara ya.

''Tidak apa-apa,'' jawabnya dan langsung mengalihkan pandangannya ke televisi.

''Tadi siang aku diwawancarai mereka, sebenarnya aku malas karena pemuda-pemuda di luar sana kan males belajar. Aku tidak setuju kalau dilakukan wawancara seperti ini,'' ucap Darwin.

''Kan ini motivasi darimu langsung dan membuat mereka terinspirasi.'' Darwin tidak setuju yang dikatakan Mira.

''Karena ketika aku meraih ini semuanya sama sekali aku tidak pernah bertanya ke terhadap seseorang. Bukan sombong namun sedikit pun tidak ada bantuan orang-orang terhadap diriku.'' Mira tidak percaya apa yang dikatakan Darwin tapi dia takjub.

''Kau sepertinya sudah lelah bagaimana kalau kita tidur!" Mira mengangguk karena dia juga tidak mau membahas mengenai kehidupan pria ini.

Mira dibantu Darwin naik atas tempat tidur padahal dia bisa sendirian namun pria itu begitu posesif.

''Boleh aku bertanya sesuatu kepadamu, Mira?" tanya Darwin setelah mereka berdua sudah berada di atas tempat tidur yang ukurannya besar.

''Apa itu Darwin?" tanya Mira halus

''Kenapa kau takut kepadaku?" Mira langsung menunduk kehidupan pribadinya begitu rumit dahulu.

''Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi mengenai itu Darwin, aku sudah melupakan ya,'' lirih ya.

''Tentangmu bolehkah kau ceritakan?" Mira melihat keseriusan di wajah Darwin pria ini benar-benar sudah baik kepada ya.

''Aku wanita sebatang kara, usiaku dua puluh tahun baru tahu ternyata ayahku sudah memiliki keluarga baru. Mereka memiliki satu seorang putri sebaya denganku. Setelah mengetahui itu ayah langsung berpulang dengan cepat, kami hidup bertiga dengan baik selama beberapa tahun tapi tidak tahu kenapa mereka berubah kepadaku.'' Mira menangis menceritakan itu perasaan yang sesak hanya sebentar dia mengetahui wajah ayah ya kala itu.

''Lalu?" tanya Darwin.

''Saudaraku diam-diam membawaku ke sini sudah menyuruhku bekerja. Sekolah yang dijanjikan mereka sama sekali tidak ada. Aku terluntang-lanting di jalanan karena mereka tidak memperbolehkan aku masuk ke rumah.'' Darwin marah mendengar cerita Mira.

''Apa yang terjadi selanjutnya?" Mira semakin tidak kuat untuk menceritakan selanjutnya tiba-tiba kepalanya pusing.

''Aku mau istirahat sebentar Darwin.'' Pria itu panik langsung membawa Mira tidur.

''Tenanglah, mulai sekarang kau sudah aman bersamaku Mira,'' bisik Darwin.

Mira sama sekali tidak mendengar ucapan pria itu karena sudah hanyut dalam tidurnya setelah menceritakan kehidupannya.

Darwin masih penasaran dengan cerita selanjutnya mengenai kehidupan Mira dahulu sebelum bertemu dengannya.

''Saudara tiri Mira aku harus memberinya pelajaran,''gumam Darwin.

Keesokan harinya Mira bangun lebih awal diah memilih pergi ke taman rumah sakit untuk menenangkan diri.

Perubahan yang telah ditunjukkan Darwin membuatnya semakin ketakutan. Pria itu kapan saja bisa berubah walaupun dia sudah mengandung saat ini.

''Nak, apa yang harus mami lakukan sekarang?" tanya Mira halus.

Darwin tiba-tiba bangun terkejut tidak melihat Mira ada di dalam kamar itu.

''Mira, di mana kau?" tanyanya begitu panik.

Darwin mencari seluruh rumah sakit bahkan suara teriakan yang mengganggu seluruh pengunjungnya.

''Mira, di mana kau?" Bahkan dokter sekalipun tidak bisa mencegah Darwin karena rumah sakit ini adalah miliknya sendiri.

''Tuan, kami melihat wanita yang bersama dengan anda kemarin malam berada di taman,'' ucap dokter yang masih terlihat muda.

''Kau pikir siapa wanita itu, dia istriku,'' sentak ya.

Dokter itu terkejut bahkan Darwin sampai mendorongnya hampir saja dia jatuh.

Darwin langsung bergegas lari ke taman untuk melindungi Mira dari orang-orang yang ingin membuatnya kembali terluka.

''Mira?" panggilnya karena melihat Mira berusaha untuk berdiri.

''Darwin, kenapa kau disini?" tanya ya tidak bersalah.

Darwin tidak menjawab justru membawa Mira masuk ke dalam pelukan ya.

''Apa yang kau lakukan disini? Kenapa meninggalkan kamar tanpa sepengetahuanku? Bagaimana nanti kalau terjadi sesuatu kepadamu?" Sederet pertanyaan itu membuat Mira tertegun.

''Apa aku tidak salah dengar?" batin ya.

Darwin melepaskan pelukannya melihat Mira dari atas sampai ke bawah karena tidak mau sesuatu terjadi terhadap wanita itu.

''Kau tidak apa-apa kan?" tanya Darwin.

''Aku baik,'' jawabnya gugup.

''Ayo, sekretaris ku sudah membawa makanan untukmu. Kau tidak boleh lapar terlebih lagi ada baby disini.'' Darwin mengusap perut itu sampai Mira merasa geli.

''Darwin, orang-orang melihat kita,'' lirihnya.

''Aku tidak peduli karena di sini ada anakku,'' ucapnya.

Mira kepanasan dia langsung bergegas mengajak Darwin kembali masuk ke dalam karena mereka berdua sudah menjadi bahan pertontonan.

Mira mendapatkan perlakuan khusus dari Darwin sampai pria itu posesifnya sangat berlebihan.

''Jalan pelan-pelan nanti jatuh,'' ucap Darwin.

''Ya Allah, jalan aja rata bagaimana mungkin aku bisa jatuh?" batin Mira.

Sampai mereka dalam kamar Mira masih mendapatkan petuah dari Darwin.

''Hati-hati jangan sampai terbentur.'' Mira semakin gondok padahal dia benar-benar ingin melakukan ini semuanya sendirian.

''Ya,'' angguk ya pelan.

''Ayo makan, makanan ini baik untukmu dan juga baby,'' tambah Darwin.

''Kau tidak makan, Darwin?" tanya Mira karena dari tadi hanya dia yang makan bahkan kemarin malam juga.

''Aku bisa menahan lapar tapi melihatmu kelaparan bersama dengan anak kita aku tidak menyukainya.'' Mira semakin terharu mendengar ucapan Darwin.

Dia merasa yakin kalau pria di hadapannya ini benar-benar baik sebenarnya.

''Makanlah sedikit setidaknya mengganjal perut mu,'' ucap Mira.

''Tidak apa-apa aku merebut makanan kalian dua?" tanya Darwin.

''Makanan ini kan milikmu.'' Darwin baru menyadari dia bodoh sementara ini.

Walaupun terlihat bodoh di hadapan Mira, Darwin tidak peduli karena dia saat ini hanya berpikir bagaimana caranya untuk membuat Mira dan calon buah hatinya bahagia.

''Hari ini kita kembali pulang ke rumah,'' ucap Darwin sambil memasukkan nasi ke dalam mulut ya.

Mira menjadi teringat kelakuan Darwin kepadanya di rumah itu membuatnya trauma.

Sendok itu tiba-tiba berhenti dan Mira tidak selera lagi untuk menghabiskan nasi yang memiliki gizi dan vitamin yang tinggi.

''Kenapa tidak dihabiskan?" tanya Darwin belum menyadari perubahan Mira.

''Aku sudah kenyang,'' jawabnya pelan.

''Makanlah sedikit lagi setidaknya untuk baby,'' rayu Darwin.

''Aku sudah kenyang jangan dipaksa Darwin!" Mira tiba-tiba sentak Darwin.

''Kau?" Darwin menggantungkan ucapan ya sambil melihat wajah Mira yang ketakutan.

''Maaf, aku tidak sengaja,'' ucap Mira gugup.

''Tidak apa-apa, kalau begitu aku akan membersihkan makanan ini.'' Darwin dengan cepat membersihkan sisa makanan lalu keluar dari tempat itu.

''Oh astaga Mira, apa yang kau lakukan tadi?" ucapnya merasa bersalah sudah membuat perasaan pria itu sakit.

Mira bingung apa yang akan dia katakan nanti kepada Darwin mengenai tadi. Sementara pria itu di luar duduk termenung ternyata Mira masih belum memaafkan ya.

''Tuan, apa yang anda lakukan di sini?" tanya sekretarisnya tiba-tiba melihat majikan termenung sendirian di luar.

''Aku tadi bertanya kepada Mira hari ini kembali ke rumah tapi tiba-tiba dia marah kepadaku,'' ucapnya.

''Tuan, saya bukan mau ikut campur dengan rumah tangga anda tapi, masa lalu membuat siapapun akan trauma termasuk dengan Nona.'' Darwin menatap wajah sekretaris ya itu.

''Maksudmu apa?" tanyanya.

''Rumah yang sekarang Nona tempati memiliki kisah yang membuatnya trauma, kalau boleh Tuan membawanya ke tempat lain,'' usul ya.

Darwin baru sadar dia langsung mengangguk mengerti dan memberikan perintah kepada sekretaris ya.

''Lakukan apa yang kukatakan tadi!" perintah ya.

''Baik Tuan,'' jawabnya dengan cepat.

Darwin kembali masuk ke dalam dia melihat Mira sudah lebih baik dari pada sebelumnya.

''Apa yang kau lakukan?" tanya Darwin tidak suka melihat Mira membereskan pakaian ya.

''Bukankah hari ini kita pulang? Aku akan menyusun pakaian ini?" Darwin langsung mengambil alih dia dudukan Mira disamping tempat tidur.

''Jangan memegang pekerjaan apapun ingat saat ini kau sudah mengandung.'' Mira terkejut padahal ini adalah pekerjaan yang ringan kenapa Darwin selalu menolak semua yang dia lakukan.

''Aku tidak apa-apa, setidaknya aku bergerak dari pada tidur membuat tubuhku sakit,'' balas Mira.

''Untuk saat ini sampai kau nanti melahirkan tidak boleh melakukan apa-apa.'' Mira akhirnya pasrah dia melakukan semua yang dikatakan Darwin.

Setelah semuanya beres dan dokter menyatakan Mira sudah bisa kembali akhirnya mereka pulang.

Mira menyadari kalau mereka salah jalan tidak ke rumah yang dulu.

''Apa kita tidak salah jalan, Darwin?" tanya Mira heran.

''Aku ada urusan penting di depan sana, kau ikut ya.'' Mira mengangguk mengerti lalu dia mengikuti semua yang dikatakan pria itu.

Terpopuler

Comments

Wayan Rianti

Wayan Rianti

sy lihat sll ada salah ketik di setiap kata nya..tdk terdapat huruf n

2023-09-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!