Darwin tidak memperdulikan dia saat ini lemah di hadapan Mira sampai menangis.
''Mira, aku minta maaf sudah memperlakukanmu buruk selama ini,'' ucap Darwin penuh dengan ketakutan.
''Tuan, anda membuat saya tidak bisa bernapas,'' ucapnya pelan.
Dengan cepat Darwin langsung melepaskan pelukannya lalu menatap wajah Mira.
''Apa yang kaurasakan sekarang?" tanya Darwin.
''Aku ingin sendiri tuan,'' lirihnya.
''Boleh kita bicara sebentar Mira?" Mira serius melihat manik mata Darwin.
''Ya,'' angguk Mira.
Darwin dengan pelan-pelan menggenggam mulai tangan Mira.
''Pertama aku minta maaf Mira, Sebenarnya aku bukan pria yang buruk seperti yang kau kenal. Kita berdua memiliki masa lalu yang cukup dalam,'' ucap Darwin pelan.
''Saya tidak mengerti apa yang anda katakan tuan,'' balas Mira.
''Aku hidup keras dahulu Mira, ayahku suka bermain dengan wanita membuat ibuku akhirnya mengakhiri hidupnya.'' Mira tergolonjak kaget mendengar ucapan Darwin.
''Tuan,'' lirihnya.
''Duniaku seketika runtuh ketika aku melihat ibuku sudah tidak berdaya. Dunia yang kujalani selama ini tidak baik bahkan tidak tahu berapa banyak wanita sudah ku sakti, termaksud dirimu.'' Darwin menatap manik mata Mira yang terlihat sendu.
''Tuan, aku-'' Darwin kembali memotong ucapan Mira.
''Mira, bolehkah kau menerima semua perlakuan ku selama ini?" Mira menjadi ketakutan.
''Saya tidak yakin dengan itu tuan, untuk sementara ini saya mau tenang,'' lirihnya.
''Baiklah! Aku mengerti Mira tapi tolong jaga baby ku di sini.'' Darwin mengusap perut Mira dia begitu senang sekali sebentar lagi ada suara tangisan bayi.
''Ya,'' angguk ya gugup.
Darwin berat hati meninggalkan Mira di sana sendirian namun dengan ini dia bisa tenang.
''Kenapa jadi seperti ini?" batin Mira sambil kebingungan melihat seisi ruangan itu yang berwarna putih.
Mira sangat jelas mendengar cerita Darwin tadi namun dia masih belum mempercayai pria itu.
''Nak, apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Mira sambil mengusap perutnya.
Mira melihat keluar jendela banyak kendaraan yang lewat bahkan selangit pun terlihat mendung. Perasaannya kalut memikirkan semuanya yang terjadi barusan.
Niat yang tidak menginginkan baby ada dalam kehidupannya justru terhambat karena mendengar ucapan Darwin.
Malam pun telah tiba pintu kembali terbuka, pria itu masuk membawa makanan yang lezat dan bergizi.
''Malam Mira,'' sapa Darwin.
''Malam,'' jawab Mira kikuk.
''Aku membawa makanan untukmu, makannya kasihan baby,'' ucapnya sambil menyentuh perut itu lagi.
''Ya,'' angguk Mira.
Darwin memperhatikan Mira makan dengan tenang bahkan wanita itu tidak berani menatap wajahnya.
''Enak?'' tanya Darwin pelan.
''Enak tuan,'' jawabnya halus.
''Boleh jangan menyebut ku dengan nama tuan? Aku tidak menyukai kata itu terdengar aneh,'' pintanya.
''Lalu, aku harus memanggilmu dengan apa?" Darwin tersenyum ternyata Mira pelan-pelan mulai membuka perasaannya dan tidak takut lagi.
''Darwin, panggil aja namaku.'' Mira mengangguk mengerti walaupun dia masih belum yakin mampu mengikuti keinginan pria itu.
''Baik,'' ucapnya.
Ketika Mira sudah selesai makan malam Darwin begitu telaten membersihkan semua sisa makanan ya.
''Ada sesuatu yang kau inginkan? Sekretaris ku mumpung lagi di sini?" tanya Darwin.
''Tidak ada,'' jawabnya.
''Baiklah. Sebentar aku membuang ini keluar.'' Darwin mengusap perut itu sebelum meninggalkan ruangan tersebut padahal, dia hanya sebentar tapi tangannya selalu menempel ke sana.
''Kenapa dia sangat suka menyentuh perutku ya?" batin ya sambil memperhatikan kepergian pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments