BENIH CEO AROGAN
Mira terbelalak melihat keadaannya yang polos bersama dengan seorang pria asing sebuah ruangan yang belum pernah ia lihat.
''Apa yang terjadi denganku? Kenapa aku bisa berada di tempat seperti ini?" batin ya sambil memperhatikan sekelilingnya.
Sebuah tangan kekar setelah memeluknya dari belakang Mira semakin terkejut karena tidak pernah masih bersentuhan dengan seorang pria.
''Sayang, kenapa cepat sekali bangun?" gumam pria itu namun tidak membuka kedua bola matanya.
''Dia menyebut ku sayang?'' Mira bergetar hebat karena baru menyadari dia saat ini sudah tidak suci lagi.
Tubuhnya sakit bergerak sedikit sudah membuatnya meringis kesakitan.
''Pria ini kah yang melakukannya semalam?" batin Mira.
Air matanya tiba-tiba keluar karena apa telah di jaganya selama ini akhirnya hilang hanya dalam satu malam.
Dia telah tidak bisa menjaga amanat kedua orang tua ya dahulu agar menjaga kesuciannya.
''Maafkan Mira, ayah, ibu,'' ucapnya pelan.
Pria itu terusik mendengar suara Mira secara perlahan mulai membuka kedua bola mata ya.
Hal pertama yang dia lihat adalah kulit halus Mira begitu banyak mahakarya yang dia ciptakan semalam di sana.
''Kenapa kamu nangis sayang?" tanya pria itu sambil memegang pundak Mira dari belakang.
Mira tersentak kaget langsung menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang terekspos.
''Siapa kau? Kenapa melakukan ini kepadaku?" tanya Mira bertubi-tubi sambil turun dari tempat tidur walaupun tubuhnya masih sakit.
''Aku? Kau tidak mengenalku? Kita berdua semalam sama-sama melakukan hubungan yang begitu nikmat.'' Mira memejamkan kedua bola matanya sudah tidak sanggup mendengar semua yang dikatakan pria itu.
''Jangan berbohong Tuan. Saya semalam bertemu dengan teman restoran,'' ucap Mira berusaha tetap tenang walaupun perasaannya sudah sakit.
''Teman? Kau tidak ingat kalau temanmu itu adalah aku?" Mira merasakan oksigen dalam tubuhnya habis bagaimana bisa dia bersama dengan pria seperti ini.
''Tidak! Kau pasti salah temanku dari luar negeri dan dia adalah teman baikku selama ini,'' ujar Mira.
''Tenanglah! Aku bisa menjelaskan semuanya tapi lebih baik kau duduk dulu!" tambahnya sambil meraih pakaiannya yang berserakan di lantai.
''Jangan mendekat Tuan, anda bisa ku laporkan karena sudah melakukan ini kepadaku tanpa persetujuan,'' ancam Mira.
''Melaporkan ku? Jangan melaporkan orang yang tidak bersalah karena kau yang menyetujui hal ini.'' Mira menaikkan alisnya tidak mengerti apa yang dikatakan pria ini.
''Maksud anda?" tanya Mira takut.
''Sebentar!'' Pria itu mengambil sesuatu dalam laci nakas.
Mira menerimanya lalu membaca pelan-pelan namun tiba-tiba air matanya menetes membasahi kertas hitam putih itu.
''Tidak mungkin!'' pekiknya.
''Sudah jelaskan kalau kau saat ini adalah menjadi wanita aku atas dasar persetujuan mu sendiri,'' tambah pria itu lalu mendekati Mira.
''Aku tidak melakukan ini anda salah Tuan,'' balas Mira sambil mundur beberapa langkah ke belakang karena tidak mau disentuh oleh pria yang tidak dikenalnya.
''Ayolah! Kau jangan membuatku menjadi pria yang buruk Mira. Kita berdua sudah melewati malem panjang kenapa masih menolak ku?" rayu pria itu dan langsung menangkap tangan Mira.
''Tuan, aku mohon jangan lakukan ini kepadaku!" teriaknya begitu kencang.
''Diam! Dari tadi aku bicara lembut tapi kau selalu banyak bertanya dan menjawab. Sekarang ikut aku karena harus melakukan tugas penting agar kelakuanmu diperbaiki.'' Mira geleng-geleng kepala tidak mau apalagi yang dikatakan pria itu sungguh sangat menakutkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments