Gagah terkejut saat dia membelokkan mobilnya masuk ke halaman rumah orang tuanya, dia masih melihat tamu orang tuanya itu ternyata masih ada di sana.
Gagah memang sengaja pulang telat dan menghindari pertemuan dengan wanita yang ingin dikenalkan oleh Mamanya itu, karena dia memang tidak berminat dengan rencana Mamanya yang ingin menjodohkan dirinya dengan keponakan dari teman Mamanya.
Gagah mendengus kasar, ternyata dia terlalu cepat kembali, sehingga terpaksa harus bertemu juga dengan tamu sang Mama.
Gagah turun dari mobilnya dengan memasang wajah acuh seolah tidak bersalah karena sudah membuat keluarganya menunggu lama. Dia lalu berjalan menaiki anak tangga menuju teras rumahnya.
" Assalamualaikum ..." Gagah mengucap salam, namun pandangan matanya kini mengarah pada sosok wanita cantik di samping Mamanya. Seketika itu juga dia terkejut dengan kehadiran Airin di rumah orang tuanya itu.
" Waalaikumsalam ..." jawab semua orang yang ada di depan teras yang mengantar Tante Mira dan Airin yang berpamitan pulang.
" Kenapa kamu baru datang, Gagah!? Kami sudah menunggu dari tadi." Widya langsung mengomel karena dia tahu putranya itu sengaja pulang telat.
Gagah tak memperdulikan pertanyaan Mamanya. Tatapannya kini masih berpusat pada wanita cantik yang juga nampak kaget saat melihatnya.
" Kamu?" Tentu saja Gagah mengenali wanita di hadapannya saat ini, Pertemuannya dengan wanita yang dia kenal sebagai petugas bank itu tidak mungkin bisa dia lupakan begitu saja.
Sikap Gagah yang mengenal Airin tentu membuat semua orang di sana terkejut tak terkecuali Widya yang memang berencana mengenalkan Gagah pada Airin.
" Kamu sudah kenal Airin, Gah?" tanya Widya penasaran dengan sikap Gagah yang tidak juga memutus pandangan menatap Airin.
" Kamu karyawan Central Bank, kan?" tanya Gagah pada Airin.
" Benar, Pak. Saya bekerja di sana." Sama seperti Bagas, Airin juga tidak lupa akan sosok Gagah, apalagi saat bertemu dengan Gagah, pria itu terus saja memperhatikannya sama seperti saat ini.
" Oh, jadi kalian pernah bertemu sebelumnya?" Widya semakin bersemangat apalagi sikap yang ditunjukkan Gagah saat ini pada Airin jauh dari kata cuek.
" Iya, Tante. Kemarin itu Bapak ini berkunjung ke Central Bank bertemu dengan atasan saya." Airin menjelaskan pada Widya di mana dia dan Gagah bertemu.
" Kamu jangan panggil dia Bapak, Rin! Dia belum bapak-bapak, kawin saja belum ..." celetuk Tegar terkekeh.
" Sssttt ...!" Putri langsung mendekatkan telujuk pada bibirnya meminta suaminya jangan ikut bicara.
" Gah, jadi Airin ini yang ingin Mama kenalkan ke kamu. Airin, kenalkan ini ...."
" Gagah ..." Tanpa menunggu Widya selesai bicara, Gagah sudah mengulurkan tangannya ke arah Airin memperkenalkan diri.
" Saya Airin, Pak." Karena Gagah sudah mengulurkan tangannya terlebih dahulu, Airin pun menerima uluran tangan Gagah hingga kini mereka saling berjabat tangan.
Netra Gagah tetap menatap wajah cantik Airin. Mata indah wanita itu, kulit putih bersih, dan senyuman manis yang terkulum dari bibir Airin seolah menghipnotis Gagah saat ini.
" Pantas saja aku merasa familiar saat melihatnya, ternyata dia wanita di dalam foto yang ditunjukkan Mama," gumam Gagah menyadari penyebabnya seakan tertegun saat berjumpa langsung dengan Airin pertama kali dalam lift.
Gagah juga seketika teringat soal status Airin saat ini dan penyebab Airin mendapat status itu.
" Memangnya sehebat apa suaminya itu sampai berani berselingkuh dengan wanita lain, padahal istrinya secantik ini?" Tanpa sadar Gagah mengagumi sosok Airin, bahkan dia lupa jika saat ini tangannya masih belum melepaskan tangan Airin sejak berkenalan tadi.
Tingkah Gagah yang tidak juga melepas tangan Airin tentu saja mengundang perhatian keluarganya. Ayuning dan Putri bahkan saling pandang dan melempar senyuman mengetahui adik iparnya yang sok gengsi tapi ternyata terlihat terpikat pada Airin. Begitu juga dengan Widya dan Tante Mira yang hanya menggelengkan kepala seraya tersenyum mendapatkan respon positif dari Gagah.
" Gah, aku tahu dia memang cantik. Tapi, kalau kamu tertarik sama wanita, jangan terlalu norak. Mana sikap jaim kamu selama ini?" Sambil menepuk dan merangkul pundak Gagah, Tegar berbisik dengan kalimat menyindir pada adiknya itu.
Gagah menoleh ke arah Tegar, tak paham apa yang diucapkan oleh kakaknya itu.
" Apa tanganmu ada lem nya sampai tidak bisa melepaskan jabatan tangan kalian?" Tegar melirik tangan Gagah yang masih bertautan dengan tangan Airin.
" Oh, maaf ..." Gagah buru-buru melepas tangannya dari tangan Airin.
" Ppfftt ..." Ayuning dan Putri sama-sama menahan tawa dengan menutup mulutnya. Sementara wajah Airin seketika merona karena merasa malu.
" Jadi ini anak bungsu Mbak Widya?" tanya Tante Mira kepada Widya.
" Iya, Mir. Ini Gagah anak bungsuku yang masih bujangan." Widya menepuk lengan Gagah sambil tersenyum. " Gah, kenalkan ini Tantenya Airin, Tante Mira namanya." Widya mengenalkan Tante Mira pada Gagah.
" Oh, maaf, Tante. Saya Gagah ..." Gagah merasa perlu minta maaf karena merasa dia tidak dapat mengikuti acara malam malam yang diadakan keluarganya.
" Ya sudah, kalau begitu kami pamit dulu, Mbak. Takut Luna mencari Mamangnya." Tante Mira berpamitan kembali.
" Lain kali main ke sini lagi ya, Mir, Airin." sahut Widya. Dia tak masalah Airin berpamitan, yang terpenting Gagah sudah bertemu dengan Airin, dan sepertinya putranya itu tertarik pada Airin. Dengan begitu, dia lebih mudah untuk mengatur acara guna mendekatkan kembali anaknya dengan Airin.
" Insya Allah, Tante. Saya permisi dulu. Assalamualaikum ..." pamit Airin.
" Waalaikumsalam ...."
Setelah berpamitan, Airin dan Tante Mira langsung masuk ke dalam mobil yang dikendarai oleh Pak Diding hingga mobil itu keluar dan menghilang dari pandangan keluarga Prasetyo.
Gagah masih memandang kepergian mobil yang membawa Airin. Sementara Ayuning dan Putri sudah masuk ke dalam rumah, sedangkan Prasetyo dan Luna sudah lebih awal masuk sebelum Gagah datang.
" Makanya jangan pakai menghindar, menyesal, kan? Setelah melihat si Arin itu cantiknya seperti bidadari nyasar ke rumah keluarga Hadiningrat?" Tegar tertawa senang meledek adiknya.
" Sudah, sudah, ayo masuk!" Widya tak memperdulikan Gagah datang terlambat, karena misinya mengenalkan Gagah dan wanita pilihannya sudah berhasil , walaupun hanya bertemu sepintas tapi pertemuan Gagah dan Airin tidak mengecewakannya.
Sementara di dalam mobil yang membawa dirinya dan Tante Mira pulang, Airin merasakan jika Gagah seperti terpikat padanya. Bukan dia terlalu percaya diri, namun sikap Gagah yang tidak pernah lepas menatapnya, bahkan terus saja menggenggam tangannya membuat dirinya merasa takut.
Saat ini Airin berusaha menata hatinya yang hancur lebur karena perselingkuhan dan perceraiannya dengan Rey. Terlalu cepat jika dia membuka hati untuk pria lain, apalagi jika pria itu sedang dikejar waktu untuk segera menikah.
" Rin, Tante merasa anaknya Tante Widya itu tertarik sama kamu, lho!" Ternyata bukan Airin saja yang berpendapat seperti itu, bahkan Tante Mira pun punya pemikiran yang sama. Hal itu karena sikap Gagah terlihat jelas menampakkan ketertarikan kepada dirinya.
" Aku tidak tahu, Tante." Namun, Airin tidak ingin membahas tentang hal tersebut. Dia takut akan ada pertemuan-pertemuan selanjutnya yang akan direncanakan oleh Tantenya dan juga Mama dari Gagah untuk mendekatkan dirinya dengan Gagah, sementara dirinya masih ingin menyendiri guna menyembuhkan luka hatinya yang masih menganga lebar.
*
*
*
Bersambung ...
Happy Reading ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
gia nasgia
Nyesal kan plang telat 🤣😜
2024-12-11
0
Sa?
typo, Clarisa bukan sih
2023-10-23
0
Aidah Djafar
klo jodoh biar kmu mnghindar tetep aja nemplok rin 🤭🤗😀
2023-10-10
1