Sebelum ke kantor, Airin mengantar Feby terlebih dahulu ke sekolahnya. Dia tidak akan terlambat tiba di kantornya karena harus mengantar Feby. Namun, dia memang harus lebih awal berangkat dari rumah. Tapi, dia tidak pernah mengeluh karena Airin juga menumpang tinggal di rumah Om nya itu.
Pagi ini hujan yang membasahi kota Jakarta membuat beberapa jalan digenangi air terutama di bagian yang berlubang.
" Hati-hati di depan banyak lubang, Mbak!" Feby mengencangkan suaranya memberitahu karena kondisi air yang menggenang menutupi jalanan yang berlubang sering membahayakan para pengendara motor.
" Iya, By." sahut Airin mengurangi kecepatannya agar dia bisa mengimbangi motornya supaya tidak terjatuh ketika melewati jalan yang berlubang itu.
Sepuluh lima menit kemudian Airin sampai di sekolah Feby, lalu dia melanjutkan perjalanannya menuju arah kantornya. Dia pun harus kembali menggunakan jalan yang berlubang dan digenangi air tadi, karena hanya jalan itu yang paling dekat menuju kantornya.
Saat Airin melewati jalan yang digenangi air, tiba-tiba sebuah mobil melintas dengan kencang hingga membuat genangan air di jalan mengenai seragam yang dipakai oleh Airin.
" Astaghfirullahal adzim!" pekik Airin terkejut hingga menghentikan laju motor maticnya secara mendadak.
Tin tiiiinn ...
Suara klakson beberapa kendaraan di belakang Airin terdengar bersahutan karena Airin menghentikan laju motornya secara mendadak. Bahkan makian dari beberapa orang terdengar.karena tindakan spontan Airin yang memang sangat berbahaya, baik bagi Airin sendiri maupun bagi pengendara lainnya.
" Kalau mau berhenti minggir dulu, dong, Mbak! Tidak lihat banyak kendaraan di belakang?" maki salah seorang pengendaraan mobil.
" Berhenti itu di pinggir jalan, Mbak! Bukan di tengah jalan!" umpat satu pengendaraan lainnya.
" Maaf, Pak." Airin buru-buru minta maaf kepada pengendara-pengendara itu lalu melanjutkan mengendarai motornya. Untung saja saat ini dia memakai masker sehingga wajahnya tidak terlihat orang-orang. Airin hanya bisa mengeluh dalam hati karena aksi pengendara mobil yang telah membuat pakaiannya kotor dan dia dimaki oleh pengendaraan lainnya
Sementara orang yang berada di dalam mobil yang mobilnya tadi mengotori Airin hanya menoleh ke arah kaca spion ketika dia mendengar suara klakson yang berbunyi kencang berkali-kali.
Gagah, pria yang mengendarai mobil itu melihat seorang pengendara motor wanita yang berhenti di tengah jalan. Dia tidak tahu apa yang dilakukan pengendara motor itu. Pikirnya pengendara motor itu mengalami mogok di jalan, sehingga dia pun melanjutkan kembali perjalanannya, tanpa dia sadari justru dialah yang menyebabkan kegaduhan di jalanan itu.
***
" Seragamnya kenapa kotor gitu, Mbak?" tanya Tono, petugas parkir melihat blazer yang Airin gunakan terkena cipratan air yang bercampur dengan tanah sehingga berwarna coklat.
" Biasa, Pak. Bonus kalau habis hujan seperti ini," sahut Airin dengan senyuman di bibirnya.
" Memang kadang pengendara suka semaunya sendiri, padahal seharusnya kalau ada genangan air, laju mobilnya dikurangi biar tidak merugikan pengendara yang lain." Tono mengomentari peristiwa yang dialami oleh Airin.
" Siapa tahu ini kode akan kecipratan rezeki, Pak." Airin menanggapi dengan berseloroh. Dia merupakan karyawan yang sangat ramah dan mudah berinteraksi dengan siapa saja tanpa memandang pekerjaan orang itu. " Saya masuk duluan, Pak." Airin kemudian bergegas ke dalam kantor.
Airin mengisi absensi terlebih dahulu sebelum dia berlari ke arah toilet untuk membersihkan blazernya yang terkena cipratan air kotor. Airin memang tidak memakai jas hujan saat berangkat, karena saat berangkat tadi, hujan sudah reda.
" Kenapa, Rin?" tanya Fani melihat Airin membersihkan noda di blazer yang dia kenakan dengan tissue yang sudah dia basahi dengan air.
" Kena cipratan mobil, Fan." sahut Airin.
Fani menarik beberapa tissue yang ada di dekat wastafel, kemudian membasahinya dan dia ikut membantu membersihkan noda di rok Airin.
" Paling kesal kalau menghadapi pengendara yang kayak gini, nih!" gerutu Fani mengumpat pelaku yang mengotori pakaian Airin.
" Iya, Fan. Mana aku tidak bisa menegur orang itu, yang ada aku yang kena semprot pengendara lain karena aku berhenti mendadak karena kaget. Masih Alhamdulillah aku tidak sampai ditabrak mobil dan motor di belakang," keluh Airin menceritakan apa yang terjadi dengannya tadi.
" Wah, apes banget kamu, Rin." ucap Fani.
" Tidak apes-apes juga, sih, Fan. Setidaknya aku masih selamat. Coba kalau pengendara di belakang aku tadi ngebut dan nabrak aku yang berhenti mendadak? Itu lebih bahaya, kan?" Airin masih bersyukur masih diberikan keselamatan.
" Benar juga, Rin. Ya sudah, doain saja orang yang bikin blazer kamu kotor ini kena apesnya." Fani mengumpat si pengendara mobil.
" Jangan gitu, Fan! Jangan mendoakan buruk orang lain! Siapa tahu dia memang sedang terburu-buru," tegur Airin melarang Fani mendoakan tidak baik orang itu.
" Kamu ini memang baik banget jadi orang, Rin. Beruntung banget Mas Rey dapetin kamu, Rin." Fani merangkulkan tangannya di pundak Airin.
Kata-kata Fani membuat hati Airin tercubit Benarkah mantan suaminya itu merasa beruntung? Nyatanya dia justru dikhianati dengan perselingkuhan Rey terhadapnya.
" Sudah, yuk! Kita keluar ..." Fani lalu mengajak Airin keluar dari toilet menuju meja kerja mereka karena waktu bekerja sebentar lagi dimulai. Dan beberapa nasabah sudah ada yang duduk mengantri menunggu jam kerja dimulai.
Lima menit kemudian ...
" Nomer antrian B satu di customer service satu ..." Suara mesin operator memanggil nasabah yang mengantri di kursi tunggu.
Airin berdiri dan menyambut seorang wanita yang menghampirinya bersama seorang bocah kecil seusia Luna.
" Selamat pagi, Bu. silahkan ..." Airin menjabat tangan wanita itu untuk mempersilahkan nasabahnya duduk di kursi di depan mejanya.
" Saya dengan Airin, ada yang bisa kami bantu, Bu?" tanya Airin kemudian mengambil nomer antrian yang diberikan oleh nasabah tadi.
" Saya ingin ganti kartu ATM saya yang sudah expired, Mbak." Wanita itu menjelaskan tujuannya kepada Airin.
" Baik, Bu. Bisa saya pinjam kartu debit, KTP sama buku tahapannya?" tanya Airin.
" Saya lupa menyimpan buku tahanan saya, lho, Mbak! Soalnya sudah lama sekali tidak dipakai transaksi di kasir, biasanya cuma tarik tunai di ATM dan pakai internet banking," jelas nasabah itu.
" Oh, gitu ... bisa saya pinjam KTP dan kartu debitnya saja kalau begitu, Bu?" Airin kembali meminta kartu debit dan KTP nasabahnya.
" Sebentar, Mbak." Nasabah itu merogoh ke dalam tas branded yang dibawanya lalu menarik kartu ATM dan KTP kemudian diserahkan kepada Airin.
" Dengan Ibu Ayuning Sekarsari?" Airin membaca nama yang tercantum di kedua kartu di tangannya.
" Iya, benar, Mbak." ujar Ayuning.
" Saya proses dulu, ya, Bu." Airin mulai memproses penggantian kartu debit milik nasabahnya itu.
" Mama, Ica mau pelmen." Bocah cilik yang merupakan anak dari Ayuning dan Bagus menunjuk ke arah wadah permen di meja Airin.
" Ica, kok minta-minta gitu? Mama tidak pernah mengajarkan Ica, kan?" Ayuning menegur putrinya itu.
" Tidak apa-apa, Bu. Ini memang disediakan untuk nasabah." Airin menjelaskan agar Ayuning tidak memarahi bocah kecil itu.
" Adik mau permen, ya?" Airin lalu menyodorkan wadah permen itu kepada anak dari Ayuning.
" Makasih, Ateu ..." Tanpa menunggu persetujuan dari sang Mama, bocah itu mengambil permen yang ditawarkan Airin kepadanya.
" Sama-sama, Sayang." ujar Airin.
" Jangan banyak-banyak makan permennya, Ica!" Ayuning menegur anaknya kembali.
" Cuma satu, Ma." Bocah itu menunjukkan satu permen yang dia ambil.
" Adik namanya siapa?" Walau dia sedang memproses penggantian kartu debit milik Ayuning, namun dia mengajak bicara anak dari Ayuning.
" Ica, Ateu ..." jawab bocah itu.
" Namanya Clarissa, Tante." Ayuning mengingatkan anaknya agar selalu menyebut namanya bukan hanya nama kecilnya saja.
" Clarissa umur berapa sekarang?" tanya Airin kembali, dia berusaha bersikap humble terhadap nasabah walaupun yang dia ajak bicara hanya bocah kecil.
" Tiga, Ateu ..." Clarissa menunjuk jari telunjuk, tengah dan manis secara bersamaan menandakan jika usia bocah itu masih berumur tiga tahun, membuat Airin teringat akan Luna, putrinya hasil buah cinta dengan pria yang sudah mengkhiantinya.
*
*
*
Bersambung ...
Happy Reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
gia nasgia
wah ketemu calon kakak ipar 😊
2024-12-11
0
ciru
cakeep
2023-10-31
0
Kalsum
ketemu sm calon monakan😃😃😃
2023-09-24
1