Lutut Airin terasa lemas saat melihat pemandangan mengerikan menurutnya. Menonton secara live suaminya berselingkuh dengan wanita lain. Bahkan mereka berdua sedang melakukan hubungan yang tidak sepantasnya dilakukan orang yang tidak mempunyai ikatan pernikahan.
" Sayang, kenapa kamu di sini?" Rey memasukkan kemejanya ke dalam celana panjang dan menaikkan kembali celana panjangnya lalu menutup resletingnya dengan terburu-buru, kemudian berjalan mendekati Airin ingin merangkul istrinya itu.
Airin dengan cepat menepis tangan Rey yang akan merangkul pundaknya. Dengan dada yang terasa sesak dan hampir meledak, Airin menatap sang suami dengan kekecewaan yang teramat dalam.
" Tega kamu sama aku, Mas!?" Dengan nada bergetar, Airin seakan tak mempercayai suaminya benar-benar selingkuh darinya, sementara air mata terus bercucuran di pipinya.
" Sayang, kamu jangan salah paham. I-ini tidak seperti yang kamu perkirakan." Rey berusaha menyangkal, padahal perselingkuhannya nyata tertangkap mata oleh Airin.
" Dia siapa, Honey? Istri kamu?" Tanpa merasa bersalah ataupun malu, Joice, wanita yang menjadi selingkuhan Rey bertanya dengan santai seraya mengancingkan kembali pakainnya yang tadi terbuka di bagian dadanya.
" Rin, gimana?" Liliana tiba-tiba masuk diikuti oleh Ambar di belakangnya, membuat Rey kembali tercengang karena kemunculan sahabat-sahabat istrinya itu. Dia tidak pernah terpikirkan kalau akan dilab rak oleh istri dan teman istrinya saat ini.
" Oh, jadi ini selingkuh kamu!? Aku tidak menyangka kamu tega mengkhianati Airin, Rey! Dasar laki-laki breng sek!" Liliana langsung mengayunkan sling bag nya ke arah Rey berkali-kali memu kuli tubuh Rey.
" Otakmu itu ditaruh di mana sih, Rey!? Mengkhianati Airin demi pe rek kayak dia!?" Ambar ikut terbawa emosi bahkan mengatakan jika Joice sebagai wanita ja lang.
" Eh, kalau bicara yang sopan, Mbak! Kalau masuk ke ruangan orang pakai ketuk pintu dulu, jangana main selonong boy saja!" Tak terima dihina, Joice justru mengatakan jika Airin dan teman-temannya tidak sopan karena masuk tanpa ijin ke room yang dipesan oleh Rey.
" Kami tidak sopan? Lalu kamu pikir kamu sendiri apa?? Menggoda suami orang! Kamu pikir yang kamu lakukan itu tidak memalukan!? Tidak hina!?" Mendengar Joice mengatakan dirinya dan kedua temannya tidak sopan, Liliana semakin emosi terhadap Joice.
" Sayang, sebaiknya kita pulang! Kita bicarakan ini di rumah." Melihat kondisi saat ini tidak kondusif, Rey mengajak Airin pulang ke rumah untuk membicarakan hal itu di rumah.
" Airin tidak akan pulang denganmu! Airin datang bersama kami, dia juga akan pulang bersama kami!" Liliana melarang Rey yang akan mengajak Airin pulang.
" Sebaiknya kalian berdua jangan ikut campur masalah rumah tangga kami!" Rey merasa kesal karena kedua teman Airin dia duga yang mempengaruhi Airin.
" Heh, enak sekali kamu bilang, Rey! Kau itu sudah mengkhianati Airin! Kau ini sudah menyakiti Airin! Kamu pikir kami akan diam saja kamu seenaknya menyakiti Airin!?" geram Ambar merespon ucapan Rey.
" Sayang, kamu pulang sama aku, ya? Aku tahu kalau kamu saat ini merasa marah. Tolong maafkan aku." Rey memeluk tubuh Airin, berharap istrinya itu akan luluh dengan rayuannya, seperti biasa ketika Airin merajuk, wanita itu akan cepat luluh dengan kata-kata manisnya.
" Jangan sentuh-sentuh, Airin!" Liliana menarik tubuh Airin, menjauhkan Airin dari tangan Rey.
" Habiskan saja waktumu untuk wanita ja lang itu!" Sembur Liliana kesal.
" Maaf, ada apa ribut-ribut?" Manager karaoke di sana tiba-tiba masuk ke dalam room Edelweis. Rupanya pegawai yang tadi mengantar Liliana ke room yang dipesan Liliana langsung melapor ke manager karaoke, saat mengetahui Liliana tidak menuju ruang yang dipesan, melainkan masuk dan melab rak tamu yang ada di room itu.
" Bapak manager di sini?" tanya Ambar menyahuti pertanyaan pria itu.
" Benar, Mbak. Saya Lucky, manager di karaoke ini," sahut Lucky.
" Apa Bapak tahu karaoke ini dijadikan tempat me sum dan perselingkuhan?" Ambar menegaskan jika tempat karaoke orang bernama Lucky itu dijadikan tempat transaksi pemuas naf su para pria hidung belang seperti Rey.
" Maaf, maksud Mbak ini apa?" Lucky bukannya tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Ambar, namun sebagai manajer di sana dia berusaha membela pegawainya. Lucky juga tahu jika Rey, pelanggan karaoke itu mempunyai hubungan istimewa dengan Joice.
" Karyawan Bapak ini jadi pelakor dalam rumah tangga sahabat saya. Seharusnya Bapak menegur, dong! Jangan membiarkan dia merusak rumah tangga orang lain!" Tegur Liliana menyalahkan Lucky yang tidak menegur anak buahnya.
" Maaf, Mbak. Itu masalah pribadi rumah tangga Pak Rey dan Mbak ini. Sebaiknya diselesaikan di rumah. Saya hanya ingin menjaga rasa nyaman ke karaoke ini agar tidak mengganggu pengunjung yang lain karena adanya keributan." Lucky menjelaskan jika dia tidak ingin terlalu ikut campur urusan rumah tangga Rey dan Airin.
" Eh, Pak. Namanya orang salah itu wajib ditegur, bukan dilindungi! Atau karaoke ini memang membuka praktek prosti tusi terselubung?" Tuding Liliana yang makin geram dengan sikap Manager karaoke yang seolah tidak perduli apa yang dilakukan oleh anak buahnya.
" Maaf, Mbak. Jika memang anak buah saya salah, sebaiknya dibicarakan secara baik-baik, jangan bikin keributan seperti ini." Lucky kembali mencoba meredam kemarahan Liliana agar tidak terus terpancing emosi. Apalagi suara Liliana terdengar sangat kencang.
" Dibicarakan baik-baik!? Otak Bapak itu ditaruh di mana, sih!? Mereka itu terciduk sedang melakukan hubungan suami istri di ruangan ini, gimana mau bicara baik-baik? Bapak punya saudara wanita tidak? Kalau bapak punya saudara wanita terus suaminya ketahuan selingkuh sampai melakukan hubungan badan dengan pela cur kayak dia!" Tangan Liliana kini menunjuk ke arah wajah Joice yang menatapnya tajam dengan kebencian. " Memangnya Bapak bisa bicara dengan tenang dan baik-baik!?"
" Sebaiknya Mbak-Mbak pulang saja, kehadiran Mbak di sini sangat mengganggu pengunjung yang lain. Sebaiknya teman Mbak bicara empat mata dengan Pak Rey." Lucky merasa jika ucapan-ucapan Liliana sangat tidak sopan dan kasar, juga menyinggungnya, sehingga dia mengambil tindakan mengusir Liliana, Ambar juga Airin yang masih menangis.
" Dasar manager sin ting!" Amuk Lilinana lalu menarik tangan Airin.
" Kita pergi saja dari sini! Saya sumpahin karaoke ini cepat bangkrut karena menjadi tempat mak siat! Tunggu saja azab dari Allah!" Liliana bahkan mengu tuk agar karaoke itu cepat gulung tikar karena dijadikan tempat berzi na.
" Airin akan pulang dengan aku." Rey menahan Liliana yang akan membawa Airin pergi dari karaoke itu.
" Kau tidak usah sok merasa perduli pada Airin, Rey! Urus saja pela curmu itu!" Liliana merangkulkan tangannya di pundak Airin lalu bersama Ambar melangkah meninggalkan karaoke.
Dengan air mata berurai di pipinya, Airin berjalan menjauh dan menolehkan wajah menatap penuh rasa kecewa pada pria yang selama ini dia cintai.
*
*
*
Bersambung ...
Happy Reading ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Nurjannah Rajja
Pasti kata kata itu yg keluar jika sudah ketahuan. Wkwkwkwk. Kata kata sejuta umat peselingkuh.
2024-12-30
0
gia nasgia
Next
2024-12-10
0
Naraa 🌻
harusnya di videoiin buat bukti sama di live, biar si Rey hancur sekalian
2024-02-19
1