Sanggup Memikat Hati

Airin terkejut saat tiba-tiba merasakan tangan mungil menutup matanya. Airin tersenyum. Dia tahu siapa yang melakukan hal itu padanya.

" Siapa ini, ya? Tangan siapa ini yang tutup mata Mama?" Airin menggelitik tangan Luna yang sengaja menutupi matanya, hingga bocah cilik itu tergelak menahan geli.

" Iiihhh, Mama culang ...!" protes Luna merasa Airin sudah mencurangi karena sudah menggelitiknya.

" Aduh, ampun ... Mama minta maaf, Sayang." Airin meraih tubuh mungil Luna lalu memeluk dan menghujaninya dengan kecupan bertubi-tubi di pipi bocah itu.

" Hahaha ... ampun, Mama." Kali ini giliran Luna yang minta ampun karena Airin merasa gemas dengan tingkahnya sehingga Mamanya itu menyerangnya dengan ciuman-ciuman.

" Bobo, yuk!?" Airin lalu mengangkat tubuh Luna dengan kedua lengannya dan berjalan melangkah ke arah kamar mereka.

" Ayo pipis dulu biar tidak ngompol, dan sikap gigi juga." Sesampainya di kamar, Airin menyuruh Luna untuk buang air kecil terlebih dahulu biar putrinya itu tidak mengompol juga membersihkan giginya. Airin selalu mengajarkan hal-hal positif kepada Luna agar Luna terbiasa hidup disiplin sejak dini.

" Iya, Ma." sahut Luna menuruti apa yang diperintahkan oleh sang Mama. Setelah selesai melakukan apa yang diperintah oleh sang Mama, dia merebahkan tubuhnya di peraduan di samping Mamanya dengan posisi membelakangi Airin, karena Mamanya itu bertugas mengusap punggungnya. Biasanya, hal itu yang selalu membuat dirinya cepat tidur.

" Baca doa dulu sebelum tidur, Sayang." Airin mengingatkan Luna untuk tidak lupa berdoa.

" Iya, Ma." Kedua tangan mungil Luna menengadah memanjatkan doa sebelum tidur lalu mengusap ke wajah, diakhiri dengan berucap, " Aamiin ...."

" Sekarang Luna bobo ..." Dengan membacakan sholawat, Airin mengusap punggung Luna agar anaknya itu cepat tertidur.

" Ma, kok' Luna bobo di lumah Kakek telus? Luna cama Mama ndak pulang-pulang ke lumah Papa?"

Airin menghentikan membacakan sholawat saat mendengar pertanyaan Luna.

" Karena kita sudah pindah ke sini, Sayang." Entah sudah berapa kali putrinya itu menanyakan kenapa mereka tidak pernah pulang ke rumah mereka dulu.

" Pindah itu apa, Ma?" tanya Luna tidak mengerti maksud ucapan sang Mama.

" Pindah itu, kita tidak pulang ke rumah Papa lagi. Mama sama Luna akan tinggal di rumah Kakek Fajar terus, sampai nanti Mama punya uang, kita beli rumah baru." Airin menjelaskan agar anaknya itu mengerti.

" Memang kenapa Luna ndak pulang ke lumah Papa, Ma? Lumah Papa 'kan besal. Luna punya kamal sendili." Luna masih ingin tahu kenapa mereka sampai tidak kembali ke rumah Papanya.

" Karena Papa juga sudah tidak tinggal di sana, Sayang. Papa sekarang kerjanya jauh, jadi tidak pulang ke rumah itu lagi." Airin bingung harus menjelaskan jika putrinya itu selalu menanyakan tentang Papanya.

" Sekarang Luna bobo, sudah malam." Airin mengecup kening dan pipi Luna, agar anaknya itu tidak terus bertanya-tanya lagi.

" Ma, Luna kangen Papa ..." keluhan Luna sungguh menya yat hati Airin. Dia harus menahan meneteskan air mata setiap kali mengingat penyebab perpisahan dirinya dengan Rey.

Airin menghela nafas yang terasa sesak. Tidak pernah terbayangkan jika biduk rumah tangganya bersama pria yang sangat dicintainya akan berakhir secepat ini. Tidak disangka juga jika pria yang selama ini memperlakukannya bak seorang ratu dalam rumah tangga mereka ternyata hanya untuk menyamarkan perselingkuhan Rey dengan kekasih gelapnya yang sudah terjalin dari awal pernikahan mereka.

" Luna, bobo ya, Sayang." Airin kembali mengecup kening putrinya kemudian memeluk tubuh Luna ke dalam dekapannya.

***

" Gagah, tunggu!" Widya memanggil Gagah yang berjalan menuruni anak tangga hendak berangkat ke kantor.

" Ada apa, Ma?" Gagah menghentikan langkahnya saat mendengar Widya berteriak memanggilnya.

" Gah, nanti malam kamu pulangnya jangan malam-malam, ya! Mama mau mengundang teman Mama yang punya keponakan cantik itu." Widya menyampaikan niatnya pada Gagah.

" Ma, sudah aku bilang ...."

" Gah, kamu ketemu saja dulu, setelah itu terserah kamu, deh! Kamu tidak suka tidak apa-apa, kalau suka, ya syukur Alhamdulillah ..." Widya memo tong ucapkan anak Gagah.

" Aku rasa rencana Mama itu akan sia-sia saja, Ma. Sebaiknya jangan memaksakan kehendak. Aku tidak akan mungkin tertarik pada wanita pilihan Mama itu! Jadi Mama tidak perlu repot-repot mengundang teman Mama itu untuk ikut makan malam bersama kita." Gagah tetap tidak tertarik dengan ajakan sang Mama yang menginginkan dirinya bertemu dengan wanita yang ingin dijodohkan dengannya.

" Aku berangkat dulu, Ma. Assalamualaikum ..." Gagah mencium punggung tangan dan kening Mamanya sebelum meninggalkan Widya yang nampak kecewa.

" Waalaikumsalam ..." Dengan memberengut Widya menjawab salam yang diucapkan Gagah.

" Sudahlah, Ma. Jangan terus memaksa Gagah. Biarkan saja dulu. Dia masih kecewa karena kemarin kita berusaha menjodohkan dia dengan wanita yang salah, jangan terus-terusan memaksa." Prasetyo menepuk pundak sang istri, mengingatkan agar istrinya itu jangan terlalu memaksakan kehendak kepada putra bungsu mereka itu.

" Tapi, Pa ...."

" Sabar saja, Mama doakan saja agar anak bungsu Mama itu cepat berubah pikiran dan ingin segera menikah." Prasetyo berseloroh menanggapi kekecewaan sang istri.

" Kalau berdoa, setiap saat juga Mama selalu berdoa agar anak kita itu cepat berkeinginan untuk berumah tangga, Pa," sahut Widya.

" Oh ya, untuk rencana nanti malam, apa Bagus dan Tegar juga ikut datang?" Prasetyo menanyakan siapa saja yang Widya undang nanti malam.

" Bagus tidak bisa datang karena keluar kota. Tapi Ayuning pasti datang. Kalau Tegar katanya masih belum tahu, Pa." jawab Widya.

" Ya sudah, Papa berangkat dulu, Ma." Prasetyo pun berpamitan ingin ke kantornya. Dia mempunyai jabatan cukup tinggi di salah satu perusahaan milik negara.

" Iya, Pa. Hati-hati, Pa." Widya mencium punggung tangan suaminya.

" Assalamuaikum ...."

" Waalaikumsalam ..." Widya mengantar Prasetyo sampai di teras depan rumah mereka.

***

Airin merias tipis wajahnya dengan make up. Dia juga mengoles tipis lipstik berwarna peach di bibirnya. Setelah selesai dengan wajah, kini Airin menata rambutnya. Dia membiarkan rambut panjangnya tergerai dengan membentuk curly di ujung rambutnya. Malam ini dia bertugas menemani Tante Mira menghadiri acara undangan makan malam di rumah sahabat Tantenya itu.

Airin tidak mengajak Luna, karena Luna sudah mengatuk sebelum Isya, dan kini putrinya itu sudah tertidur. Dia menitipkan Luna kepada Feby. Dia merasa acara makan malam itu tidak akan berlangsung lama.

" Rin, kamu sudah siap?" Tante Mira membuka kamar Airin untuk mengetahui apakah keponakannya itu sudah siap untuk berangkat menuju rumah Widya.

" Iya, Tan." Airin mengambil sling bag, lalu menyampirkan ke pundaknya, lalu berjalan ke luar kamar.

" Masya Allah, kamu cantik banget, lho, Rin." Tante Mira memuji Airin yang malam ini terlihat cantik.

" Ah, Tante, bikin aku geer saja." Airin terkekeh mendengar pujian istri dari Omnya itu.

" Kalau lihat kamu kayak begini, Tante yakin, anak Mbak Widya pasti akan terpesona lihat kamu, Rin." Tante Mira meledek Airin dengan mengatakan jika Airin akan sanggup memikat hati Gagah.

" Sudah, aja, Tan! Jangan meledek terus!" Airin lalu merangkulkan tangan ke lengan Tante Mira.

" Kita berangkat sekarang, yuk, Tan!" ajaknya kemudian.

" Hmmm, sepertinya sudah tidak sabar ingin ketemu dengan anaknya Tante Widya, nih!" ledek Tante Mira kembali.

" Ya ampun, Tante ..." Airin memutar bola matanya karena Tante Mira terus saja menggodanya.

*

*

*

Bersambung ...

Happy Reading❤️

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Gagah nyesal kamu nggak ikut makan malam 😂

2024-12-11

0

ciru

ciru

cakeep

2023-10-31

1

ciru

ciru

cakeep

2023-10-31

0

lihat semua
Episodes
1 Terbebas
2 Melabrak Rey
3 Jangan Ikut Campur Masalah Rumah Tangga Kami
4 Kasihan Luna
5 Pertunangan Yang Gagal
6 Kelakuan Nakal Adinda
7 Cipratan Air
8 Terpikat
9 Tidak Akan Tertarik
10 Luna Yang Merengek
11 Ingin Istri Perawan
12 Playing Victim
13 Merasa Familiar
14 Harus Move On
15 Sanggup Memikat Hati
16 Cantiknya Parah Banget
17 Masih Ingin Menyendiri
18 Di Tempat Yang Sama
19 Kamu Ingin Menertawakan Saya?
20 Mengawasi Keponakan
21 Life Must Go On
22 Jangan Caper
23 Mendapatkan Ide
24 Sebuah Modus
25 Ingin Mengenal Lebih Dekat
26 Siap Mengantar
27 Awas Saja Kamu, Airin!
28 Tambal Ban
29 Rileks Saja
30 Wanita Yang Sama
31 Sengaja Menyembunyikan
32 Terlalu Lebay
33 Menolak Dijodohkan
34 Mengenal Lebih Dekat
35 Wanita Pilihan Sendiri
36 Nasabah Bank Yang Naksir
37 Boneka Untuk Luna
38 Siap Menjadi Papa Sambung
39 Saya Antar Kamu Pulang
40 Suka-Suka Dia Mau Dijemput Sama Siapa
41 Dekati Anaknya
42 Pancingan Mendapatkan Hati Airin
43 Buka Hati Dulu
44 Tak Berkutik
45 Masa Lalu Versus Calon Masa Depan
46 Nikmatnya Bercinta
47 Calonnya Airin
48 Akan Menunggu Sampai Kamu Siap
49 Dia Itu Orang Gila
50 Berharap Rujuk Kembali
51 Punya Papa Dua
52 Luna Mau Om Gagah Jadi Papa Baru Luna?
53 Calon Menantu
54 Membuat Luna Menjadi Ceria
55 Kurang Elok Dilihat Orang
56 Memancing Ikan
57 Malioboro
58 Jatuh Hati Pada Gagah
59 Aku Menurut Saja
60 Keasyikan Mesra-Mesraan
61 Sudah Pernah Bertemu
62 Ada Hubungan Spesial
63 Kamu Mengusir Saya?
64 Pandai Melayani Suami
65 Minum Jamu Kuat Agar Tidak Cepat Loyo
66 Pemanasan Bercinta
67 Membuat Adik Bayi
68 Kekasih Gelap
69 Siap Menemani Luna bermain
70 Cukup Duduk Manis Sebagai Istri Saya
71 Kamar Untuk Luna
72 Untung Mas Gagah Cepat Sadar
73 Biarkan Airin Merajut Kebahagiaannya
74 Berhenti Bekerja
75 Noda Lipstik
76 Usaha Baru
77 Apa Salahnya Dengan Status Janda?
78 Memfitnah Airin
79 Tanggung Jawab
80 Suara-Suara Aneh
81 Menjemput Nenek Luna
82 Punya Banyak Nenek
83 Seperti Keluarga Sendiri
84 Mencari Simpati
85 Menemani Luna Bermain
86 Pinjam Kamar Luna
87 Minta Sarapan
88 Rela Melepas Jabatan
89 Hal Yang Tak Diharapkan Gagah
90 Saudara Tiri
91 Penyebab Bintang Meninggal
92 Rencana licik
93 Jatuh Ke Tangan Yang Salah
94 Persetujuan Bersama
95 Mengambil Alih Jabatan
96 Agar Lebih Bersemangat
97 Jangan Biarkan Wanita Lain Berada Di Sekitar Suami
98 Tidak Mungkin Menduakan Dengan Wanita Lain
99 Baunya Harum
100 Jangan Dekat-Dekat Aku
101 Makin Manja
102 Bukan Bos Lagi
103 Adik Bayi Di Perut Mama
104 Beruntung Mendapatkan Gagah
105 Kirimkan Pangeran Yang Baik Hati
106 Bukan Dunia Dongeng
107 Menyebar Fitnah
108 Ancaman Gagah
109 Rencana Terselubung
110 Sedang Ingin Bercinta
111 Hanya Menginginkan Uangmu
112 Mimpi Buruk
113 Ingin Telepon Papa
114 Amnesia
115 Jangan Sampai Merasa Iba
116 Seketika Sirna
117 Kecewa
118 Ancaman Gadis
119 Beruntung Menjadi Menantu
120 Tebar Pesona
121 Salah Paham
122 Ay
123 Asisten Pribadi
124 Rahasia Gadis
125 Dibungkus Saja
126 Tidak Harus Jauh-Jauh Ke Luar Negeri
127 Fokus Bekerja
128 Aman Terkendali
129 Siap Jadi Supir
130 Kamu Adalah Bidadari
131 Takut Nyasar
132 Mungkin Masih Hidup Bahagia
133 Setia Pada Wanita Yang Dicintai
134 Jangan Sebut Nama Kakakku!
135 Om Ikal Cama Kak Adis Pacalan, Ya?
136 Berkunjung Ke Rumah Ayuning
137 Untuk Papa Nanti Saja
138 Pakaian Dalam
139 Bilangnya Mau Kerja, Ternyata ...
140 Jam Tangan
141 Dekati Keluarganya
142 Tamu Tak Dikenal
143 Percikan Cemburu
144 Aku Belum Mau Tidur, Kok!
145 Bakpia Patok
146 Ikut Ke Jogya
147 Tidak Akan Ngidam Yang Aneh-Aneh
148 Anggap Saja Rumah Sendiri
149 Pegangan Yang Kencang
150 Tak Bisa Jauh
151 Lumpia
152 Kelalaian Haikal
153 Agar Cepat Sampai
154 Jangan Sentuh Aku, Ay!
155 Semoga Tidak Ikut Menyalahkan Haikal
156 Lupakan Keinginan Kamu Untuk Dekat Dengan Haikal
157 Tidak Pernah Mau Berjauhan
158 Jangan Sampai Menyesal
159 Akan Menemanimu Dari Sini
160 Tak Ada Kebencian
161 Babymoon
162 Selamat Ulang Tahun
163 Buket Mawar
164 Pertanda Berjodoh
165 Minta Traktir
166 Hampir Langka Dijumpai
167 Sekali-Kali Malan Di Restoran Mewah
168 Kapan Jadian?
169 Seperti Telenovela
170 Kondisi Aman Tidak?
171 Biar Makin Kenal Dan Dekat
172 Ulah Feby
173 Kenapa Hanya Beli Satu?
174 Jangan Terlalu Lama Menggantung Perasaan
175 Foto
176 Pacalan Telus
177 Ajak Aku Ke Suatu Tempat
178 Kamu Mau Jadi Pacar Saya, Gitu?
179 Banyak Anak
180 Siapa Yang Menjaga Luna?
181 Proses Persalinan
182 Baby Arfan
183 Tawaran Widya
184 Kasih Adik Bayi Lagi
185 Tidak Ingin Punya Anak Lagi?
186 Katakan Pada Temanmu
187 INFO NOVEL BARU
188 Apa Dia Akan Membelot?
189 Aku Berangkat Sekarang
190 Jadi Tukang Ojek
191 Lapor Pada Kak Gagah Dan Kak Airin (TAMAT)
192 INFO NOVEL BARU
193 Kepoin novel baru, yuk!
Episodes

Updated 193 Episodes

1
Terbebas
2
Melabrak Rey
3
Jangan Ikut Campur Masalah Rumah Tangga Kami
4
Kasihan Luna
5
Pertunangan Yang Gagal
6
Kelakuan Nakal Adinda
7
Cipratan Air
8
Terpikat
9
Tidak Akan Tertarik
10
Luna Yang Merengek
11
Ingin Istri Perawan
12
Playing Victim
13
Merasa Familiar
14
Harus Move On
15
Sanggup Memikat Hati
16
Cantiknya Parah Banget
17
Masih Ingin Menyendiri
18
Di Tempat Yang Sama
19
Kamu Ingin Menertawakan Saya?
20
Mengawasi Keponakan
21
Life Must Go On
22
Jangan Caper
23
Mendapatkan Ide
24
Sebuah Modus
25
Ingin Mengenal Lebih Dekat
26
Siap Mengantar
27
Awas Saja Kamu, Airin!
28
Tambal Ban
29
Rileks Saja
30
Wanita Yang Sama
31
Sengaja Menyembunyikan
32
Terlalu Lebay
33
Menolak Dijodohkan
34
Mengenal Lebih Dekat
35
Wanita Pilihan Sendiri
36
Nasabah Bank Yang Naksir
37
Boneka Untuk Luna
38
Siap Menjadi Papa Sambung
39
Saya Antar Kamu Pulang
40
Suka-Suka Dia Mau Dijemput Sama Siapa
41
Dekati Anaknya
42
Pancingan Mendapatkan Hati Airin
43
Buka Hati Dulu
44
Tak Berkutik
45
Masa Lalu Versus Calon Masa Depan
46
Nikmatnya Bercinta
47
Calonnya Airin
48
Akan Menunggu Sampai Kamu Siap
49
Dia Itu Orang Gila
50
Berharap Rujuk Kembali
51
Punya Papa Dua
52
Luna Mau Om Gagah Jadi Papa Baru Luna?
53
Calon Menantu
54
Membuat Luna Menjadi Ceria
55
Kurang Elok Dilihat Orang
56
Memancing Ikan
57
Malioboro
58
Jatuh Hati Pada Gagah
59
Aku Menurut Saja
60
Keasyikan Mesra-Mesraan
61
Sudah Pernah Bertemu
62
Ada Hubungan Spesial
63
Kamu Mengusir Saya?
64
Pandai Melayani Suami
65
Minum Jamu Kuat Agar Tidak Cepat Loyo
66
Pemanasan Bercinta
67
Membuat Adik Bayi
68
Kekasih Gelap
69
Siap Menemani Luna bermain
70
Cukup Duduk Manis Sebagai Istri Saya
71
Kamar Untuk Luna
72
Untung Mas Gagah Cepat Sadar
73
Biarkan Airin Merajut Kebahagiaannya
74
Berhenti Bekerja
75
Noda Lipstik
76
Usaha Baru
77
Apa Salahnya Dengan Status Janda?
78
Memfitnah Airin
79
Tanggung Jawab
80
Suara-Suara Aneh
81
Menjemput Nenek Luna
82
Punya Banyak Nenek
83
Seperti Keluarga Sendiri
84
Mencari Simpati
85
Menemani Luna Bermain
86
Pinjam Kamar Luna
87
Minta Sarapan
88
Rela Melepas Jabatan
89
Hal Yang Tak Diharapkan Gagah
90
Saudara Tiri
91
Penyebab Bintang Meninggal
92
Rencana licik
93
Jatuh Ke Tangan Yang Salah
94
Persetujuan Bersama
95
Mengambil Alih Jabatan
96
Agar Lebih Bersemangat
97
Jangan Biarkan Wanita Lain Berada Di Sekitar Suami
98
Tidak Mungkin Menduakan Dengan Wanita Lain
99
Baunya Harum
100
Jangan Dekat-Dekat Aku
101
Makin Manja
102
Bukan Bos Lagi
103
Adik Bayi Di Perut Mama
104
Beruntung Mendapatkan Gagah
105
Kirimkan Pangeran Yang Baik Hati
106
Bukan Dunia Dongeng
107
Menyebar Fitnah
108
Ancaman Gagah
109
Rencana Terselubung
110
Sedang Ingin Bercinta
111
Hanya Menginginkan Uangmu
112
Mimpi Buruk
113
Ingin Telepon Papa
114
Amnesia
115
Jangan Sampai Merasa Iba
116
Seketika Sirna
117
Kecewa
118
Ancaman Gadis
119
Beruntung Menjadi Menantu
120
Tebar Pesona
121
Salah Paham
122
Ay
123
Asisten Pribadi
124
Rahasia Gadis
125
Dibungkus Saja
126
Tidak Harus Jauh-Jauh Ke Luar Negeri
127
Fokus Bekerja
128
Aman Terkendali
129
Siap Jadi Supir
130
Kamu Adalah Bidadari
131
Takut Nyasar
132
Mungkin Masih Hidup Bahagia
133
Setia Pada Wanita Yang Dicintai
134
Jangan Sebut Nama Kakakku!
135
Om Ikal Cama Kak Adis Pacalan, Ya?
136
Berkunjung Ke Rumah Ayuning
137
Untuk Papa Nanti Saja
138
Pakaian Dalam
139
Bilangnya Mau Kerja, Ternyata ...
140
Jam Tangan
141
Dekati Keluarganya
142
Tamu Tak Dikenal
143
Percikan Cemburu
144
Aku Belum Mau Tidur, Kok!
145
Bakpia Patok
146
Ikut Ke Jogya
147
Tidak Akan Ngidam Yang Aneh-Aneh
148
Anggap Saja Rumah Sendiri
149
Pegangan Yang Kencang
150
Tak Bisa Jauh
151
Lumpia
152
Kelalaian Haikal
153
Agar Cepat Sampai
154
Jangan Sentuh Aku, Ay!
155
Semoga Tidak Ikut Menyalahkan Haikal
156
Lupakan Keinginan Kamu Untuk Dekat Dengan Haikal
157
Tidak Pernah Mau Berjauhan
158
Jangan Sampai Menyesal
159
Akan Menemanimu Dari Sini
160
Tak Ada Kebencian
161
Babymoon
162
Selamat Ulang Tahun
163
Buket Mawar
164
Pertanda Berjodoh
165
Minta Traktir
166
Hampir Langka Dijumpai
167
Sekali-Kali Malan Di Restoran Mewah
168
Kapan Jadian?
169
Seperti Telenovela
170
Kondisi Aman Tidak?
171
Biar Makin Kenal Dan Dekat
172
Ulah Feby
173
Kenapa Hanya Beli Satu?
174
Jangan Terlalu Lama Menggantung Perasaan
175
Foto
176
Pacalan Telus
177
Ajak Aku Ke Suatu Tempat
178
Kamu Mau Jadi Pacar Saya, Gitu?
179
Banyak Anak
180
Siapa Yang Menjaga Luna?
181
Proses Persalinan
182
Baby Arfan
183
Tawaran Widya
184
Kasih Adik Bayi Lagi
185
Tidak Ingin Punya Anak Lagi?
186
Katakan Pada Temanmu
187
INFO NOVEL BARU
188
Apa Dia Akan Membelot?
189
Aku Berangkat Sekarang
190
Jadi Tukang Ojek
191
Lapor Pada Kak Gagah Dan Kak Airin (TAMAT)
192
INFO NOVEL BARU
193
Kepoin novel baru, yuk!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!