Airin memarkirkan sepeda motornya di parkiran khusus karyawan yang berada di sisi sebelah kanan bagian bank, berbeda dengan parkiran nasabah yang berada di sebelah kiri. Dengan berlari kecil Airin memasuki gedung bank swasta tempat dia bekerja.
" Pagi, Mbak Airin," sapa Pak Daud, security yang berjaga di depan menyapa Airin saat melihat kedatangan Airin. Posisi Airin sebagai salah satu petugas costumer servis membuatnya banyak berinteraksi dengan semua security yang berjaga di depan, terutama security yang menangani nasabah yang memberi nomer antrian dan bertanya seputar transaksi yang akan dilakukan oleh nasabah di bank itu.
" Pagi, Pak Daud." sahut Airin lalu berjalan ke lantai atas untuk melakukan absensi terlebih dahulu sebelum dia memulai aktivitasnya.
Setelah melakukan absensi, Airin kemudian turun ke kembali menggunakan anak tangga lalu menuju meja tugasnya.
" Kemarin tidak berangkat, ke mana, Rin?" tanya Fani, rekan sesama customer servis bertanya kepada Airin.
" Ada keperluan, Fan." Airin menyahuti dengan melebarkan senyum, padahal hatinya terasa remuk redam. karena pernikahannya kandas akibat hadirnya orang ketiga. Airin pun tidak mengeluhkan tentang prahara dalam rumah tangganya pada rekan sejawatnya. Hanya pihak keluarga dan kedua sahabatnya yang tahu jika saat ini dia sudah bercerai dengan Rey.
" Sayang kemarin kamu tidak berangkat, Rin. Kemarin ada huru-hara di sini, lho!" Fani menurunkan volume suaranya agar tidak terdengar orang lain di sekitar mereka. Karena belum mulai masuk jam kerja, Fani menyempatkan diri untuk bergosip.
" Huru-hara? Huru-hara apa?" Kening Airin berkerut mendengar Fani mengatakan ada kejadian menghebohkan di kantor mereka.
" Kamu tahu tidak, Rin? Si janda muda Sheryl?" Fani menyebut nama salah satu pegawai di bagian teller. " Kemarin dilabrak sama Ibu-ibu yang suaminya main serong sama Sheryl. Pantas saja gaya hidupnya hedon, ternyata dia simpanan laki orang. Dasar janda kegatelan! Mau-maunya dicelup sama suami orang. Mending suami orangnya masih muda, sudah aki-aki bau tanah. Padahal mantan suaminya ganteng tapi ditinggalin karena cuma pegawai biasa." Fani menceritakan peristiwa yang terlewatkan oleh Airin yang terjadi kemarin.
Airin menelan salivanya. Kata-kata pedas Fani yang menyebut status Sheryl sebagai janda muda kegatelan membuat hatinya tercubit, karena saat ini pun dirinya sudah menyandang status janda. Tapi, kasus yang menimpa Sheryl dilabrak oleh wanita yang suaminya berselingkuh dengan Sheryl, seakan mengingatkan pada kisahnya yang juga menjadi korban perselingkuhan Rey.
" Kemarin heboh banget, sampai Sheryl nangis-nangis, lho! Sampai ibu-ibu itu minta ketemu langsung dan bicara sama Pak Andika." Fani masih melanjutkan ceritanya dengan bersemangat.
" Makanya hari ini dia tidak kelihatan, kan? Atau mungkin saja dipecat karena dianggap bikin malu nama bank ini. Mana kemarin nasabah sedang ramai, jadi tontonan, deh!" Pungkas Fani mengakhiri ceritanya.
Airin terdiam, dia tidak tahu harus berkomentar apa. Kisah soal perselingkuhan memang sangat menyakitkan, apalagi hal itu dia alami sendiri. Dan status sebagai janda apalagi di usia muda karena perceraian seperti dirinya terasa sangat menjadi beban baginya.
***
Di ruang keluarga rumah Prasetyo Hadiningrat, Prasetyo beserta istri dan anak juga menantunya sedang berkumpul membahas soal batalnya rencana pertunangan Gagah dengan anak dari rekan bisnis Bagus Prasetyo, anak sulung Prasetyo Hadiningrat. Ini adalah kali kedua, Gagah membatalkan rencana bertunangan dengan wanita yang berbeda.
Gagah adalah bungsu dari tiga bersaudara yang semuanya laki-laki. Pria yang kini genap berusia tiga puluh tahun itu merupakan adik dari Bagus Prasetyo Hadiningrat dan Tegar Prasetyo Hadiningrat.
Berbeda dengan kedua kakaknya yang menikah di usia dua puluh lima dan dua puluh tujuh tahun, Gagah sepertinya masih betah dengan status single nya. Sifat perfeksionis Gagah yang terlalu menginginkan pasangan yang sempurna membuat Gagah sulit untuk menentukan wanita yang pas untuk dia nikahi.
" Apalagi yang diinginkan adikmu itu, Gus? Wanita seperti apa lagi yang dicari Gagah? Mama pusing kalau terus seperti ini. Usia dia sudah menginjak kepala tiga, masih saja pilih-pilih wanita!" Widya mendengus kasar melihat melakukan anak bungsunya yang baru saja membatalkan rencana pertunangan dengan Adinda, anak dari rekan bisnis Bagus.
" Aku juga tidak mengerti, Ma. Apa lagi yang membuat dia mengurungkan niat bertunangan? Padahal aku lihat hubungan mereka baik-baik saja." Bagus juga tidak tahu masalah apa yang membuat Gagah membatalkan rencana pertunangan.
" Apa Mama sudah bicara dengan Gagah soal ini?" Tanya Ayuning, istri Bagus.
" Anaknya saja sampai sekarang belum sampai, padahal sudah Mama suruh cepat pulang," keluh Widya.
" Atau, mungkin adik kami itu tidak suka wanita ya, Ma?" Tegar, putra kedua Prasetyo dan Widya menimpali.
" Mas!" Putri, istri dari Tegar mencubit pinggang suaminya, yang berkelakar padahal suasana saat ini sedang serius.
" Jangan asal bicara kamu, Gar! Keturunan keluarga kita itu tidak ada yang berperilaku menyimpang!" Protes Prasetyo menegur Tegar yang dianggapnya bercanda tidak pada tempatnya.
" Maaf, Pa. Aku hanya bercanda, kok!" Sahut Tegar yang berusia tiga tahun di atas Gagah, dan lebih muda empat tahun di bawah Bagus.
" Makanya mulutnya dijaga, Mas." bisik Putri pada suaminya.
" Coba Mas telepon, ada di mana Gagah sekarang, Mas!" Ayuning meminta Bagus menghubungi Gagah untuk menanyakan di mana posisi adiknya saat ini.
Bagus segera mengambil ponselnya lalu mencari nomer telepon Gagah untuk mencari tahu di mana keberadaan Gagah saat ini.
" Ck, tidak diangkat." Hingga nada panggil berakhir, Gagah tidak juga merespon panggilan telepon darinya.
" Mungkin dia sedang mengendarai mobil, Mas." Putri menimpali.
" Ya sudah, kita tunggu saja, siapa tahu dia sedang dalam perjalanan kemari. Kalau setengah jam lagi masih belum juga datang, kami pulang saja," sahut Tegar.
" Ya sudah, sebaiknya kita makan dulu saja sambil menunggu Gagah datang." Widya bangkit dari duduknya lalu mengulurkan kedua tangan ke arah kedua menantunya.
" Ayo, Put, Yu! Kita makan dulu!" Uluran tangan Widya disambut oleh kedua menantunya, Putri dan Ayuning. Kemudian ketiga wanita itu berjalan ke arah ruangan makan.
" Kalian lihatlah, pemandangan itu adalah suatu pemandangan langka yang kadang susah didapat oleh semua orang. Mama mertua dan menantunya dapat akur. Papa harap jika adik kalian mendapatkan istri, istrinya itu bisa bergabung dengan mereka." Prasetyo mengomentari keakraban istri dan kedua menantunya. Memang sangat jarang menemukan hubungan manis seperti itu sekarang ini.
" Aku harap juga seperti itu, Pa." Bagus menyahuti perkataan Papanya.
" Aku rasa siapa pun yang menjadi istri Gagah, yang membuat dia stress bukan karena sikap Mama mertuanya, tapi sikap suaminya yang ingin segala sesuatunya berjalan sempurna." Berbeda dengan Bagus yang lebih dewasa dan bijak dalam bertutur kata, Tegar justru lebih santai menanggapi, bahkan membalas ucapan Papanya dengan candaan.
" Assalamualaikum ..." Tiba-tiba di hadapan mereka kini muncul orang yang sejak tadi mereka tunggu-tunggu.
" Dari mana saja kau, Gah? Sejak tadi kami menunggu di sini." Bagus yang bertanya kepada adik bungsunya itu.
" Memangnya ada apa?" Gagah menatap ke arah Bagus dan Tegar secara bergantian. Dia juga sebenarnya heran, ini bukan weekend, ada apa kedua kakaknya itu ada di rumah orang tua mereka.
" Kita ke ruang makan saja, Mama dan kakak-kakak iparmu sudah menunggu di sana. Nanti kita bicara setelah makan malam." Prasetyo bangkit dari duduknya lalu melangkah ke arah rumah makan.
" Ada apa, Mas?" Masih penasaran akan apa yang terjadi, Gagah betanya kepada Bagus dan Tegar.
" Kami datang kemari, untuk membahas pertunanganmu yang gagal!" celetuk Tegar menjawab rasa penasaran.
*
*
*
Bersambung ...
Happy Reading ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Elisanoor
saya seneng baca novel mas2 jawa , akang sunda, abang2 luar pulau jawa, wkwkkkk pokoknya nuansa Nusantara 😆😆
2023-11-26
0
Park Kyung Na
👍👍
2023-11-16
0
ciru
caKeep
2023-10-31
0