Pembalasan Freya

Ozan telah memantau Freya sedari tadi. Dia mengernyitkan dahinya di kala melihat istrinya bersama dengan pria lain. Dia berada di sana untuk makan siang, siapa sangka malah bertemu dengan istri juga anaknya.

Dia memperhatikan Marcel yang tampak bahagia dan tertawa bersama pria asing itu. Ada rasa aneh menjalar dalam hatinya, karena biasanya Marcel selalu murung di rumah.

"Anak haram itu … di sini dia kelihatan bahagia, tapi kenapa di rumah selalu murung?" Pria itu bermonolog pada dirinya sendiri.

Andai saja angin bisa menjawab, pastinya dia akan menyalahkan Ozan yang selalu kasar pada Marcel. Sehingga, membuat bocah itu kehilangan senyumannya bila berada di rumah.

Dasar pria tak tahu diri.

"Ada apa, Tuan?" tanya sang sekretaris pada Ozan.

"Kembalilah ke kantor. Aku harus mengurus sesuatu terlebih dahulu," titah Ozan dengan nada dingin membuat wanita itu menganggukkan kepalanya.

Bergegas meninggalkan Ozan di sana sendirian. Pria itu melangkahkan kakinya mendekati Freya yang tampak malu-malu kucing saat berbicara dengan pria asing itu.

"Cih, tingkahnya seperti kucing yang sedang malu. Kalau di rumah sikapnya tak lebih dari singa betina yang takut kehilangan anaknya," gumam Ozan pelan.

Saat tiba di sana, dia segera melingkarkan tangannya pada pinggang Freya membuat wanita itu tersentak kaget.

"Hai, Sayang," sapa Ozan sok dekat.

Freya meringis pelan saat pinggangnya di cengkram kuat. Mark yang peka langsung menelisik cengkraman Ozan pada pinggang Freya.

"Peraturan nomor 7, dilarang bersentuhan dengan lawan jenis di jam kerja. Apa kamu lupa itu, Freya?" Suara Mark berubah dingin mencekam.

Freya tersenyum tipis. Mark berbohong demi menolongnya. Wanita itu langsung mendorong Ozan lembut.

"Maaf, Pak!" Freya meminta maaf pada Mark membuat pria tampan itu menganggukkan kepalanya.

Ozan merasa diabaikan kembali berbicara.

"Sayang, sedang apa ka–,"

"Kita harus kembali, Freya. Sebentar lagi kita punya rapat penting!" potong Mark membuat wajah Ozan merah padam.

Sedangkan Freya tersenyum tipis. Dia merasa sangat senang melihat Ozan diabaikan.

"Kurang ajar, berani kali pria jahanam ini mengabaikan ku? Dan kau Freya … jangan harap bisa tidur nyaman malam ini."

Ozan mengumpat kesal dalam hati. Pria itu benar-benar marah, dia berjanji akan memberi pelajaran pada Freya maupun Marcel saat di rumah nanti.

"Marcel, kita pulang yuk, Nak!" panggil Freya tak membuat sang buah hati mengalihkan atensi padanya.

Marcel masih asik bermain. Maklum saja bocah tampan itu belum pernah bermain seperti hari ini sebelumnya. Dia sangat senang, karena bisa menikmati permainan di mall. Seperti teman-teman nya yang lain.

"Sebentar lagi, Mama." Bocah itu tak tahu kalau Ozan juga ada di sana.

Mark ingin menghampiri Marcel, namun Ozan lebih dulu mendekati anak istrinya itu. Freya gemetar ketakutan melihatnya, namun dia berusaha meyakinkan dalam hati kalau Marcel pasti baik-baik saja, karena Ozan tidak berani bermain kasar di keramaian.

Marcel tersenyum senang saat melihat tangan kekar pria dewasa mengambil bola basket dari keranjang lalu ia melempar masuk ke dalam ring.

"Waw … paman sangat he–,"

Tubuh Marcel membeku saat melihat pria yang sangat dia kenal berada di dekatnya. Dia menelan ludah susah payah, gemetar bibirnya membuat Mark yang melihatnya paham. Kalau Marcel punya trauma berat yang disebabkan oleh Mark.

"Kamu kelihatan bahagia sekali hari ini. Tapi, kamu buat papa sedih, karena kamu bahagia tanpa, Papa. Lain kali kita mainnya bersama-sama yah. Kamu, mama dan papa!" Ucapan Ozan benar-benar membuat tubuh Marcel membeku.

Dia tahu betul kalau ada ancaman tersirat dari perkataan Ozan. Masih teringat jelas bagaimana Ozan menyakitinya pertama kali beberapa hari yang lalu.

Setelah mengatakan itu Ozan berbalik menatap istrinya dengan sorot mata penuh arti. Senyuman tipis terpasang di wajah tampan Ozan.

"Jangan pulang terlambat ya, Sayang."

Ozan mendekati Freya yang berdiri membeku lalu dengan gerak cepat langsung menarik tengkuk istrinya. Dikecupnya bibir Freya di hadapan Mark membuat duda perjaka itu mengepalkan tangannya erat.

Api cemburu mengobati dalam hati Mark. Dia tidak menyangka kalau rasa sakit karena cemburu amat menyiksa.

"Aku tunggu kamu di rumah." Setelah membuat Mark cemburu. Ozan segera beranjak dari sana, dia tersenyum tipis seraya menyentuh bibirnya.

Ozan tahu kalau Mark pasti punya rasa terhadap istrinya. Sebagai sesama pria pasti sangat mudah bagi Ozan untuk mendeteksi rasa suka dari sorot mata Mark menatap istrinya.

Terlebih lagi Mark mau-maunya menghabiskan harinya bersama dengan Freya dan Marcel.

Kembali lagi pada Freya yang benar-benar tidak menyangka kalau Ozan akan menciumnya. Sudah delapan tahun mereka menikah, baru kali ini pria itu menciumnya.

Secara alami tubuh Freya membeku. Dia tidak sempat menghindar ciuman Ozan.

"Pria gila," batin Freya mengumpat suaminya.

Mark melonggarkan dasinya. Rasa panas dalam hatinya membuat tubuhnya ikut merasa gerah.

"Hah … cuaca hari ini panas sekali," keluh Mark dengan nada kesal.

Duarr.

Suara petir menyambar diiringi suara hujan deras terdengar oleh mereka membuat Mark semakin kesal.

"Sabar, Pak. Bentar lagi juga dingin karena hujan," balas Freya polos membuat Mark merutuki alam.

Alam benar-benar tidak bersahabat. Hatinya sedang panas, tubuhnya juga ikut meriang karena api cemburu. Eh malah hujan turun.

"Sepertinya aku harus mengatur siasat untuk merebut istri orang. Agar rencana ku berjalan mulus dan secepatnya aku bisa mendapatkan Freya."

Batin Mark menyuruh pria itu bergegas untuk menjalankan rencananya untuk merebut Freya.

*

*

Waktu berjalan cepat, siang berganti petang. Senja juga telah datang dengan janji membawa malam. Freya dan Marcel telah tiba di rumah. Bocah laki-laki itu tak bisa untuk tenang, dia takut kalau ayah ya berbuat jahat pada sang ibu.

"Ma, gimana ini? Papa tahu kalau kita jalan-jalan hari ini … aku takut kalau mama dipukul lagi," ujar Marcel dengan suara serak menahan tangis.

Hari Freya terasa sangat nyeri mendengar ucapan anaknya. Pasti anaknya sakit mental dan punya trauma batin. Freya tersenyum manis, dia membelai puncak kepala sang buah hati.

Saat ini mereka berdua masih berada di dalam mobil. Belum juga turun, karen Marcel menahan Freya.

"Sayang … kamu tidak usah takut, mama sekarang sudah kuat dan hebat. Kalau papa berani pukul mama, tinggal mama pukul balik! Mulai saat ini mama tidak akan tinggal diam lagi, mama akan membalas semua kejahatan papa kamu!" jelas Freya lemah lembut pada sang anak.

"Tapi, papa kuat, Ma … papa lebih kuat daripada kita," tukas Marcel khawatir.

Lagi dan lagi Freya hanya bisa menampilkan senyuman manis di wajahnya. Agar sang anak tidak harus khawatir.

"Mama juga lebih kuat, kok. Asal kamu tahu kalau mama dulu pernah ikut taekwondo. Mama ahlinya ilmu bela diri, cuma dulu mama diam aja waktu dipukul papa karena berharap papa kamu akan berubah menjadi lebih baik. Tapi, mama udah capek berharap. Sekarang saatnya mama harus kuat dan tunjukkan kehebatan mama, kalau mama tidak lemah … mama juga bisa balas sakiti papa. Jadi, kamu tenang saja ya! Mama baik-baik saja."

Freya berusaha menenangkan putranya. Marcel tersenyum cerah mendengar cerita ibunya. Dia sangat senang bila ibunya sekarang sudah kuat dan mau membalas kejahatan sang ayah.

"Janji ya, Ma … mama harus balas papa! Jangan diam saja. Pokoknya aku tidak mau tubuh atau wajah mama luka lagi gara-gara papa."

Freya segera menautkan jari kelingkingnya dengan kelingking Marcel. Wanita itu berjanji untuk kuat dan tidak akan membiarkan tubuhnya terluka.

"Janji!" Keduanya pun tersenyum senang untuk sesaat. Sebelum kaca jendela dekat Freya di ketuk secara tiba-tiba membuat ibu dan anak itu menjerit karena terkejut melihat wajah Ozan menempel di kaca jendela.

"Aaaa … astaghfirullah ya Allah!" jerit Freya kencang seraya mengelus dadanya.

Dia langsung membuka pintu mobilnya dengan cepat lalu segera memarahi Ozan.

"Dasar kamu ya … bikin orang kaget aja! Udah kayak jailangkung kamu. Datang tidak diundang!" omel Freya dengan berani membuat Ozan mengeraskan rahangnya.

"Berani kamu bilang aku kayak jailangkung?" sentak Ozan yang punya kesabaran setipis tisu.

"Jangankan jailangkung! Bilang kamu mirip babi ngepet aja aku berani!" Freya balik memarahi Ozan membuat Marcel berusaha menahan tawanya ketika melihat wajah sang ayah merah padam.

"Kamu–,"

"Sayang, masuk ke dalam. Mandi, sholat habis itu langsung tidur!" titah Freya lembut pada sang anak membuat Marcel menganggukkan kepalanya.

"Baik, Ma."

Setelah Marcel menghilang dari balik pintu, barulah Ozan menjambak rambut Freya membuat kepala wanita itu mendongak.

"Sudah berani kamu sekarang, ya?!"

"Lepasin!" pinta Freya baik-baik.

"Enggak."

"Lepasin!"

"Enggak!"

"Oke," jawab Freya membuat Ozan mengerutkan keningnya.

"Apanya yang oke … akk!" jerit Ozan saat Freya mer*mas burung puyuhnya dengan sangat kuat.

*

*

Bab nya author panjangin yah 🥰 mohon dukungannya 🌹❤️

Bersambung.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰

Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏

Terpopuler

Comments

Feby

Feby

loh masih perjaka ya thor

2024-01-21

0

Samsia Chia Bahir

Samsia Chia Bahir

Rasaaaiiinnnn, matikn burung puyux ozan, freyaaa 😄😄😄😄😄😄😄😄

2023-11-05

1

Wati_esha

Wati_esha

Ho ho ho ho Ozan, kenapa marah?

2023-08-21

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog : Neraka Di Malam Pertama
2 Ancaman Ozan & Pertemuan Mark dan Freya
3 Bekas Luka Freya
4 Pelangi Itu Indah
5 Amarah Seorang Ibu
6 Fdulu Kucing Sekarang Singa
7 Rencana Balas Dendam [Freya]
8 Kecurigaan Mark
9 Menyelidiki Kehidupan Freya
10 Pertanyaan Polos Marcel
11 Kode Untuk Pebinor
12 Samantha dan Rachel
13 Jangan Salahkan Aku Jadi Pebinor
14 Usaha Mark Mendekati Anak Freya
15 Capa = Calon Papa
16 Kedatangan Ozan Si Pengacau
17 Pembalasan Freya
18 Teka-teki Ozan
19 Perlakukan Aku Sebagai Istri
20 Masuk Perangkap Pebinor
21 Sisi Lain Ozan
22 Sama-sama Panas [Mark & Freya]
23 Kecurigaan Freya
24 Aku Ini Istri Orang [Freya]
25 Hancur Hati Freya
26 Kedatangan Mertua Kejam
27 Undangan Pernikahan
28 Emang Kamu Cinta Sama Aku?
29 Kepahitan Masa Lalu Ozan
30 Tiga Bocil Kematian
31 Senyuman Pertama Ozan
32 Bercerai?
33 Menjadi Simpanan Saya!
34 Sama-sama Ingin Bebas
35 Malam Panas
36 Mari Kita Putus
37 Pertemuan Suami Sah dan Pebinor
38 Skandal Menyebar
39 Permintaan Freya
40 Putus Asa
41 Gagal Ginjal
42 Akibat Skandal
43 Bisa Buat Anak Lagi
44 Freya Sadar
45 Skakmat
46 Kebenaran Terungkap
47 Klasifikasi Jimmy
48 Kesedihan Marcel
49 Dia Sadar!!
50 Tangisan Ozan
51 Bersihkan Namaku!!
52 Mencari Angel!
53 Kami Disekap, Tuan!
54 Masuk Kandang Musuh
55 Aku Benci Kamu, Mark!!
56 Aku Tidak Gila!
57 Alergi Keju
58 Tato Ular
59 Pesta Bertopeng
60 Benih CEO Cacat X Kejam
61 Penyatuan Halal
62 Kedatangan Keluarga Penjilat
63 Lupakan Saja!
64 S2 : Ciuman
65 Ozan Tidak Gila?
66 Alasan Sebenarnya
67 Akhir Yang Melelahkan
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Prolog : Neraka Di Malam Pertama
2
Ancaman Ozan & Pertemuan Mark dan Freya
3
Bekas Luka Freya
4
Pelangi Itu Indah
5
Amarah Seorang Ibu
6
Fdulu Kucing Sekarang Singa
7
Rencana Balas Dendam [Freya]
8
Kecurigaan Mark
9
Menyelidiki Kehidupan Freya
10
Pertanyaan Polos Marcel
11
Kode Untuk Pebinor
12
Samantha dan Rachel
13
Jangan Salahkan Aku Jadi Pebinor
14
Usaha Mark Mendekati Anak Freya
15
Capa = Calon Papa
16
Kedatangan Ozan Si Pengacau
17
Pembalasan Freya
18
Teka-teki Ozan
19
Perlakukan Aku Sebagai Istri
20
Masuk Perangkap Pebinor
21
Sisi Lain Ozan
22
Sama-sama Panas [Mark & Freya]
23
Kecurigaan Freya
24
Aku Ini Istri Orang [Freya]
25
Hancur Hati Freya
26
Kedatangan Mertua Kejam
27
Undangan Pernikahan
28
Emang Kamu Cinta Sama Aku?
29
Kepahitan Masa Lalu Ozan
30
Tiga Bocil Kematian
31
Senyuman Pertama Ozan
32
Bercerai?
33
Menjadi Simpanan Saya!
34
Sama-sama Ingin Bebas
35
Malam Panas
36
Mari Kita Putus
37
Pertemuan Suami Sah dan Pebinor
38
Skandal Menyebar
39
Permintaan Freya
40
Putus Asa
41
Gagal Ginjal
42
Akibat Skandal
43
Bisa Buat Anak Lagi
44
Freya Sadar
45
Skakmat
46
Kebenaran Terungkap
47
Klasifikasi Jimmy
48
Kesedihan Marcel
49
Dia Sadar!!
50
Tangisan Ozan
51
Bersihkan Namaku!!
52
Mencari Angel!
53
Kami Disekap, Tuan!
54
Masuk Kandang Musuh
55
Aku Benci Kamu, Mark!!
56
Aku Tidak Gila!
57
Alergi Keju
58
Tato Ular
59
Pesta Bertopeng
60
Benih CEO Cacat X Kejam
61
Penyatuan Halal
62
Kedatangan Keluarga Penjilat
63
Lupakan Saja!
64
S2 : Ciuman
65
Ozan Tidak Gila?
66
Alasan Sebenarnya
67
Akhir Yang Melelahkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!