Freya terhenyak. Dia menelan ludahnya kasar saat mendengar pertanyaan Mark Lee. Tak menyangka kalau tuannya itu sangat teliti dalam menilai penampilan orang.
"Kenapa diam? Benar kalau bekas luka akibat puntung rokok di belakang leher kamu itu gara-gara preman jalanan? Atau jangan-jangan gara-gara preman rumahan?"
Mark Lee berkata sarkas menyindir Freya habis-habisan. Perkataan Mark membawa Freya pada ingatan masa lalunya. Saat itu Freya berdebat dengan Ozan gara-gara pria itu membuat pesta alkohol di rumah sedangkan Marcel masih kecil dan tidurnya terusik.
Ozan yang mabuk pun melukai Freya.
Mark bangkit dari kursi kebesarannya. Dia melangkah mendekati Freya secara perlahan. Langkah kaki wanita itu lemah, rasanya tak sanggup untuk mundur. Tubuhnya membatu.
Mark tiba di hadapannya. Aroma maskulin Mark tercium oleh indera penciuman Freya.
"Jadi perempuan jangan goblok," desis Mark dingin seraya mendorong kening Freya dengan jari telunjuknya.
Pria itu berbicara penuh penekanan. Dia gemas melihat ada perempuan yang terluka fisiknya.
"Kalau disakiti ya balas sakiti, apalagi kalau menyangkut fisik! Wajah manusia itu berharga, karena wajah adalah bagian tubuh yang membuat orang-orang tahu siapa kita! Punya wajah cantik, nggak di jaga dengan baik! Bodohnya minta ampun!" dengus Mark Lee menatap Freya penuh arti.
Entah apa yang dipikirkan oleh laki-laki itu, yang jelas Freya takut dengan aura intimidasi Mark.
Dia sendiri merasa aneh, dia yang terluka kenapa Mark yang terlihat murka?
"Masih betah diam? Tidak mau cerita apa yang sudah terjadi sama kamu?" tanya Mark dengan nada dingin membuat Freya terhenyak.
Ternyata Mark tipikal orang yang ingin tahu dengan masalah orang lain.
"Apa yang terjadi pada saya itu privasi saya, Pak." Freya membalas dengan suara datar. Untuk saat ini dia tidak mau banyak cerita dengan orang lain.
Apalagi tentang masalah yang sedang dia hadapi. Teringat nasib putranya yang bisa saja berakhir bila aib rumah tangganya tercium publik. Maka, Ozan tidak akan segan membunuh Marcel dan Freya.
Wajah Mark berubah datar. Dia tersenyum samar sampai Freya tak mampu melihat senyuman nya.
"Saya permisi dulu, Pak. Ada banyak hal yang harus saya kerjakan," izin Freya setelah meletakkan cangkir kopi di atas meja.
Kemudian wanita itu pergi dari sana meninggalkan Mark yang terdiam seribu bahasa. Dia menatap punggung Freya yang menghilang di balik pintu.
Mark mengeluarkan ponselnya dari saku jas lalu menghubungi seseorang di seberang sana.
"Cari tahu latar belakang Freya Kanaya dan juga cari tahu dengan siapa dia menikah dan bagaimana kondisi rumah tangganya!" titah Mark tak ingin dibantah.
[Baik, Pak]
Mark mengakhiri panggilan sepihak. Dia menatap lekat Freya yang berada di sebelah ruangan nya. Hanya ada kaca pemisah antara keduanya membuat Mark bisa melihat Freya dari ruangan nya.
*
Di sisi lain, Freya yang merasa sedang ditatap oleh seseorang langsung menoleh ke arah Mark. Dia menelan ludahnya susah payah.
"Aku merasa seperti sedang dimata-matai," gumamnya pelan.
Sebenarnya, tadi Freya sudah sangat ingin menceritakan semuanya pada Mark. Namun, dia takut kalau Ozan tahu.
"Huff … Ozan sialan! Gara-gara kau wajahku rusak. Awas saja! Aku akan membalas dendam padamu," gumam Freya pelan tersenyum penuh arti.
Tak berselang lama suara ponsel Freya berdering. Dia segera melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Wajah wanita itu berubah muram ketika melihat nama ibu angkatnya yang menelpon.
"Aku baru ingat, kalau kalian juga ikut andil dalam kehancuran hidupku!" ujar Freya dingin.
*
*
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Feby
kepo-an ya😭😂
2024-01-21
0
Wati_esha
Buatlah perhitungan pada keluarga angkatmu itu, Freya!
2023-08-21
2
Wati_esha
Mmm Ozan, siap2lah menyambut kedatangan pembalasan dari Freya yang di dukung oleh Mark.
2023-08-21
1