Kode Untuk Pebinor

Saat pekerjaannya selesai, Freya memilih menonton kungfu, taekwondo dan pencak silat di YouTube. Wanita cantik itu memperhatikan dengan betul dan teliti semua gerakan para atlet dalam video.

Sulit bagi Freya belajar ilmu bela diri lagi dengan memakai jasa profesional. Dikarenakan, waktu yang ia punya amat singkat. Minggu dirinya libur, namun waktu itu dia habiskan untuk bersama Marcel. Agar anaknya itu tak kesepian.

"Huff … sepertinya akan susah, kalau otodidak. Tapi, gak apa-apa, aku harus tetap berusaha semaksimal mungkin. Setidaknya aku bisa membalas Ozan nanti," ujar Freya pada dirinya sendiri.

Wanita cantik itu tersenyum lebar. Dia melirik kanan kiri, tidak ada orang di dalam pantry. Freya sengaja mendatangi pantry untuk membuat kopi untuk dirinya sendiri. Terlebih lagi, pekerjaan nya sudah selesai lebih cepat.

"Semua orang sedang sibuk. Mereka tidak akan ke sini," imbuh Freya bermonolog pada diri sendiri.

Freya menarik nafasnya dalam-dalam, lalu menghembuskan nafasnya perlahan. Dia meletakkan ponselnya di atas meja pantry, menjadikan dinding sebagai penyangga ponselnya.

Freya mengikuti gerakan para atlet yang berada dalam video. Gerakan Freya masih kaku, tetapi, hanya sesaat. Karena selanjutnya dia melakukan dengan baik.

"Fokus, Frey. Anggap saja yang kamu tinju ini adalah Ozan," batin Freya memberikan motivasi pada dirinya sendiri.

Dirinya tak sadar bila ada seseorang yang berdiri di depan pintu pantry dan melihat apa yang sedang Freya lakukan.

*

*

Mark Lee menghela nafas lega. Akhirnya dia berhasil mengerjakan tugasnya. Hari ini pekerjaan nya terasa lebih longgar daripada hari biasanya.

"Hah … leganya," gumam Mark pelan.

Pria itu melihat arloji yang terpasang di lengan kirinya. Jam menunjukkan pukul tiga sore. Masih sangat dini bila dirinya pulang. Entah mengapa sejak ada Freya, Mark lebih suka menghabiskan waktu di kantor.

"Ck, pesona istri orang memang tidak ada duanya," desis Mark kesal pada selera dirinya.

Pria tampan itu bangkit dari kursi kebesarannya. Tiba-tiba Mark menginginkan kopi buatan tangannya sendiri.

Pria tampan itu beranjak keluar dari ruangannya lalu berjalan menuju pantry. Saat sampai di sana betapa terkejutnya Mark melihat Freya sedang berlatih ilmu bela diri – gerakan dasar.

"Waw …" Mark berdecak kagum melihat postur tubuh Freya. Wanita itu telah membuka jasnya, menyisakan kemeja putih yang cukup ketat dan pas pada tubuhnya.

"Mati kau, Ozan!"

"Aku akan membalasmu!"

"Aku bukan lagi istri lemah yang bisa kamu hajar setiap hari!"

Freya tanpa sadar mengumpat suaminya sendiri membuat Mark terhenyak. Pria tampan itu membatu untuk sejenak. Pikirannya melayang pada bekas luka di wajah Freya tempo hari.

Berarti yang melukai Freya adalah suaminya sendiri.

Oh God … Mark murka mendengarnya. Dia mengepalkan tangannya erat, sebagai seorang pria, harga dirinya terluka bila tahu ada wanita yang dekat dengan nya disakiti oleh laki-laki.

"Huff … apa ini pertanda dari Tuhan kalau aku boleh merebut istri orang? Ya … pasti ini kode alam agar aku bisa merebut wanita bodoh itu dari suaminya," gumam Mark pelan.

Dia sengaja memanggil Freya bodoh, karena diam saja saat ditindas. Mungkin bila Mark jadi wanita, akan lain cerita. Bisa-bisa Ozan langsung menjadi almarhum bola mencoba menyakitinya.

"Gerakan mu masih kaku, tapi cukup bagus bagi pemula," ujar Mark tiba-tiba membuat Freya terkejut. Wanita itu sedang menendang udara dan tak mampu menjaga keseimbangan tubuhnya, saling terkejut mendengar suara Mark.

"Aaa!" pekik Freya saat hampir terjatuh.

Namun …

Hap.

Mark lebih dulu bergerak menahan bobot tubuh Freya. Dia melingkarkan tangannya pada pinggang sang bawahan.

Gleg.

Mark menelan ludahnya kasar melihat leher jenjang Freya yang basah oleh keringat.

Perlahan Mark mendekati bibirnya dengan leher jenjang Freya.

*

*

Bersambung.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰😘❤️

Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🥰

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***