Jimmy menghela nafas berat ketika melihat kamar Freya sudah seperti kapal pecah. Pria itu menggaruk pelipisnya yang tak gatal. Dia merasa iba melihat Ozan yang saat ini sudah terlelap di atas ranjang Freya setelah ia suntikkan obat penenang.
Jimmy adalah seorang psikiater. Terpaksa harus belajar bisnis lagi dan bersih profesi menjadi sekretaris Ozan. Dikarenakan, Ozan tak mungkin ke psikiater, karena terlalu banyak paparazzi yang mengikutinya kemanapun.
Bila investor atau wakil direksi beserta tokoh-tokoh penting di perusahaan PT. Bumi Gas tahu mengenai kejiwaan Ozan, mereka pasti akan beramai-ramai melengserkan kedudukan Ozan.
Orang tua Ozan tidak mau hal itu terjadi, karena hanya Ozan yang layak menjadi pewaris. Itu sebabnya Jimmy menjadi sekretaris sekaligus psikiater Ozan. Padahal pria itu sering mengatakan kepada orang tua Ozan, kalau Ozan bisa jadi gila seperti ini karena tekanan dan didikan mereka.
Jimmy meminta ayah Ozan untuk tidak bermain kasar lagi, karena bisa membahayakan psikis Ozan lebih dalam. Namun, omongan Jimmy hanya angin lewat bagi mereka yang memang sudah terbiasa ringan tangan.
Jimmy memijat keningnya yang berdenyut.
"Bersyukur aku lahir di keluarga sederhana tapi waras," gumam Jimmy pelan.
Setidaknya meski tidak kaya, dia punya orang tua yang sangat baik. Bukan seperti Ozan, punya orang tua layaknya monster berkulit manusia.
Pria itu memanggil pelayan untuk membereskan kamar Freya. Setelahnya dia beranjak menuju kamar tamu, dia yakin Freya berada di sana.
Diketuknya pintu dengan pelan, tak beberapa lama Freya membuka pintunya. Dia menatap Jimmy dengan sorot mata datar.
"Ada apa?" tanya Freya datar membuat Jimmy mengangkat alisnya sebelah. Ketika melihat tak ada kekhawatiran di wajah Freya.
"Apa Anda tidak merasa khawatir melihat suami Anda menggila seperti tadi?" Jimmy bertanya balik. Dia tidak menyangka kalau Freya bisa setenang ini.
Freya tersenyum sinis. Dia mendongak, karena tubuh Jimmy sangatlah tinggi. Lalu berkata dengan nada angkuh.
"Untuk apa aku mengkhawatirkan pria yang hampir saja membunuhku," tukas Freya dengan nada sarkasme membuat Jimmy terhenyak.
Dia kira Freya adalah wanita lemah lembut, karena beberapa tahun yang lalu, hati wanita itu amatlah lembut. Meski Ozan telah jahat padanya, dia tetap berbuat baik pada Ozan. Berharap kalau suatu saat nanti sang suami bisa bersikap baik padanya.
Akan tetapi, harapan Freya telah sirna saat melihat Ozan tega menyakiti putranya.
Jimmy menghela nafas berat.
"Setidaknya berperilaku lah sebagai seorang istri di saat suami Anda membutuhkan sosok istri!" jelas Jimmy membuat Freya tertawa lepas.
Dia menutup mulutnya anggun membuat Jimmy menatapnya aneh. Dia bingung dengan sikap Freya yang memang sudah jauh berbeda.
Dulu dia lembut, sekarang kasar. Dulu dia penakut, sekarang dia berani.
Ah … Jimmy tersadar kalau manusia itu unik. Bisa berubah kapanpun. Kadang baik kadang jahat, kadang penakut kadang pemberani. Itulah manusia.
"Ha ha … lantas saat aku membutuhkan sosok suami, apakah dia bersikap seperti sosok suami? Jangan buat aku tertawa lebih dari ini, Jimmy. Kamu paling tahu bagaimana pernikahan ku dengan Ozan. Jika kamu mau aku bersikap layaknya seorang istri. Katakan pada Tuanmu untuk memperlakukan ku layaknya seorang istri! Bukan malah menyakiti ku layaknya budak yang dia beli!"
Freya berkata dengan sarkas membuat Jimmy memijat pangkal hidung nya. Terlalu rumit pernikahan Freya dan Ozan, entah bagaimana bisa takdir membuatnya masuk ke dalam dunia Ozan dan Freya.
Namun, sebagai seorang psikiater. Jimmy harus meminta bantuan Freya agar penyakit mental Ozan tidak kambuh atau semakin parah.
"Saya tahu. Tapi, saya mohon dengan sangat pada Anda, untuk tidak melakukan kesalahan apapun atau memancing amarah Tuan Ozan. Patuhi saja apa yang dia katakan, maka semuanya akan mudah. Selama ini beliau bersikap kasar, karena Anda tidak pernah mau menuruti perintahnya."
"Lalu, menurutmu kalau aku tidak patuh padanya, maka kejahatan yang dia lakukan padaku itu tindakan yang benar?" Freya berdecak sinis, dia paling kesal mendengar ucapan Jimmy yang selalu saja menyuruh Freya mengalah.
"Bukan begitu, Bu. Saya hanya ingin Anda paham bagaimana kondisi mental, Tuan Ozan saat ini. Kejiwaannya sedang bermasalah!"
"Jika kejiwaannya sedang bermasalah, silahkan bawa dia ke rumah sakit jiwa. Bukan malah berkeliaran di sini lalu membahayakan nyawaku dan anakku!" tegas Freya tanpa pikir panjang membuat wajah Jimmy berubah dingin.
"Dunia kita berbeda dengan dunianya. Tempatnya berasal tidak sama dengan tempat kita berasal!"
Setelah berkata demikian, Jimmy segera meninggalkan Freya yang termangu berdiri di depan pintu kamar tamu. Dia menatap punggung Jimmy dengan sorot mata yang sulit diartikan.
Huff … Freya menghela nafas panjang. Dirinya sangat ingin lepas dari Ozan, namun tidak bisa. Suaminya itu bisa lebih gila dari malam ini bila dia berani lari dari rumah.
"Haiss … kenapa nasibku sangat tragis," gumam Freya mengacak-acak rambutnya kesal lalu memilih masuk ke dalam kamarnya.
*
*
Sedangkan, di sisi lain. Mark sedang meninju samsak tinju. Dia benar-benar marah dan kesal pada Ozan yang tiba-tiba datang lalu mencium bibir Freya. Rasa cemburunya tak mampu dia tahan, sehingga ia lampiaskan pada samsak tinju.
David – kakak Mark hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan sang adik. Dia sendiri bingung mengapa adiknya selalu saja jatuh cinta pada istri orang.
"Cinta yang rumit," gumam David pelan lalu meneguk lemon tea dingin nya.
"Aakkkkk … Tuhan! Aku mau menikahi istri orang!" teriak Mark tiba-tiba dengan keras membuat David yang sedang minum tersedak.
Uhuk uhuk.
"Sialan kau … uhuk uhuk …" David mengelap bibirnya yang basah. Dia membuka kemaja nya yang basah, dada bidang dan perut kotak-kotak terpampang jelas di sana.
Mark tertawa kecil melihat sang kakak tersedak karena nya. Dia segera menghampiri David dan duduk di sofa yang berhadapan dengan David.
"Dav, aku benar-benar kebelet kawin dengan istri orang! Kira-kira apa yang harus aku lakukan?" tanya Mark minta saran pada sang kakak yang istrinya juga pernah direbut oleh Mark.
"Nikah dulu baru kawin, Goblok!" sentak David membuat Mark berdecak sebal.
"Iya-iya … apa saran mu?" tanya Mark lagi membuat David berpikir keras.
"Aku tidak punya saran, karena aku tidak punya pengalaman merebut istri orang," jawabnya santai setelah berpikir keras.
Mark yang mendengarnya ikut kesal.
"Rugi aku bertanya padamu," ketus Mark kesal membuat David menatapnya sinis.
"Lebih baik urungkan niatmu untuk jadi pebinor, Mark. Masih banyak perempuan di dunia ini yang masih jomblo! Untuk apa harus susah-susah merebut istri orang!" nasehat David pada sang adik.
Bagaimanapun sebagai seorang kakak, dia tidak ingin adiknya salah jalan. Dia ingin Mark hidup bahagia dengan wanita pilihannya yang tentu saja bukan istri orang.
Mereka lahir dari keluarga terpandang dan bermoral tinggi. Merebut istri orang saja saja dengan menjatuhkan moral mereka.
Wajah Mark berubah dingin. Sampai kapanpun dia tidak akan pernah merubah niatnya. Cintanya tidak tulus pada Freya.
"Salah sendiri kenapa dia menjadikan istrinya samsak tinju. Lebih baik aku rebut istrinya terus aku jadikan guling malam mu!" balas Mark dengan nada kesal.
*
*
Jangan lupa kopi nya yah 🤗
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
Mark nekad sekali..
2023-12-03
0
Samsia Chia Bahir
Kopi kopi manaaa kopiiii 😄😄😄😄😄😄
2023-11-05
0
Anonymous
benar obatin sakitnya
2023-07-05
1