Perih

Aurel jadi akhirnya minta ijin pulang karena kepalanya terasa pusing setelah bertemu Kesi. Saat sedang memutuskan apakah akan memilih ojek online atau naik bis, tiba tiba sebuah mobil mewah berhenti di sampingnya. Saat kaca mobil terbuka, seraut wajah cantik tersenyum lebar padanya.

"Kikan?" Kaget Aurel.

"Hai Kak Aurel. Mau kemana? Yuk, Kikan antar," sapanya ramah.

"Mau pulang, eh, ke perusahaan Kak Kevin aja," ucap Aurel akhirnya.

"Kak Kevin ngga ke kantor, kak, hari ini. Katanya dia mau ngerjain semua kerjaannya di rumah. Meeting pun pake zoom. Kan, hari pernikahan Kakak dan Kak Kevin udah dekat. Juga katanya Kak Kevin ingin bulan madunya dengan Kak Aurel ngga terganggu," celoteh Kikan dengan derai tawanya.

Jika saja tadi Kesi ngga menemuinya, pasti Aurel akan tersipu mendengar kata kata Kikan.

"Aku juga diminta Mama untuk ngantar makan siang buat Kak Kevin," kata Kikan sambil menunjukkan paper bag yang berisi makan siang.

Karena Aurel masih diam, Kikan meraih tangannya.

"Ada apa, Kak? Kakak sakit?" tanya Kikan kuatir melihat wajah pucat Aurel.

"Tidak. Bisa antarkan Kakak ke apartemen Kak Kevin? Nanti paper bagnya biar Kak Aurel yang kasihkan," ucap Aurel ngga yakin. Dia harus memperlihatkan video ini pada Kevin.

Tapi apa dia bisa menerima kalo Kevin jujur dengan perasaannya terhadap Kesi? Dadanya terasa sangat sesak sampai dia harus berpegangan pada mobil Kikan karena kedua kakinya mendadak lemas.

"Kakak kenapa?" tanya Kikan kaget melihat Aurel yang hampir jatuh.

"Kakak ikut, ya," ucapnya sambil berjalan perlahan memutar bagian depan mobil Kikan dan duduk di samping Kikan yang menatapnya bingung serta kuatir.

"Kakak ngga apa apa?" tanya Kikan makin cemas.

"Engga pa pa, Kikan. Kakak mau tidur bentar, nanti kalo udah sampai bangunkan, ya," ucap Aurel sambil memejamkan mata.

Kikan tambah semakin kuatir melihatnya. Dia bermaksud mengabari Kakaknya kalo Kak Aurel akan menemuinya di apartemen.

"Jangan katakan pada Kak Kevin kalau Kak Aurel mau datang ke apartemennya," kata Aurel pelan seolah tau apa yang akan dilakukan Kikan.

"Ii..iya Kak," jawab Kikan gugup. Dia lalu membawa mobilnya dalam kecepatan sedang dalam kemacetan jalan. Akhirnya setelah sejam, sampai juga mereka di apartemen Kevin. Aurel pernah dua kali dibawa ke sini oleh Kevin.

"Bangun, Kak, udah sampai," panggil Kikan lembut.

Aurel membuka matanya perlahan.  Lalu tersenyum pada Kkan.

"Makasih ya Kikan. Jangan kasih tau Kak Kevin, ya kalo Kak Aurel datang. Biar kejutan," pesan Aurel lagi. Entah kenapa dia harus mengatakannya berkali kali pada Kikan.

"Siap Kak," jawab Kikan patuh dan memandang Kak Aurel yang kini sudah berjalan masuk ke dalam apartemen Kevin.

Kenapa perasaanku jadi ngga tenang ya, batin Kikan. Dia memandang ponselnya, tapi kemudian menyimpannya kembali ke dalam tas.

Aku harus bisa dipercaya Kak Aurel, batinnya lagi. Lalu Kikan menjalankan mobilnya meninggalkan aparteman Kevin.

Sementara Aurel menekan lift tanpa ragu. Tapi begitu kakinya memasuki lift, ada firasat ngga enak menerpa hatinya. Tapi Aurel berusaha menepisnya.

Tanpa ragu Aurel membuka pintu apartemen Kevin dan memasukinya karena Kevin sudah memberikannya kartu aksesnya.

Tapi langkahnya terhenti saat melihat kekasihnya sedang berciuman sangat mesra dengan seorang gadis yang ia kenal sebagai sahabat adik kekasihnya.

Paper bag yang jatuh mengagetkan kedua orang tersebut. Apalagi Kesi yang langsung menjauhi Kevin dan menatapnya agak aneh.

Aurel merasa Kesi sudah membuktikan kata katanya di cafe tadi.

"Kak Aurel..." tukas Kesi gugup.

"Aurel, ini gak seperti yang kamu pikirkan....," jelas Kevin panik. Tertangkap basah dia sudah.

Aurel melangkah tenang menghampiri Kesi. Tangan kanannya melayang  keras di pipi kanan Kesi membuat gadis itu terhuyung ke belakang dan hampir jatuh kalo Kevin tidak segera mendekapnya.

"Aurel!" sentak Kevin kaget melihat kekasihnya yang lembut kini bisa berubah kasar.

Aurel tergugu mendengar bentakan Kevin.

Kevin membela selingkuhannya?

Hati Aurel amat sakit.

Tanpa ragu tngan kanan Aurel pun kembali melayang, kini ke pipi kanan Kevin. Tamparan itu sangat keras sampai membuat pipinya memerah. Sama kerasnya seperti di pipi Kesi tadi. Ada cap lima  jari di sana.

Aurel pun merasakan tangannya bertambah sangat panas dan perih. Tapi hatinya lebih dari itu rasanya.

Kevin terdiam. Dia mengusap bibirnya yang terluka akibat geretan cincin di jari Aurel. Sedangkan Aurel menatapnya dengan berlinang air mata.

Aurel melepas cincin pertunangan mereka dan melemparnya ke dada  Kevin dengan penuh amarah dan sakit hati yang ngga bisa terkatakan lagi.

"KAMU BEBAS!" teriak Aurel dengan tangis yang pecah.  Lalu Aurel berlari keluar sambil mengusap air matanya dengan kasar.

"AUREL! TUNGGU!" Kevin balas berteriak sambil menghempaskan Kesi dan mengejar Aurel.

Untunglah pintu lift sedang terbuka dan lift dalam keadaan kosong. Aurel segera menutupnya saat melihat Kevin yang sedang berlari ke arahnya. Syukurlah, akhirnya pintu tertutup dengan Kevin yang masih berteriak.

"TUNGGU AURELL!"

Untungnya suasana koridor sepi. Aurel terus menghapus air matanya yang deras mengalir dengan sapu tangan yang dibawanya. Dia berusaha menahan isaknya. Setelah pintu lift terbuka, Aurel bergegas ke luar apartemen dan langsung mencegat taksi yang lewat.

"Kemana bu?" tanya Supir taksi yang ternyata seorang bapak bapak berumur seperti papanya, menanyakan dengan cemas karena melihat penumpangnya yang sedang menangis.

"Bandara Pak," jawabnya tersendat. Begitu taksi berjalan, ternyata Kevin baru keluar dari aparteman dan melihat ke kanan dan ke kiri  mencarinya. Air mata Aurel semakin deras mengalir.saat melihatnya.

Selamat tinggal Kevin, gumamnya hancur. Hatinya sudah tak bersisa. Seharusnya dia sudah tau kalo Kevin bimbang dan ragu meneruskan pernikahan dengannya.

Harusnya dia tegas. Bukannya malah membiarkan Kevin merajalela mempermainkan hatinya sampai ke dasar. Rasanya sakit sekali.

Aurel kaget akan getaran ponselnya.

Kevin, batinnya perih begitu tau siapa yang menelpon. 

Aurel langsung menutupnya dan mematikan ponselnya. Dia tidak ingin berkomunikasi dengan siapa pun.

Begitu sampai di bandara, Aurel bengong sesaat. Dia hanya membawa tas tangannya.

Akhirnya Aurel memutuskan untuk pergi ke salah satu hotel dekat bandara. Dia butuh tidur dan menenangkan diri sebentar. Mungkin dia akan membuat orang tuanya kuatir. Tapi untuk kali ini saja Aurel ngga ingin ditemukan siapa pun.

Sementara Kevin yang kebingungan tidak menemukan Aurel, langsung meminta tolong pada satpam hotel untuk melihat rekaman CCTV. Akhirnya Kevin tau Aurel naik taksi, dan dia pun menghubungi grup taksi yang membawa Aurel.

FIX, Ternyata Aurel ke bandara.

Kevin langsung memnta bantuan ketiga temannya untuk memeriksa daftar penumpang. Walau sulit dan membutuhkan waktu sampai sore ternyata, nama Aurel tidak ada di daftar pesawat yang mungkin saja dinaiki Aurel. Tujuan yang mereka cari pun hanya di dalam negeri, karena mereka yakin Aurel pasti ngga akan sempat memnawa passport.

Kevin menggusar wajahnya dengan kesal. Ketiga temannya menatap kasian pada pipi Kevin yang luka disertai cap lima jari.

Sebenarnya apa yang terjadi. Apa Aurel marah? Bukankah gadis itu selalu memaafkan kesalahan kesalahan Kevin dengan mudah, begitu pikir mereka.

Terpopuler

Comments

Uba Muhammad Al-varo

Uba Muhammad Al-varo

kevin sok kegantengan,munafik,egois dan tidak memperdulikan hati perasaan wanita terutama Aurel

2024-06-29

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

sip👍

2023-06-15

1

Fenti

Fenti

bagus Aurel lebih baik tinggal kan dari sekarang dari pada nanti

2023-05-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!