"Kenapa kamu tidak menjadi dosen seperti papamu, nak?" tanya Papa Kesi ingin tau. Saat ini mereka sedamg duduk santai di taman belakang. Taman itu begitu indah, walaupun malam hari karena diterangi lampu lampu kristal yang berukuran kecil berbentuk bintang.
Ada kolam ikan koi, tanaman tanaman hias Mama Kevin dan beberapa pohon buah buahan. Selain Mangga, ada juga pohon Anggur yang merambat dan di sangga dengan kayu kayu yang penuh ukiran. Ada aneka warna bunga mawar yang sedang mekar, merah darah, kuning, putih, dan yang bercorak batik.
Ternyata Mama Kevin sangat menyukai kegiatan berkebunnya. Aurel sempat beberapa kali membawakan calon mertuanya tanaman hias yang masih tumbuh dengan subur dan indah.
"Waktu itu saya baru lulus, Om. Saya merasa belum siap untuk mengajar mahasiswa. Tapi malah betah di SMA," jelas Aurel dengan wajah ceria.
Kalo mengingat kelakuan siswanya pasti bisa menghibur hatinya yang selalu disakiti Kevin.
"Ooo, padahal anak anak SMA tingkahnya tengil, kan," kata Papa Kevin kemudian tertawa renyah.
"Jadi ingat masa SMA," timpal Papa Kesi ikut terkekeh. Mama Kevin dan Mama Kesi juga ikut tertawa tergelak gelak.
"Kak Aurel, ada muridnya ngga, yang naksir sama kakak. Kakak, kan, cantik. Biasanya murid cowo suka tuh gangguin kalo ada guru muda yang cantik. Seperti teman teman Kikan dulu." Kikan juga ikut berkomentar. Bibirnya tersenyum mengingat teman teman SMAnya dulu.
"Itu, sih, biasa," jawab Aurel membuat kedua alis mata Kevin langsung bertaut.
"Siapa yang berani godain kamu, yang?" tanya Kevin ngga terima.
"Cieee yang cemburu," ledek Mama Kevin di sambut tawa beberapa dari mereka. Minus Kesi.
"Bukan gitu, Ma, Aurel ngga pernah cerita sama Kevin," bantah Kevin cepat.
"Kamu ngga nanya." Papa Kevin ikut menimpali. Seakan menyalahkan putranya.
"Mungkin seperti kamu waktu SMA lah, Vin." Aurel balas meledek.
Dengan gemas Kevin mengacak rambut Aurel.
"Awas, ya, kalo kamu centil di sekolah," ancamnya kini memencet ujung hidungnya.
"Kevin," tukas Aurel sebel diikuti tawa Kevin. Kevin selalu suka saat Aurel marah sambil menyebut namanya.
"Aurel masih ngajar di rumah singgah?" tanya Papa Kevin menatap senang akan kedekatan Kevin dan Aurel yang begitu natural. Kelihatan sekali keduanya memang saling sayang.
"Masih, Pa. Sekarang nambah dua lagi yang baru, Pa, sekolahnya," cerita Aurel dengan mata berbinar.
"Ngajar anak jalanan gitu?" tanya Papa Kesi surprise.
"Iya Om."
"Ngga dibayar, dong, ya." Mama Kesi ikutan kagum. Masih muda, cantik, pintar, lulusan S2, mau mengajar di tempat yang pasti kumuh dan pasti bau.
"Iya, Tante. Tapi syukurlah sekarang udah mulai banyak pengajarnya. Dan mulai aman dari preman," kata Aurel sambil mengerling penuh arti pada Kevin yang juga meliriknya dan tersenyum.
"Dulu sering diganggu preman, Rel?" tanya Papa Kevin terkejut. Begitu juga yang lain.
"Ngeri dong, Kak," sambar Kikan agak takut.
Kak Aurel berani banget nentang preman, batin Kikan ngga percaya.
"Iya, preman itu suka malakin. Karena katanya pengamennya jadi kurang setoran. Padahal kita ngajarnya ngga tiap hari," cerita Aurel saat teringat kejadian dulu.
"Terus ngga ada polisi yang amanin?" Papa Kesi juga ikut merasa ngeri. Benar benar perjuangan tulus tanpa pamrih.
Kalo memang Aurel masih ngga aman, beliau akan meminta beberapa pengawalnya untuk melindungi kegiatan pahlawan tanpa jasa dan gaji ini.
"Ngga ada Om. Tapi sejak dibantu Kevin sama teman temannya, jadinya sekarang aman, Om," kata Aurel sambil tersenyum dan sebelah tangannya langsung digenggam Kevin.
Mata Kesi langsung melirik ke arah Kevin. Melihat Kevin yang menggenggam tangan Aurel membuat hatinya sakit. Tapi dia penasaran akan lanjutan ceritanya.
"Kok bisa ada Kevin?" Papa Kevin menatap Kevin heran. Penasaran dengan cerita Aurel.
"Iya, Om juga jadi penasaran," sambung Papa Kesi juga sambil menatap Kevin dan Aurel bergantian.
"Cerita dong, Mama jadi pengen tau," sambung Mama Kevin ikutan kepo.
Kevin tersenyum lebar. Genggamannya dieratkan pada Aurel.
"Kevin sama Arkha, Denis, Nicho lagi lihat area proyek baru di sekitar situ, Pa. Trus lihat ada yang ribut ribut. Pas kita datangi, teman teman Aurel yang dua orang laki laki udah babak belur dikeroyok lima preman," cerita Kevin mengenang kejadian awal pertemuan mereka.
Bila membayangkan itu Kevin merasa sangat kagum dengan perjuangan Aurel dan teman temannya. Hanya ingin membuat anak anak jalanan itu pintar, mereka kena usir, dipalakin, dan bisa juga dikeroyok gitu. Ga bisa dibayangin kalo Kevin dan teman temannya ngga datang menolong pada saat itu.
"Serem, ya, Rel," kata Mama Kevin jadi merinding. Ga bisa membayangkan gadis selembut Aurel berada dalam situasi seperti itu.
"Iya Aurel, laen kali bawa polisi. Ngeri urusan sama preman." Mama Kesi ikut menimpali ngeri.
"Trus sekarang udah aman?" tanya Papa menegaskan.
"Sudah Pa. Kevin minta tolong Om Arif buat beresin tuh preman. Memang mereka preman yang paling reseh di situ," jelas Kevin lagi.
"Jadi Kak Kevin seperti Superhero gitu dong," seru Kikan senang.
Keren kakak gue, jagoan banget, bangga Kikan dalam hati.
"Ga sia sia Papa masukin kamu karate," kata Papa juga bangga.
"Apa itu awal ketemunya kalian?" tanya Mama penuh arti.
"Iya, Ma," jawab Aurel tersipu.
"Kayak di film film, ya. Jagoannya nyelamatin perempuannya,. Romantis banget," tukas Mama Kesi ikut senang.
Memang top anak bujangku, puji Mama Kevin dalam hati.
"Terus kalian langsung pacaran?" tanya Papa dengan senyum terkembang di bibirnya.
"Iya dong, Pa. Kevin langsung jatuh cinta pada saat itu dengan Aurel. Saat itu Aurel ngga takut ngamanin anak anak jalanan, dan ngasih uangnya gitu aja. Preman itu sampai ngerampas dompet Aurel saat Aurel mau ngasih uangnya."
Mendengar Kevin langsung jatuh cinta padanya membuat Aurel terpana sesaat. Tapi kemudian dia langsung kesal karena jatuh cintanya cuma sebulan. Setelah itu hilang tanpa kabar
Terlalu berlebihan, cibir Aurel dalam hati.
"Apa benar? Tapi tante juga bakal seperti Kevin, bakal jatuh cinta sama Aurel. Kamu baik dan tulus, Aurel," puji Mama Kesi kagum.
"Jangan kan ketemu preman, membayangkan tempat yang kumuh dan bau aja Tante udah ga kuat."
Mereka langsung tertawa mendengar lanjutan kalimat Mama Kesi.
"Berarti sudah lama juga pacarannya, ya, sebelum Papa dan Mama datang melamar Aurel buat tunangan," kata Papa lagi.
"Setelah tiga tahun, Pa, dari waktu melamar Aurel," kekeh Kevin membuat mama dan papa ingin menjitak kepala putra tengilnya karena harus selama itu melamar menantu yang sangat berkualitas.
"Kamu, kok, ngga langsung cerita, sih, Vin," omel Papa Kevin kesal. Karena setelah jalan tiga tahun, baru Kevin minta beliau melamar Aurel pada keluarganya.
Awalnya sempat bingung, karena papa, mama, dan Kikan ngga mengenal Aurel. Aurel juga belum dibawa ke rumahnya.
Tapi melihat keseriusan Kevin, mereka malah surprise karena bujangnya sudah serius memikirkan rencana masa depan hidupnya.
Pantas saja Papa Kevin merasakan ada perubahan sikap pada putranya. Rupanya sejak berpacaran dengan Aurel.
Dan setelah mengenal Aurel, beliau dan istrinya bertambah sayang pada gadis itu. Kikan pun cocok dan menyukai Aurel. Padahal dia selalu sinis dengan pacar pacar Kevin sebelumnya.
"Kamu bisa lama pacaran sama Aurel, pasti karena Aurel sabar, ya, ngadepin tingkah kamu," sindir Mama Kevin sambil geleng geleng kepala.
Aurel memang istimewa, bisa menaklukkan Aurel.
"Memang Kevin ngapain, Ma," protes Kevin ngga terima dianggap ngga bener di depan Aurel.
"Tapi waktu itu Kak Kevin masih jalan sama model yang dari Australi juga kan? Juga beberapa model lokal," cetus Kesi dengan nada mengejek.
"Itu, kan, sebelum tunangan, Kes. Ya nakal dikit ngga apalah," bela Kevin santai membuat para orang tua itu menggeleng kepala. Dan Aurel sedikit memanyunkan bibirnya.
"Kamu ,ya," kesal Mama sambil menoyor kepala Kevin.
Barusan bangga eh.... memang Aurel sabar banget sampe Kevin bisa jadi berubah cukup baik gini, batin mama sambil mengurut dada.
"Sebenarnya Aurel kaget waktu Mama, Papa dan Kikan ke rumah bareng Kevin buat ngelamar Aurel. Kita juga udah jarang ketemu karena kata Mama sama Papa Aurel, Kevin lagi sibuk ngurus perusahaan yang bermasalah," jelas Aurel jujur.
"Padahal sibuk buat skandal. Kak Aurel baik banget, sih, mau maafin Kak Kevin terus," cibir Kesi lagi, menyindir.
"Ngga gitu juga Kesi sayang. Memang nih anak sering buat berita heboh dengan perempuan di luar sana. Tapi sejak tiga tahun yang lalu agak berkurang karena sibuk ngurusin perusahaan Om yang di Australia yang hampir kolaps," jelas Mama Kevin lembut.
"Iya, akhirnya berhasil dan berkembang ya, Vin," pungkas Papa Kevin bangga.
Ketahuan pernah maen sama model Australia nih, batin Aurel mulai kesal. Kevin hanya garuk garuk kepala saat melihat wajah Aurel yang mulai tampak kesal.
"Tapi Mama senang, sejak tunangan setahun yang lalu, skandal Kevin udah menghilang. Kevin juga udah sering pulang ke rumah. Biasanya ke club atau ke apartemen terus. Aurel, kamu paling engga bisa buat anak Mama jadi baik delapan puluh persen," kata Mama Kevin bijak memuji calon mantunya.
"Seratus persen, dong, Ma," pungkas Kevin.
"Siapa tau ada skandal baru yang lebih heboh, ya, Tante," cuit Kesi lagi.
"Ya, janganlah," bantah Kikan ngga terima kakaknya dijelekin mulu sama Kesi.
Kevin terdiam sambil melirik Kesi. Dia tau maksud ucapan gadis itu. Aurel pun menatap Kesi yang kini sedang beradu tatap dengan Kevin. Hatinya agak mencelos. Seperti ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Kembali Aurel merasa resah. Aurel tidak ingin mencurigai Kevin terus menerus. Aurel ingin bisa mempercayai Kevin sepenuhnya. Tapi rasanya susah. Dia menjalani hubungan ini dengan ngga ada ketenangan dalam jiwanya.
"Sudah-sudah,,, nanti kalo kamu udah jadi manten baru, poin kamu naek seratus persen," pungkas Mama Kevin yang diikuti tawa suami dan orang tua Kesi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
suka banget 😍
2023-06-11
1
Lenkzher Thea
Semangat terus
2023-05-28
1
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Kan Kamu entar buat Skandalnya
Jijik ama Kesi
2023-05-09
1