Serius lo mau dekatin kakak gua. Kakak gua bulan depan mau nikah," kata Kikan ingin memastikan.
"Aku suka sama Kak Kevin," jujur Kesi.
"Sejak dulu lagi," sambungnya meminta Kikan mengerti.
"Tapi gak gitu juga Kesi sayang. Mereka udah mau nikah loh. Sanggup lo nyakitin hati Kak Aurel?"
"Tapi kakak lo sepertinya suka sama aku loh. Kamu lihat sendiri foto foto ini. Natural banget, kan," tunjuk Kesi pada foto foto mesra mereka. Kesi masih ingat bagaimana tangan Kevin menyentuh lembut pinggangnya. Nafas mint Kevin. Semua sentuhan Kevin terasa membuainya.
"Kakak gue player, Kesi. Aku takut dia cuma singgah sebentar di kamu. Nanti tetap aja dia baliknya ke Kak Aurel. Kak Aurel itu dermaganya Kak Kevin," jelas Kikan panjang lebar. Memberitau agar Kesi ngga menyesal dan tambah patah hati.
Kesi ga menjawab. Dia juga ga enak hati sama Kak Aurel. Tapi perasaan cintanya pada Kak Kevin begitu menggebu. Apalagi Kak Kevin seperti memberi celah untuk dia masuki.
Sementara Kikan gak mau Kesi jadi korban php kakak brengseknya itu.
Entah sebesar apa kesabaran Kak Aurel sampai bisa menerima kelakuan kakak ashole nya itu.
Kikan kasian pada tunangan kakaknya. Karena itu dia sengaja ribut ingin melihat foto si ashole dengan temannya. Kikan ingin menunjukkan sisi buruk kakaknya pada Kak Aurel. Biar Kak Aurel cepat sadar akan sikap player kakaknya yang ga pernah sembuh.
Kikan menarik nafas panjang. Diliriknya Kesi yang masih tersenyum senang melihat foto foto mesranya bersama kakak asholenya.
Padahal sebulan lagi kakaknya akan menikah. Tapi Kesi seperti terus mencoba menarik perhatian kakaknya. Dan kakaknya seperti fine fine aja dan seperti menarik ulur Kesi. Itu yang membuat Kikan geram.
Kikan bisa gila memikirkan kelakuan keduanya. Apalagi kakaknya. Dia yakin sekali kalo Kak Aurel masih tetap akan menerimanya biarpun dia ketahuan bermain di belakang Kak Aurel.
Entah ilmu apa yang dipake kakak brengseknya untuk meluluhkan hati Kak Aurel hingga selalu memaafkan kelakuan playernya.
Akhirnya Kevin selesai meeting dan langsung masuk ke ruangannya lagi. Dia tersenyum melihat kedua gadis cantik itu tidur bersisihan di sofa.
Lama Kevin menatap wajah cantik Kesi, terasa begitu menggodanya. Akhirnya setelah menarik nafas, Kevin betdehem membangunkan keduanya.
"Ngantuk, Kak," kata Kikan sambil nyengir.
"Ayo kita pulang sekarang," tukas Kevin seraya membereskan meja kerjanya.
Ketiganya pun melangkah ke parkiran sambil diam. Kikan melirik Kevin dan Kesi yang berjalan berdampingan. Secara nggak sadar Kikan berjalan di belakang mereka.
Begitu pun di dalam mobil, Kikan memilih duduk di belakang membiarkan Kesi duduk di samping kakaknya.
Kikan pun ngga mau ambil peduli ketika kakaknya mengantarnya pulang duluan dengan alasan mau kumpul sama temannya di cafe yang se arah dengan rumah Kesi, yang tumbenan juga ngga mampir ke rumahnya.
Baginya kakaknya si ashole dan sahabatnya sudah dewasa. Kikan pun sudah memperingatkan Kesi, tapi teman dekatnya benar benar gak mau mendengarkannya dan tetap ingin mencoba peruntungannya. Dan si ashole ini sedang mempertaruhkan pernikahannya yang tinggal sebulan lagi.
Saat mobil Kevin sudah berhenti di depan pagar rumah Kesi, keduanya masih diam.
"Sudah sampai," kata Kevin lembut.
"Iya kak." Kesi menatap Kevin yang sedang menatapmya. Lalu Kevin mendekatinya membuat wajah mereka ngga berjarak. Mata Kesi terpejam sambil menahan nafas.
Kevin tersenyum smirk. Dia melepaskan seat belt Kesi dan menjauhinya.
"Sudah," goda Kevin sambil memencet hidungnya gemes.
"Iih, Kak Kevin," sungut Kesi manja, kirain akan di cium. Wajahnya langsung terasa panas sekali akibat malu akan perlakuan Kevin yang membuat jantungnya seakan berhenti berdetak.
"Pulang dulu ya Kak."
Kesi menatap Kevin agak ragu dan dengan cepat memgecup bibir Kevin sebelum akan membuka pintu. Kevin tersenyum miring. Tangannya meraih pinggang Kesi. Dan lalu ******* bibir Kesi sampai gadis itu hampir kehabisan nafas.
"Gitu kalo mau ciuman," goda Kevin mengusap bibir merah yang sangat menggoda itu
"Kak Kevin nakal." Kesi memukul lengan Kevin gemas dan malu. Tapi Kevin hanya tertawa saja.
"Sudah sana pulang. Nanti ditanyain tante," usir Kevin sambil membukakan pintu. Kembali tubuh mereka sangat dekat membuat nafas Kesi tercekat.
"Hati hati ya Kak, mimpiin aku ya." Kesi balik menggoda dan kemudian berlari masuk ke rumahnya. Kevin hanya tertawa lepas melihatnya.
Suara dering halus ponselnya membuatnya langsung mengangkatnya. Ternyata Arkha, salah satu teman dekatnya.
"Woii..i.." sapanya masih dengan sisa tawanya.
"Ceria Bro. Anniversary lo ke empat tahun sukses yaaa," teriak Arka diikuti tawa beberapa temannya yang lain.
Kevin terhenyak.
Gila. Dia lupa.
Pamtasan tadi Aurel datang ke kantornya mengajaknya makan siang. Biasanya tunangannya itu selalu sibuk saat jam makan siang di kelasnya. Apalagi ini bukan hari Jumat atau pun Sabtu, yang merupakan hari senggangnya.
Ada yang terasa nyeri di hatinya. Tanpa banyak kata Kevin langsung menutup telponnya dan melajukan mobilnya ke rumah Aurel.
Sekitar seratus meter lagi dari rumah Aurel, Kevin memarkirkan mobilnya pada toko bunga yang berjajar di situ. Dia langsung memesan buket mawar merah muda untuk Aurel.
Maaf, ucapnya dalam hati sambil melihat mawar itu seakan sedang berbicara dengan Aurel.
Lalu dia melajukan mobilnya ke rumah Aurel. Tapi kata kata mamanya yang mengatakan Aurel belum pulang membuatnya bingung.
Bukankah jam sekolah sudah selesai.
Akhirnya Kevin menitipkan bunganya pada mama Aurel.
Kevin menatap ke kamar Aurel di lantai dua. Kordennya tertutup. Kevin menghela nafas berat. Dia pun mencoba menelpon Aurel, tapi telpon gadis itu tidak aktif.
Kevin masih menatap korden yang ga bergerak itu dari kaca mobilnya.
"Maaff,,,," kembali Kevin mengucapkan kata itu dengan bibir bergetar.
Dia memang brengsek. Tapi dia ngga akan mau mèlepaskan Aurel. Kevin tau Aurel pasti sudah sangat lelah dengannya. Kevin tiba tiba takut Aurel akan meninggalkannya di saat saat akhir.
Setelah mobil yang membawa Kevin pergi, sebuah mobil berhenti di depan rumahnya. Setelah membuka pagar, mobil itu masuk ke garasi rumahnya. Tak lama Aurel keluar dari mobilnya. Setelah menutup pagar, Aurel pun memasuki rumahnya.
"Tadi Kevin ke sini, sayang," ucap mamanya mengegetkannaya.
"Ini dari Kevin." Mamanya mengulurkan buket mawar pink pada Aurel.
Aurel menatap kartu kecil di dalam buket mawar itu dan mengambilnya.
'Selamat hari jadian di tahun ke empat, Sayang.... Bentar lagi kita akan resmi dan kamu akan jadi istri ku selamanya'
"Romantis, ya, Kevin," tanggap mama senang.
Aurel tersenyum tipis atas kata kata mamanya. Lalu beranjak ke kamarnya.
Untung mamanya ngga sadar pada wajahnya yang nampak kusut karena abis menangis.
Dia menata bunga bunga itu di meja riasnya dan meletakkan kartu ucapan itu di sana dengan perasaan hampa.
"Kamu telat, Kevin," bisiknya pelan. Air mata kembali mengalir di pipinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
mampir 👍
2023-06-08
1
Fenti
benar-benar kevin ini
2023-05-29
1
Lenkzher Thea
Jangan sampai terjadi
2023-05-11
1