Mengantar Makan Siang Buat Kevin

Selama satu bulan Kevin rajin menjemputnya berangkat kuliah. Bahkan dia ikut menemani Aurel yang memgajar anak anak jalanan. Tapi setelahnya kebersamaan mereka mulai berkurang.

Kevin yang baru saja memegang perusahaan orang tuanya terlihat mulai sibuk. Aurel yamg mandiri tidak mempermasalahkan. Dia juga punya kesibukan sendiri. Lagian Aurel merasa Kevin menganggapnya just friend. Mereka tidak ada ikatan.

Hanya mamanya yang suka sibuk nanyain kalo arjunanya udah ga datang lebih dari seminggu ini. Iya, udah hampir sepuluh hari Aurel tidak bertemu dengan Kevin. Bahkan pria itu tidak mengirim pesan. Ada sedikit rasa rindu yang aneh, tapi Aurel berusaha menepisnya.

Akhirnya siang ini Aurel berdiri di depan perusahaan Kevin yang sangat megah. Di tangannya ada paper bag yang berisi makan siang yang dibuat khusus mamanya untuk arjuna kesayangannya.

Aurel tentu saja tidak bisa menolak permintaan mamanya. Entah mengapa mamanya begitu sayang dengan Kevin. Tapi selama sebulan kedekatan mereka,  Kevin memang dekat dengan mama dan papanya. Terlebih mamanya membuat Aurel suka tersenyum. Karena Kevin selalu saja melayani cerita cerita receh mamanya.

Mungkin karena mereka sangat menginginkan anak lelaki, tapi hanya Aurel saja yang bisa dilahirkan dari rahim mamanya. Dan beberapa tahun kemudian rahim mamanya harus diangkat karena ada tumor jinak.

"Mba, bisa bertemu Pak Kevin?" tanya Aurel sopan pada dua orang gadis muda yang berpenampilan seksi di meja resepsionis yang mewah.

"Udah ada janji?" balas salah satu resepsionis dengan ramah.

"Belum,"  jawab Aurel ragu.

"Dengan mba siapa ya? Siapa tau Pak Kevin bisa nemuin mba." Mungkin karena wajah dan dandanannya yang seperti gadis baik baik, pegawai di resepsionis itu mau membantu.

"Aurel mba."

Aurel tersenyum melihat pegawai tersebut akan mengangkat telpon.

"Aurel! Udah lama ga ketemu ya." Tiba tiba Arka sudah berada di sampingnya.

Kedua resepsionis langsung menunduk hormat pada Arka dan mulai bertanya dalam hati tentang siapa Aurel. Karena sikap Arka yang begitu akrab.

Aurel tersenyum melihat salah satu teman Kevin yang menghampirinya.

"Biar dia masuk sama aku," tukas Arka sambil menggandengnya ke lift. Masih tersenyum Aurel mengikuti langkah Arka.

"Iya, udah lama ya," jawab Aurel akhirnya.

"Kitakan ketemunya pas kamu sama teman teman kamu diganggu preman, ya. Udah cukup lama juga. Tadi aku sempat lupa lupa juga sama wajah kamu," kata Arka ramah lalu tertawa kecil bersama Aurel.

"Belum sempat makasih sama kakak dan dua teman kakak juga," jawab Aurel akhirnya saat mereka berada di dalam lift.

"Kok kakak sih, Arka dong, kayak Kevin," goda Arka membuat Aurel salah tingkah dan tersenyum malu.

"Masih di deketin kamu sama si Kevin?"

"Udah ga. Sebenarnya aku malu ke sini. Ini permintaan mama sih. Kevin dulu kalo ke rumah suka gombalin mama."

Arka tergelak mendengarnya.

Kamu terlalu jujur, Aurel, batinnya ngakak.

"Jadi bukan kamu yang kangen? Tapi mama kamu?" Goda Arka membuat Aurel tertawa menutupi perasaan malunya.

"Kapan kuliahnya kamu selesai?" Arka mengganti topik melihat gadis itu tak menjawab.

"Semoga tahun depan. Doa'a in, ya."

"Aamiin."

Keduanya melewati sekretaris Kevin yang juga berpenampilan lebih seksi. Bahkan belahan dadanya sedikit terlihat.

Arka tersenyum sekilas membalas senyum sopan gadis itu yang langsung menunduk hormat saat melihatnya.

Aurel mengurut dada melihatnya.

Apa pria itu selalu diberi hidangan seperti ini? batin Aurel kesal.

"Vin, ada Aurel ni," ucap Arka saat membuka pintu ruangan Kevin.

Aurel terpaku melihat pemandangan di depannya.

Seorang gadis cantik sedang duduk di pangkuannya. Gadis itu sangat cantik, mungkin model. Kulitnya putih susu dan terlihat sangat bening. Beda dengan kulitnya yang walaupun putih tapi tidak sebening itu.

Kevin terkejut melihat Aurel yang berdiri di belakang Arka.

"Doping ya, bro," sarkas Arka dan lalu tergelak.

Model yang duduk dipangkuan itu segera berdiri karena pergerakan Kevin.

"Ayo Aurel, kita duduk di sini aja. Pengen nyobain masakan mama kamu."

Arka menarik tangan Aurel dan mengajaknya duduk di sofa. Aurel hanya menurut, dia tersenyum kecil pada Kevin yang kini malah menatap aneh pada tangannya yang di pegang Arka.

"Aku boleh ikut gabung ga?" tanya si cantik itu sangat pede.

"Gak boleh," tolak Arka langsung membuat sang model cemberut.

"Sana, kamu, kan, ada pemotretan," usir Kevin sambil melangkah ke sofa di samping Aurel.

"Ok, janji ya, aku ikut untuk trend bulan depan," katanya sambil melambaikan tangannya dan keluar dari ruangan. Matanya sempat melirik pada Aurel yang sibuk mengeluarkan tenpat bekal dari dalam paper bag.

"Jadi gitu caranya nge lulusin model buat majalah lo?" sindir Arka sambil menyandarkan tubuhnya.

"Enak aja. Emang gue gampangan," tolak Kevin ga terima. Matanya masih menatap Aurel yang masih ga mau melihatnya. Perasaannya terasa aneh karena Aurel memgunjunginya bersama Arka

"Memang gampamgan," tandas Arka dan di iya in dalam hati Aurel.

"Iya kan Rel," ujarnya sambil melihat Aurel yang hanya tersenyum saja.

"Lo pergi sana. Ini buat gue," usir Kevin kesal yang melihat senyum Aurel.

"Banyak kok ini. Aku bisa ikut nyicipin masakan mama Aurel. Iya, Rel," kata Arka sengaja menggoda Kevin. Memanas manasi hatinya.

"Iya, ini banyak, kok," bela Aurel lembut.

"Ini ambil sendiri," katanya lagi sambil menyodorkan piring plastik kecil yang garansinya seumur hidup pada Arka.

"Serasa dilayani istri," goda Arka tambah senang melihat Aurel lebih menyilakannya lebih dulu dari pada Kevin.

"Ini..." Uur Aurel juga pada Kevin yang hanya diam saja karena tiba tiba kesal. Merasa dinomer duain.

"Kamu mau aku ambilin pake apa?" tanya Aurel lembut membuat bibir Kevin berkedut senang.

"Rendang dong," jawabnya akhirnya.

"Sayur juga, ya," kata Aurel sambil menyendokkan sayur kangkung tanpa menunggu jawaban Kevin membuat pria itu tersenyum.

"Seperti jadi nyamuk," sindir Arka tapi hatinya senang melihat reaksi Kevin.

Kena lo vin, teriaknya dalam hati.

"Arka mau pake sayur?"

"Gak usah dilayani. Cukup aku aja," titah Kevin membuat Aurel terdiam saat tangannya yang akan mengambil sayur untuk Arka dipegang Kevin. Arka kembali tergelak.

Dia langsung berdiri sambil membawa makanannya.

"Aku gak mau jadi nyamuk. Makasih ya, Aurel sayang. Bilang sama mama masakannya maknyuss banget," katanya sambil berjalan keluar dari ruangan kantor. Tawa kecilnya pun mengiringi langkahnya.

"Sayang palamu," maki Kevin kesal.

Aurel masih tetawa dengan sikap Arka dan Kevin.

"Ketawa terus, nih makan," kata Kevin gemas sambil mengarahkan sesendok nasi beserta daging dan sayur ke mulut Aurel yang terbuka.

"Iiih," ucap Aurel ga jelas. Tapi Kevin malah tertawa melihat pipi Aurel yang menggembung karena penuh makanan.

"Nih," balas Aurrel yang ganti menyendokkan makanannya ke mulut Kevin.

Tanpa mereka sadari, keduanya saling menyuapkan sampai makanan mereka abis.

"Makanmu masih tetap banyak." Kevin mengambil tisu dan membersihkan makanan di ujung bibir Aurel membuat gadis itu menjebikkan bibirnya

"Boleh bersihin pake bibir ga?" tanyanya nakal.

"Gak boleh," tolak Aurel galak yang membuat Kevin tergelak. Udah lama sekali ga menggoda gadis cantik ini.

Aurel pun membereskan bekalnya dibantu Kevin.

"Tiap hari antar aku makanan,  ya, yang," kata Kevin manja.

"Gak ah, kayak ga ada kerjain aja," tolak Aurel masih galak.

Kevin mengacak rambut depan Aurel gemas. Tawanya juga masih terdengar.

"Kangen sama kamu," kata Kevin merayu. Tapi separuhnya memang dia kangen.

"Paling kangen masakan mama."

"Sama yang bawain juga."

"Bisanya kamu aja." Aurel memutar matanya malas. Kata kata itu dulu sempat melambungkan hatinya, tapi tidak hari ini. Jujur, hati Aurel saat ini sudah patah. Ternyata Kevin hanya memberi harapan palsu.

"Kamu marah?" tanya Kevin yang merasa sikap Aurel agak beda.

"Engga. Aku pulang dulu ya. Bentar lagi Ivan mau jemput. Dia juga mampir di dekat sini."

DEG

Entah kenapa Kevin tidak senang mendengarnya.

"Tadi kamu bareng Ivan?"

"Iya. Mama tadi ke kampus minta aku antar kamu makan siang, trus pergi bawa mobilku. Untung tadi Ivan nawarin karena mau ke arah sini juga."

"Sering kamu pergi berdua sama Ivan?" Ada nada ga suka dalam suara Kevin.

"Kalo berdua jarang, seringnya bareng Obie sama Sachi," jawab Aurel polos.

"Berarti pernah berdua, dong," kesal Kevin.

"Ya, tadi pas ke sini. Nanti juga, kan, mau diantar balik sama Ivan." Aurel menatap notif pesan yang baru masuk.

"Aku pulang duluan, ya. Ivan udah di loby," pamitmya sambil berdiri.

Kevin masih diam dan hanya terus menatap Aurel. Bukannya dia ga mau mengantar Aurel pulang, tapi sebentar lagi meeting sangat penting menunggunya. Klien bisnis dari Jepang. Bisa dimarahin sama papanya kalo maen ditinggal gitu aja.

"Well, hati hati," katanya terpaksa yang disambut senyum manis Aurel saat menutup pintu ruangannya.

Terpopuler

Comments

Fenti

Fenti

apa itu doping kak??

2023-05-29

1

Fenti

Fenti

kenapa seksi semua di kantor ini🤭

2023-05-29

1

Fenti

Fenti

suka pepet aja Arka, kevin sukanya gombalin mama Aurel bukan Aurelnya😂😂

2023-05-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!