Ngga Sengaja Bertemu

Akhirnya meeting yang diikutinya tidak membuat pikirannya bisa fokus di satu tempat. Arka beberapa kali menyenggolnya karena terlihat sering melamun. Papanya juga beberapa kali sempat meliriknya dengan tajam.

Kevin sangat beruntung memiliki otak yang sangat encer. Walaupun konsentrasinya terpecah, tapi saat melihat slide atau file yang ditunjuk Arka atau papanya yang mengapit kiri dan kanannya, dia langsung bisa memahaminya dan memberikan pendapat dan tanggapan yang sangat brilian.

Akhirnya tiga jam berakhir sudah. Meeting pembangunan dua resort mewah di Pulau Lombok dan Pulau Bintan selesai juga. Tentu saja ide ide Kevin yang brilian, sangat membuat kagum dan yakin para inveator untuk bekerja sama dengan mereka. Soalnya modal yang ditanamkan pun dalam jumlah yang fantastik.

"Kamu mikir apa, sih, Untung ga lemot," seru papanya kesal saat hanya papanya, dirinya dan Arka yang masih  berada di ruang meeting.

"Maaf Pa," katanya penuh sesal. Tapi dia memang ga bisa mengendalikan arah pikirannya tadi.

Papanya mengangguk maklum. Karena kelemotannya ngga mengganggu jalannya meeting. Mungkin hanya dirnya dan Arka yang sadar kalo Kevin sedang ngga fokus.

"Persoalan perempuan jangan dibawa  dalam urusan pekerjaan," nasihat beliau bijak. Bukan papanya ga tau skandal yang sering dibuat anak laki laki satu satunya ini.

Arka tertawa mendengarnya membuat Kevin mendelik padanya.

"Ya udah. Kalian bisa pulang sekarang. Papa pun harus menjemput mama di salon. Mama mu itu kenapa selalu merepotkan papa," keluhnya sambil berkacak pinggang.

"Sayang istri om," ledek Arka.

Kali ini Kevin juga tertawa bareng Arka. Papanya memang terlalu sayang pada mamanya. Beliau tetap saja menyempatkan waktu mengantar istrinya ke salon, arisan, atau menemani shopping walaupun sangat sibuk. Bahkan dulu waktu Kevin dan Kikan-adiknya ambil raport, tetep aja papanya datang bersama mamanya.

Saat sampai di parkiran Kevin menatap Arka membuat sahabatnya itu bingung.

"Ada apa?"

"Kamu suka sama Aurel?"

"Belum, sih. Mungkin nanti," sahut Arka enteng

Kevin terdiam.

"Kamu suka sama Aurel?" selidik Arka walau sudah menduga duga.

"Entahlah. Saat melihatnya tadi di kantor dan katanya pulang diantar Ivan, hatiku rasanya aneh aja," jujur Kevin terus terang.

"Mungkin karena aku sempat dekat dengannya. Dan hampir dua minggu aku ga pernah ketemu dengannya lagi," lanjut Kevin lagi sambil memijat kepalanya.

Arka menepuk nepuk pundaknya. Aneh memang player bisa maen perasaan.

"Kirain udah bosan," kekeh Arka menyindir.

Kevin balas tertawa. Mengetawakan kebodohannya.

"Belum sebulan. Coba test bisa tahan berapa lama perasaan kamu ke Aurel. Dua minggu mah biasa, Vin," saran Arka gokil.

Dia sangat tau sifat bosan Kevin. Tapi Arkha agak curiga, sepertinya ngga berlaku buat Aurel.

Arkha tau sekali. Kali ini Aurel sedikit mengganggu pikiran Kevin. Cantik, pintar, mandiri, punya jiwa sosial yang tinggi dan ngga begitu mempedulikan Kevin. Dalam hati Arkha pun tergelak.

Kevin tersenyum menyetujui kata kata sahabatnya. Mengapa dia terlalu jauh berpikir tentang perasaan anehnya, tepisnya dalam hati.

Belum tentu juga Aurel rumahnya, batinnya santai.

"Ayo kita ke resort baru. Hubungi Nicho sama Denis. Aku mau snorkling," titahnya sambil membuka kunci mobil.

Arkha pun menghubungi kedua temannya itu untuk langsung bergabung. Bagi mereka perempuan nomer sekian. Karena terlalu mudah di dapat. Apalagi mereka kaya dan tampan. Siapa yang bakal bisa menolak.

*

*

*

Aurel menatap majalah  mode ekslusif  yang baru dibelinya. Ada yang menohok hatinya saat melihat pose mesra Kevin dengan model yang dilihatnya seminggu yang lalu. Ternyata Kevin model juga dan seorang enterpreneur muda yang berbakat.

Mengapa dia tidak mengenal Kevin dan teman temannya waktu menolong mereka dari preman. Ternyata dia dan teman temannya kupet juga soal begituan. Bibir Aurel mengukir senyum kecil.

Udah hampir sebulan ini mereka tidak bertemu setelah dia mengantarkan makan siang untuk Kevin. Tapi dua minggu yang lalu mamanya memintanya lagi untuk mengantarkan makan siang buat Kevin, tapi di tolaknya mentah mentah. Aurel ga mau tetlihat seoerti mengejar Kevin, walaupun ingin. Apalagi Kevin juga menanggapinya masih biasa saja. Mungkin just friend lebih baik.

Apalagi saat Aurel searching di gugel, ternyata banyak sekali berita kedekatannya dengan wanita cantik yang seksi. Begitupun saat dia menyelesaikan S2 nya di Amerika. Dia juga berkencan dengan model model di sana. Wajar kalo balik ke sini dia juga mengencani para model juga. Memang itu seleranya.

Aurel memghela nafasnya. Betapa bodohnya ia sempat tertarik pada Kevin. Bahkan bagi Kevin dirinya hanya sekedar angin lewat saja.

Satu pamggilan masuk dari Ivan.

"Malam minggu ngapain?"

"Di rumah aja."

"Nonton yuk. Ada film bagus."

"Bareng Obie sama Sachi?"

"......"

"Kalo ga ada yang marah, sama kamu aja."

Aurel ngga bisa menjawab. Temannya ini udah dua minggu sering mengajaknya pergi berdua, walau sering di tolak. Aurel ngga ingin memberinya harapan. Tapi kasian juga.

"Kalo sama Obie dan Sachi, kamu mau ikut?"

"Iya. Ga apa apa, kan?"

"Ga apa. Siap siap ya, setengah tujuh aku jemput."

"Ok."

Ya, apa salahnya bersenang senang. Berempat juga, pikir Aurel sambil  memilih baju yang akan di pakai nanti.

*

*

*

Film yang ditonton film full aksi. Walaupun Aurel anaknya lemah lembut, tapu dia kurang suka film romantis, cepat ngantuk katanya.

"Lho, nonton sama siapa Rel?"

Aurel kaget mendengar sapaan yang lagi lagi dari Arka.  Dan lebih terkejut lqgi keempatnya dengan pasangan masing masing yang juga baru keluar dari studio yang berbeda dengannya. Matanya beradu pandang sesaat dengan Kevin yang digelayuti gadis cantik yang sangat modis dan seksi.

"Bareng teman."

"Couple juga ya," pancing Arkha sambil melirik Kevin yang saat ini masih menatap Aurel yang berjalan bersama Ivan.

Aurel dan ketiga temannya tertawa.

"Lho, ini Aurel sama teman temannya yang waktu itu diganggu preman, ya," celutuk Nicho surprise. Soalnya ni cewe yang ktpnya senpat disita Kevin.

"Iya kak," sahut Aurel bareng Sachi.

"Kalian malam mingguan juga? Pacaran, ya" tanya Denis menebak. "Bener tu pepatah jawa yang artinya kalo sering ketemu lama lama bisa jatuh cinta," seloroh Denis yang disusul tawa yang laen. Minus Kevin.

"Aku, sih, udah kak. Tinggal Ivan sama Aurel," info Obie membuat beberapa orang terkejut.

Aurel merasakan tatapan tajam Kevin tapi dia ngga mempedulikannya.

"Semoga cepat jadian, Van," kata Arka sambil menepuk pundak Ivan seolah memberikan semangat. Sengaja untuk melihat reaksi seseorang.

"Aku cuma teman sama Aurel, kak," jawab Ivan supaya suasana tetap santai.

"Pada mau lanjut kemama? Mau ikut kita ke club, ga?" tanya Nicho menawarkan.

"Engga kak. Kita mau muter muter mall aja," tolak Ivan sopan.

"Ok, slamat senang senang," kata Arkha ramah sambil melenggangkan kakinya  bersama rombongannya.

Aurel sengaja tidak menatap Kevin yang masih melihatnya waktu melangkah pergi dengan terus ditempel manja gadis modis itu.

"Kirain Kak Kevin jadian sama kamu. Apa udah putus?" tanya Sachi heran. Karena dulu Kak Kevin selalu menemani Aurel.

"Cuma teman," bantah Aurel  berusaha santai.

"Syukurlah. Jangan sampai jadian, bisa makan hati terus. Biasa juga gak lama kalo pacaran sama mereka." Lagi lagi Obie memberikan nasihatnya.

Aurel hanya tersenyun kecil, enggan berkomentar. Sementara Ivan terlihat seperti memikirkan sesuatu.

Akhirnya setelah sejam mengelilingi mall, Ivan pun mengantarkannya pulang. Pemuda itu langsung pulang tanpa berkata sepatah kata pun. Aurel tidak terlalu memikirkannya.

Sedari tadi Aurel tidak bisa menjauhkan pikirannya dari Kevin. Benar benar menyebalkan.

Tapi begitu Aurel akan membuka pagarnya, sebuah mobil mewah berhenti di sampingnya.

Aurel terkejut melihat siapa yang keluar dari mobil dan berjalan menghampirinya.

"Yuk sekarang jalan sama pacar," kata Kevin sambil meraih tangannya dan membuka pintu di samping kemudi.

Langkah Aurel terhenti saat pintu mobil itu sudah terbuka.

"Ngaco, ih," tolak Aurel sambil membalikkan badannya dan berlari kencang ke dalam rumah dengan deru nafas yang memburu.

Kevin hanya bisa bengong sesaat melihat gadis itu langsung pergi meninggalkanya. Tapi kemudian bibirnya mengukir senyum tipis melihat kepergian gadis itu.

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

keren 👍

2023-05-29

1

Fenti

Fenti

mending cuek aja dengan kevin tuuu

2023-05-29

1

Fenti

Fenti

tunggu tanggal jatuhnya sainganmu sahabat sendiri

2023-05-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!