Mengkhawatirkan

Kevin nampak sangat terguncang saat melihat para tim medis yang sedang sibuk menangani Aurel.

Dia bahkan duduk menyandar di tembok sambil menekuk lutut dengan wajahnya di benamkan diantara dua lututnya.

Arkha yang tadi memberitahukan pada orang tua Kevin tentang apa yang sudah terjadi. Dan orang tua Kevin yang menyampaikan pada orang tua Aurel.

Sekarang orang tua mereka sedang menuju rumah sakit.

Arkha masih mengingat wajah pucat Kevin saat membopong tubuh Aurel yang sudah ngga bergerak.

Belum pernah Arkha melihat Kevin sehopeless begitu.

Nicho dengan cepat menghubungi supir ambulancenya yang selalu standby di hotel.

Hotel Nicho memang menyediakan fasilitas darurat kesehatan. Rujukannya pun ke rumah sakit besar milik keluarga Denis.

Denis pun sibuk menghubungi dokter dokter terbaik yang akan menangani Aurel.

Selain mengalami luka phisik. Aurel juga mengalami tekanan batin yang hebat.

Apalagi saat Nicho mendapat laporan kalo Aurel sama sekali ngga menyentuh makanan yang dibawakan petugas hotel.

Arkha menyodorkan kopinya pada Kevin.

"Minumlah dulu," ucap Arkha sambil menyerahkan satu cup gelas kertas berisi kopi yang masih cukup panas.

Kevin menerimanya dalam diam.

Tadi hampir saja dia menghajar pemotor itu kalo ngga melihat keadaan Aurel yang sudah terbaring pingsan.

Harusnya tadi dia segera menarik Aurel ketika lolos.dari tabrakan mobil.

Dia terlalu merasa lega, sampai ngga memperhatikan ada motor yang melaju kencang ke arah Aurel.

Aurel yang awalnya senang karena sudah selamat jadi ngga waspada lagi. Mungkin juga dia masih kaget. Saat motor hampir menerjamgnya, Aurel sudah mati langkah. Pasrah memerima nasib.

Jantung Kelvin rasanya terbang begitu melihat tubuh tunangannya tersambar motor dan terbanting bergulingan di aspal. Dia langsung berlari histeris mendekati Aurel setelah meneriakkan nama gadis sangat keras.

Tubuh lemah Aurel diangkatnya. Air matanya langsung tumpah.

Tidak. Kamu mgga boleh pergi, Aurel! Ngga boleh!" teriak Kevin dalam hati.

Kevin begitu frustasi dan terguncang. Aurel sudah ngga sadarkan. Darah segarnya cukup deras mengalir dan mengotori wajah cantiknya.

Kevin kini merasa sangat takut akan ditinggal Aurel.

*

*

*

Yang semua orang takutkan ternyata terjadi juga.

Aurel koma. Kata dokter yang menanganinya, Aurel mengalami trauma dan juga gadis itu sama sekali ngga ada keinginan untuk membuka matanya. Aurel sudah merasa nyaman dengan tidur panjangnya saat ini.

Mama Aurel dan Mama Kevin saling bertangisan.

Papa Aurel hanya bisa terdiam dengan pandangan sedihnya tertuju pada putri tunggalnya.

Apa yang terjadi sebenarnya?

Tapi ngga berlaku pada papa Kevin. Beliau malah hampir menonjok Kevin akibat menahan rasa kecewa yang amat sangat mendalam, ngga bisa menjaga Aurel dengan baik.

Ngga ada yang tau apa yang terjadi sebenarnya. Kedua orang tua Kevin dan Aurel hanya berpikir kalo putra dan putri mereka terlibat pertengkaran kecil sebelum pernikahan. Karena keduanya terlihat saling mencintai.

Sama sekali ngga menyangka akan separah ini jadinya. Padahal sebentar lagi mereka akan menikah.

Operasi Aurel tadi juga berlangsung cukup lama. Bahkan hampir saja tim dokter kehilangan nyawa pasien mereka saat detak jantung Aurel sempat menghilang.

Mereka yang menunggu dengn perasaan campur aduk masih sempat mengucap syukur, akhirnya Aurel masih bertahan. Walaupun kini terbaring koma.

Kikan menatap wajah frustasi kakaknya penuh selidik. Ada rasa takut menyusup dalam hatinya

Semoga bukan karena kamu Kesi, batin Kikan ngga tenang.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***