Love And Traitor

Love And Traitor

Say my name

Aurelia Ganita adalah seorang gadis cantik yang berhati lembut dan sedang menjalani kuliah S2 nya

Di sela kesibukan kegiatan kuliahnya, bersama Ivan, Obie dan Sashi, mereka mengajar anak anak jalanan membaca dan berhitung. Mereka bahkan sudah memiliki satu buah rumah singgah yang selalu aktif saat sore hari, seminggu dua kali. Rumah singgah itu terletak di pinggiran kota, tepatnya ngga jauh dari bantaran sungai.

Seperti biasa, sore ini mobil mereka pun melaju ke sana dengan menaiki mobil Obie. Dan anak anak itu ternyata sudah menunggu kedatangan Aurelia dan teman temannya.

Mereka adalah anak anak usia produktif sekolah. Tapi karena ngga ada biaya, mereka terpaksa menjadi pengamen. Bahkan diantara mereka, ada yang tidak memiliki orang tua.

Karena mereka memiliki 'pekerjaan', Aurelia bersama ketiga orang temannya hanya meminta waktu mereka satu jam saja setiap hari Rabu dan Jumat sore untuk belajar agar mereka bisa sedikit memiliki ilmu buat bekal mereka nantinya.

Aurelia dan teman teman kuliah pasca sarjananya hanya ingin menolong mereka agar nanti bisa menggapai masa depan yang lebih baik. Selain membaca, menulis dan berhitung, mereka juga diajarkan sepatah dua kata percakapan sederhana dalam bahasa Inggris.

Siapa tau nantinya bisa digunakan saat bertemu orang asing. Dan kalo nasib mereka mujur, mereka bisa menjadi guide.

Keseriusan anak anak yang rentang usianya lima tahun hingga dua belas tahun itu dalan mencerna pelajaran berhitung yang diajarkan Aurelia dan temannya, terusik oleh kata kata keras dan kasar dari orang orang yang muncul di dalam ruangan mereka.

Tiba tiba mereka dikejutkan oleh kedatangan beberapa orang preman yang mengusir mereka dan menyuruh anak anak kembali bekerja. Ini adalah gangguan kesekian kalinya. Hanya saja ini lebih kasar dari sebelum sebelumnya.

Ivan, Obie, Sashi dan dirinya kembali berusaha bernegoisasi, kalo mereka hanya meminta waktu satu jam saja memgajari anak anak ini.

"Kalo mau bayar!" kata salah satu preman itu tidak tau diri.

"Berapa yang harus kami bayar kan?" tanya Ivaan berusaha bernegosiasi. Beberapa kali mereka memang garus merogoh dompet untuk mengusir para preman ini agar mengganggu.

"Satu jam dua juta," kata preman yang lain dan diikuti gelak tawa tiga orang temannya.

"Per anak,' tambah yang lainnya.

"Mahal sekali.  Gimana kalo seratus ribu." Obie mencoba menawar. Gila aja malakinnya ga kira kira. Ngga biasanya seperti ini.

"BACOT! Kalo ga mau silakan pergi!" bentak preman yang lain mulai marah.

"Maaf Bang. Kami ga punya uang sebanyak itu. Lagian kami ngajar anak anak tanpa dibayar." Ivan masih mencoba menego.

"KALO GA MAU, CEPAT PERGI!"

BRAK!

BRUG!

Betapa kagetnya keempatnya saat preman itu mulai menendang meja meja yang digunakan anak anak hingga membuat anak anak pada berteriak ketakutan

"Jangan kasar, Bang," kata Ivan ngga terima. Meja meja yang mereka beli dengan uang sendiri seenaknya saja dirusak begitu saja.

Ini sudah keterlaluan!

"KAMU BERANI?!" tantang preman itu sambil memukulkan tangannya pada Ivan. Ivan yang pernah belajar ilmu bela diri cepat menangkis

"BERANI YA!"

Preman preman itu semakin marah. Obie yang membantu Ivan ikut babak belur. Benar benar ngga seimbang. Dua lawan lima.

Aurel dan Sachi mengamankan anak anak yang menjerit ketakutan.

"HENTIKAN!" teriak Aurel saat melihat kedua temannya sudah terkena pululan dan tendangan ber kali kali.

"Eh, ada si cantik." Muka muka preman itu nampak bengis.

"Kami pergi sekaramg," kata Aurel seraya membantu Ivan berdiri sedangkan Sachi memapah Obie.

"MANA TADI UANG SERATUSNYA!"

Aurel membuka dompetnya untuk memgambil selembar uang seratusan, tapi salah satu preman menarik dompetnya. Aurel berusaha menahan dompetnya.

"Apa yang kalian lakukan!" Teriak Ivan marah saat melihat Aurel yang kalah tenaga dan hampir jatuh terjengkang.

Tapi Aurel heran, dia ga jadi jatuh, ada dua tangan yang menahan tubuhnya. Dan ada harum maskulin masuk dalam aroma penciumannya.

"Kembalikan dompetnya!" Bentak pria yang memegangnya.

"GA USAH IKUT CAMPUR!!" bentak salah satu preman itu.

"Lumayan bro, buat peregangan otot," ucqp salah seorang teman pria yang menolongnya.

Aurel yang masih terkejut hanya bisa diam terpaku. Saat ini ketiga teman pria yang membantunya sedang berdiri di depannya.

"Selesaikan!" titahnya cepat.

Ketiganya pun langsung bergerak dan terdengar bunyi bak buk prang dan teriakan kesakitan dari para preman itu. Sementara Sachi, Ivan dan Obie membawa anak anak menjauh.

"Kamu ga apa apa?"

Aurel terpaku melihatnya. Pria itu sangat tampan. Dia tersenyum lembut.

"Hem....?"

Aurel tersadar dari keterpanaannya.  Wajahnya langsung terasa panas sampai ke telinga.

"Ga pa pa, makasih." Jawab Aurel seraya membetulkan berdirinya.

"Ku tinggal bentar ya. Aku mau ambil dompet kamu." Matanya mengedip nakal dengan senyum khas entahlah bagi Aurel senyumnya persis seorang player yang menemukan mangsanya.

Tak lama kemudian, lima orang preman berhasil di bekuk. Pria tadi kelihatan menelpon sebentar. Lalu mengambil dompet Aurel dan sekarang berjalan menghampiri Aurel.

Aurel merasa ada desiran aneh di dadanya saat bersitatap dengan pria itu. Dia sangat tampan dan terlihat keren dengan rambutnya yang agak acak acakan.

"Ini dompet kamu. Ktpnya aku pinjam dulu, ya." Sebelah matanya kembali mengedip nakal.

"Bentar lagi polisi datang. Kita pergi dulu. Hati hati kalo mau berbuat baik," katanya sambil melambaikan tangannya dan melangkah pergi mengikuti teman temannya.

"Ktp ku! heeiiii...!" teriak Aurel kebingungan. Susah kan ngurus ktp baru, kesalnya dalam hati.

"Nanti aku kembalikan pas aku ke rumahmu." Matanya mengerling nakal membuat Aurel jadi salah tingkah. Benar benar ashole yang sangat berpengalaman.

Dan benar saja, tak lama kemudian polisi datang dan membawa lima orang preman itu tanpa berkata sepatah katapun pada Aurel dan teman temannya

Aurel dan teman temannya pun memutuskan pulang. Apalagi Ivan dan Obie terluka cukup parah dan membutuhlan pengobatan segera sebelum luka luka terbukanya infeksi.

*

*

*

Aurel menatap dompetnya yang kini ngga ada lagi ktp nya

Haah, Aurel menghembuskan nafas kuat kuat saking kesalnya.

Katanya mau kembaliin. Dasar pembohong, omelnya dalam hati.

Ketika dia baru membuka pintu kamarnya, mamanya tersenyum heboh.

"Ada arjuna yang datang jemput kamu," seru mamanya dengan senyum dan tatap mata sangat bahagia. Seakan akan papa mendapat gaji ke lima belasnya.

"Kenapa bukan rahwono aja sih, Ma," goda Aurel membuat mamanya tertawa.

"Sayang dibilang Rahwono. Terlalu tampan," puji mamanya lagi. Papanya hanya geleng geleng kepala.

"Siapa yang jemput kamu Aurel?" tanya papa ingin tau.

"Kata mama arjuna, Pa," jawab Aurel dengan tawanya yang diikuti mamanya.

Papanya hanya menghela nafas, susah kalo anak istri idolanya tokoh pewayangan, gerutunya dalam hati.

Aurel kaget saat melihat pria itu duduk di atas motor sport dengan helm fullfacenya di tangan.

Tentu saja wajah tampan ini sulit untuk dilupakan.

"Kamu?" tanya Aurel kaget.

Pria itu melemparkan senyum mautnya yang selama ini sanggup membuat para pemujanya tersihir.

Aurel juga merasakan jantungnya berdebar keras dan sangat cepat.

"Ktp kamu." Tangannya terulur memberikan ktpnya yang langsung diambil Aurel. Tapi dengan nakalnya, pria itu menggenggam tangannya membuat aliran darah Aurel seakan terhenti. Tapi dia tersadar dan akhrnya menarik paksa tangannya membuat prua itu tersemyum miring.

"Kevin. Namaku Kevin, ingat ya Aurelia Ganita. Cantik banget, cocok sama namanya," pujinya bak cassanova.

"Yuk, kamu ke kampus, kan." Kevin langsung memakai helm fullfacenya. Setelah itu memberikan helm yang dicangkring di stang motornya dan memakaikan Aurel yang hanya bisa diam terpaku.

"Eh, aku bawa mobil," tolak Aurel sambil mau melepas helmnya.

"Lebih enak naek motor," ucap Kevin sambil menarik tangan yang mau melepas helm dengan kuat hingga tubuh Aurel menabrak dada bidamg Kevin. Sesaat keduanya terdiam.

"Mau sampai kapan kayak gini?" goda Kevin dengam senyum smirknya.

"Eh..." Aurel langsung menjauhkan tubuhnya dan jadi semakin salah tingkah.

"Ayo." Kevin memiringkan motornya sehingga Aurel bisa naik dan duduk di belakangnya dengan mudah.

Kevin menarik kedua tangannya melingkari pinggangnya dan terus menggenggam kedua tangan itu sampai motornya sampai di kampus Aurel.

"Kamu tau dari mana aku kuliah di sini?" tanya Aurel heran saat turun dari motor.

"Belajar yang benar, nanti aku jemput ya."  Tangannya membantu Aurel melepaskan helmnya. Setelah menyantelkan helm itu di stang motornya, Kevin mengacak rambut depan Aurel yang seakan sedang ia rapikan. Padahal diberantakan lagi.

"Kevin," tukas Aurel kesal.

Padahal udah rapi jadi berantakan lagi, kan.

"Say my name always," katanya sambil menatap dalam mata  Aurel membuat gadis itu terpaku dengan jantung semakin kencang berdebar.

"Jangan cantik cantik di kampus. Di depan aku aja cantiknya," godanya sambil menggoyangkan telunjuknya di depan wajah Aurel membuat gadis itu tersadar dan kembali merona karena malu.

Dasar player ashole, maki Aurel dalam hati.

Terpopuler

Comments

Vhy

Vhy

tetap semangat dan sukses selalu

2023-11-16

3

R.F

R.F

udah tmt

2023-06-21

1

Buna Seta

Buna Seta

mampir kesini

2023-06-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!