"Kenapa Bro, keliatan setres?" tanya Arkha heran. Mereka mengubah tempat pertemuan setelah Kevin mengatakan kalo dia berada di club yang lumayan jauh dari cafe tempat mereka janjian.
Arkha, Denis dan Nicho yang baru sampai, heran melihat sahabatnya sudah minum bergelas gelas minuman racikan sang bartender dengan alkohol sekitar 50 persen. Duduknya pun udah ngga tegak lagi.
"Aurel," ucapnya dengan bibir bergetar. Dia kembali akan minum tapi tangannya ditahan Denis.
"Biarkan aku minum!" Sentaknya kasar sehingga Denis melepasnya dan membiarkan minuman itu membakar tenggorokan sahabat gilanya.
"Aurel kenapa?" Denis menatapnya heran. Nggak biasanya Kevin minum karena Aurel. Bahkan Aurel yang membuat dirinya selama empat tahun ini jadi sangat jarang ke club dan minum minuman beralkohol tinggi.
Kevin menelungkupkan wajahnya di meja bar. Tubuhnya masih bergetar.
"Ga lama lagi kamu, kan, mau nikah sama Aurel. Udah, jangan aneh aneh," komen Nicho bingung melihat tingkah aneh Kevin.
"Diputusin Aurel, kali. Syukurlah, Aurel akhirnya disadarkan," timpal Denis asal.
Arkha memberikan isyarat pada kedua temannya agar ngga berisik saat melihat Kevin sudah tertidur dalam maboknya. Arkha pun dibantu Denis memapah Kevin keluar dari club.
Akhirnya Nicho membawa mobil Kevin mengikuti mobil Arka yang bersama Denis dan Kevin. Mereka membawanya ke apartemen Arkha.
Ketiganya melihat wajah gelisah Kevin yang sudah dibaringkan di ranjang dengan heran.
"Untung dia kalo mabok ngga reseh," ucap Arkha akhirnya sambil keluar dari kamar.
"Coba telpon Aurel, kasih tau kalo Kevin lagi mabok," perintah Arkha pada Nicho.
Nicho pun menelpon Aurel, tapi keningnya mengernyit membuat keduanya heran.
"Ga aktif," kata Nicho akhirnya.
"Mungkin ini namanya badai detik detik pernikahan," kata Denis yang diikuti kekehan teman temannya.
"Player kok nikah. Aku yakin pasti gagal," tambah Nicho membuat ketiganya kembali tergelak.
"Mana bisa dia ngelewatin yang bening bening," seru Arkha ikut menimpali.
Tawa kembali membuncah di dalam unit apartemen mewah itu.
*
*
*
Pagi ini saat bangun tidur, Kevin merasa kepalanya masih cukup terasa berat. Dia duduk sambil memijat kepalanya.
"Sudah bangun lo," seru Arkha yang sudah rapi di depannya. Kedua temannya sudah pulang tadi malam.
"Kok, aku bisa di sini?" Seingatnya dia di club dan menghabiskan banyak minuman beralkohol.
"Kita yang bawa lo ke sini," jelas Arkha sambil memberikan ponselnya pada Kevin dengan ragu.
"Mangsa baru?"
Hari ini majalah mode limitted editionnya udah terbit, dan menghiasi halaman berbagai sosial media. Apalagi seorang Kevin, pewaris grup konglomerat yang sangat tampan dan akan menikah beberapa minggu lagi berfoto sangat mesra sebagai couple dengan model yang sangat seksi.
Berita ini benar benar sangat spekta karena banyak akun gosip yang membahasnya dengan melebih lebihkan jalan ceritanya.
Kevin menatap berita di layar ponsel Arkha dengan malas. Dia masih memijit kepalanya yang pusing.
"Kenapa buat skandal, bro." Terdengar helaan nafas Arkha. Dia geram dengan kelakuan Kevin. Gimana perasaan Aurel dan keluarganya jika mèlihat foto foto mesra itu. Bahkan udah ngga perlu diedit lagi saking perfectnya.
"Aku numpang mandi. Bajuku masih ada di sini kan," kata Kevin buru buru masuk ke kamar mandi. Malas menjawab keluhan Arkha. Dia harus cepat cepat pergi untuk mengantar Aurel mengajar. Setelah sekian minggu lamanya dia melupakan kebiasaannya karena kehadiran Kesi.
Arkha menghembuskan nafas kasar.
Ngga lama kenudian Kevin sudah rapi.
"Makaaih, bro. Aku pergi dulu," katanya tanpa menunggu jawaban Arkha.
Kevin melajukan mobilnya dengan kencang ke rumah minimalis orang tua Aurel.
Kembali dia terlambat. Aurel sudah berangkat tiga puluh menit yang lalu. Wajarlah, sekarang sudah pukul tujuh. Kalo Aurel berangkat bersamanya pasti akan samgat terlambat tiba ke sekolah.
Dengan bodohnya Kevin memarkirkan mobilnya di depan gerbang Aurel yang sudah tertutup. Dia masih mencoba berkali kai menelpon Aurel, tapi ponsel tunangannya masih ngga aktif juga.
Kevin menghela nafas berat dan melajukan mobilnya ke perusahaannya saat ada notifikasi dari Anya, kalo ada klien dari Jepang yang akan tiba dua puluh menit lagi.
Akhirnya selesai juga meeting produk baru dengan wakil perusahaan dari Jepang. Rencananya bulan depan Kevin akan berangkat ke Jepang, sekalian bulan madunya bersama Aurel.
Kevin membaca grafik penjualan baju hari ini yang ternyata mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Foto fotonya bersama Kesi sangat menjual, membuat kemeja dan celana selutut yang dikenakan mengalami banyak permintaan. Demikian juga dres tanpa lengan yang dipakai Kesi.
Saat ini pasti Aurel sedang break mengajar, Kevin mencoba menelpon Aurel dengan dada berdebar. Tersambung. Leganya perasaan Kevin saat mendengar suara lembut yang dia rindukan dari semalam.
"Ya..."
"Kita makan siang bareng ya. Tunggu aku di depan gerbang," titah Kevin dan langsung menutup telpon dan berjalan tergesa gesa sambil menelpon satpam untuk membawa motor sportnya ke depan dari parkiran basemen
Kevin langsung melarikan motornya dengan kecepatan tinggi. Dan akhirnya hanya butuh waktu sepuluh menit untuk sampai di depan Aurel yang sudah menunggunya di gerbang.
"Kamu ngebut?" tanya Aurel saat menerima helm dari Kevin. Karena dia ngga menunggu lama kedatangan Kevin.
Bukannya menjawab, Kevin malah mengecup lembut kening Aurel penuh perasaan.
"Suka mawarnya?" Kevin melepas kecupannya dan menatap Aurel dengan sorot rindu.
"Suka." Aurel tersenyum manis pada Kevin seakan ngga ada pun yang terjadi.
Kevin memiringkan motornya agar Aurel mudah menaikinya. Kevin pun menarik tangan Aurel di pinggangnya dan melajukan motornya kembali dengan kencang.
Akhirnya mereka sampai di sebuah cafe yang cukup terkenal romantis. Anehnya cafe ini sepi. Tapi Aurel sudah tau kebiasaan kekasihnya yang pastinya sudah menutup cafe ini dari pengunjung lain. Mereka butuh privasi. Terutama Kevin agar Aurel ngga dibully penggemar Kevin.
"Rambut aku jadi berantakan," protes Aurel sambil merapikan kembali rambutnya dengan kesal. Kevin hanya tertawa mendengarnya. Dia malah mengacak acak lagi rambut Aurel yang sudah dirapikan.
"Kevin," seru Aurel tambah kesal.
"Iya Sayang. Udah cantik, kok. Ayo."
Kevin merangkul bahu Aurel dan membawanya memasuki cafe.
Saat di kantor Kevin sudah memesan cafe ini dan minta di dekorasi seromantis mungkin.
Mereka mulai menikmati makanan yang disajikan tanpa kata. Soalnya Aurel ngga bisa lama lama meninggalkan sekolah.
"Yang, setelah nikah kita honeymoon nya ke Jepang ya. Aku udah nyiapin semuanya," ucap Kevin sambil menggenggam tangan Aurel setelah mereka selesai menikmati makan siang.
Aurel hanya mengangguk. Hatinya masih ngga yakin tapi dia berusaha keliatan baik baik saja di depan Kevin.
Kevin menjentikkan jarinya. Saat itu lagu pun mengalun lembut dan suasana berubah menjadi sangat romantis saat Kevin mengajaknya berdansa. Aurel ngga menolak. Dia mengikuti semua keinginan Kevin. Selain itu dia juga membutuhkan pelukan tunangannya untuk menambah rasa percaya dirinya yang hampir hilang akan hubungan mereka.
Aurel tidak terekspos sebagai calon tunangan Kevin. Setiap menjemput atau mengantarnya Kevin tidak pernah turun dari mobil. Kevin sengaja melakukan itu atas permintaan Papa Aurel yqng tidak ingin anaknya menjadi bahan buliyan.
Hanya sahabat dan sebagian pegawai di perusahaan yang mengetahui hubungan mereka. Setelah resmi menikah baru Papa Aurel mengijinkan anaknya untuk di ekspose.
"Foto kamu viral," bisik Aurel saat menyandarkan kepalanya di dada Kevin.
"Rating penjualan naik ya?" tanya Aurel lagi sambil menatap wajah Kevin yang masih diam dan menatap sepasang mata Aurel dalam. Seolah sedang mencari cari sesuatu yang sangat penting. Yang sangat ingin dia ketahui. Tapi selalu gagal menembus gelapnya hati Aurel.
Tanpa menjawab, Kevin merengkuh tengkuk Aurel, mengecup dan melu*m*at bibirnya yang sedikit terbuka dengan sangat lembut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Fenti
sabarnya Aurel ini diatas rata-rata, aku aja yang baca kesal sama kevin
2023-05-29
2
Fenti
setuju tuh aku sama denisy
2023-05-29
1
Lenkzher Thea
Mantap
2023-05-11
1