Khaisan telah benar benar menepi menyandar rapat dengan trotoar. Memperhatikan Cut Ha yang telah turun menapak di trotoar.
Khaisan melihat seorang lelaki gagah dan tampan menggendong dua anak sekaligus. Sangat ingat jika itu adalah anak kembar yang dibawa Velingga hari itu. Erick, anak lelaki bergayut di punggung. Erlika, anak perempuan menggelendot di samping.
Khaisan terus memandang di balik kaca mata hitam. Terlihat senyum kecil terbit di bibir tipisnya. Mengakui keunggulan lelaki dari anak kembar itu, ayah mereka berdua.
Khaisan yakin jika lelaki itu adalah Errushqi, suami Velingga, sekaligus putra bungsu dari rekan sepuhnya saat dulu, pak haji Harjo, pengusaha restoran dan rumah makan. Errushqi sedang memakai face mask di wajahnya. Mungkin sisa shalat Jumat yang belum ingin dilepaskan.
Di belakang Errushqi, berjalan cepat wanita berkerudung panjang dan cantik. Yang tentu saja adalah sang istri, Velingga. Menyongsong Cut Ha dengan senyum lebar dan mereka sedang saling berpelukan. Hal yang selalu mereka lakukan saat saling bertemu.
Cut Ha dan Velingga sedang seru berbicara. Errushqi sibuk melenakan dua anak kembarnya. Ini adalah tengah hari, anak-anak menggemaskan itu mulai rewel mungkin sebab mengantuk menghampiri.
Cut Ha menerima bungkusan kecil dari Velingga. Yang kemudian Cut Ha nampak berpamitan pada Velingga juga pada Errushqi dan juga si kembar. Pertemuan singkat namun dengan persiapan yang heboh, berakhir dengan saling lambai tangan antara Cut Ha dengan keluarga kecil itu.
Khaisan memandang Cut Ha yang selesai melambai tangan dan sedang berjalan ke arahnya dengan sisa senyum gembira di wajahnya. Khaisan mengakui jika Cut Ha adalah wanita yang berperasaan cukup baik.
Sayang sekali jika wanita itu pernah memiliki noda di hidupnya. Khaisan merasa jika Cut Ha hampir sama dengannya. Manusia yang memiliki masa lalu cukup buruk. Yang kini sedang sama-sama berusaha memperbaikinya.
"Habis ini kamu akan ke mana?" tanya Cut Ha yang sudah kembali dan duduk manis di tempatnya.
"Munjumpai rekanku," jawab Khaisan. Telah mulai mengemudi untuk memajukan mobilnya. Errushqi dan keluarganya telah meluncur pergi meninggalkan mereka di belakang.
"Ini uangmu, kupinjam dua lembar untuk anak Velingga." Cut Ha berkata sambil mengulurkan lembaran uang rupiah pada Khaisan.
"Apa kamu tidak jadi pergi ke minimarket?" tanya Khaisan, tidak mengambil uang yang diulur Cut Ha padanya.
"Tidak," sahut Cut Ha.
"Ambil saja uang itu untukmu. Aku ikhlas memberikan. Jangan anggap pinjam," ucap Khaisan menolak uangnya.
"Jangan terlalu royal padaku. Bukankah kamu bekerja demi biaya hidup? Nanti uangmu cepat habis," tutur Cut Ha dengan serius. Sambil menyelipkan uang di tangan Khaisan yang terus memegang kemudi.
Khaisan membiarkan Cut Ha menyelip lembar uang ke tangannya. Digenggam uang itu sebentar lalu meletak uang itu ke dalam saku kemeja. Merasa tidak berguna untuk menjelaskan pada Cut Ha bahwa uang bukanlah prioritas kerjanya.
"Kamu belum makan siang?" tanya Khaisan dengan menoleh.
"Kamu pun belum juga?" tanya Cut Ha. Mereka sama-sama menoleh dan memandang.
"Sudah, dibelikan kepala agensiku." Khaisan berkata sebenarnya.
Cut Ha terdiam. Merasa jika Khaisan adalah golongan lelaki bebas yang punya banyak rekan di banyak tempat. Lelaki yang akan tetap bertahan hidup meski sedang tidak memiliki pekerjaan sekalipun.
Khaisan membelokkan kendaraan ke sebuah bangunan besar yang bisa juga sebuah rumah besar. Cut Ha menyangka jika ini adalah rumah penginapan milik rekan Khaisan, orang yang akan dijumpai Khaisan di saat free timenya yang jarang didapatkan. Mungkin orang yang sangat penting, hingga Khaisan memprioritaskan orang ini.
Cut Ha merasa jika tebakannya memang benar. Itu adalah sebuah rumah penginapan dengan bertuliskan Home Stay di kaca dan pintu depan. Seperti rumah megah modern dengan bertuliskan Home Stay Te Ka di beberapa sudut kaca dan dinding.
Meski bukan hotel dengan banyak lantai, namun pengunjung yang duduk di sofa depan atau juga lobi cukup ramai. Menandakan jika Home Stay Te Ka ini laris dan dipadati pelanggannya.
"Kawanmu menginap di sini?" tanya Cut Ha ragu saat Khaisan terus berjalan melewati lobi.
Lelaki itu tidak singgah terlebih dulu di resepsionis, namun terus berjalan dan menghampiri sebuah pintu. Ternyata pintu belakang yang menyimpan sebuah taman mini dan kolam renang.
"Cut, pilihlah salah satu gazebo. Istirahatlah di sana. Aku akan menemui rekanku sebentar," ucap Khaisan sambil menunjuk di tepi lapangan.
Beberapa gazebo lantai nampak berjajar di sana. Terlihat teduh dan nyaman.
Cut Ha berjalan menjauh dari Khaisan. Menuju ke salah satu gazebo dengan langkah tergesa. Tengah hari ini terasa sangat teriknya. Saat Cut Ha menoleh, Khaisan sudah tidak ada lagi di tempatnya.
Hanya berselang tiga empat menit Cut Ha duduk menggelosor di lantai gazebo, seorang lelaki datang membawa makanan dan menurunkan dengan sopan di depannya. Juga ada es jeruk peras yang sangat segar terlihat.
"Siapa yang pesan, bang?" tanya Cut Ha pada lelaki itu.
"Saya hanya diminta koki dapur untuk mengantar pesanan pak bos ke sini. Mohon maaf, saya tidak tahu pak bos siapa, kak," jawab lelaki itu yang kemudian berdiri. Mengangguk kecil dan kemudian berjalan pergi.
Pak bos? Siapa pak bos? Kenapa makanan ini dikirim oleh orang dengan sebutan pak bos? Apakah dia Khaisan? Apa Khaisan sebelumnya sering singgah dan menginap di sini, hingga mereka familiar dengan sebutan pak boss? Cut Ha merasa bingung sendiri.
Meski merasa enggan dan ingin menahan, tapi minuman jeruk itu sangatlah menggoda. Cut Ha tidak tahan lagi menahan dahaga. Rasa haus yang lama ditahan semenjak menunggui Khaisan melaksanakan shalat Jumat di masjid. Lega sekali, minuman es jeruk peras itu memang sesegar penampakannya.
Hampir setengah jam, Cut Ha hingga bosan bermain ponsel, tapi Khaisan tidak nampak juga menyusulnya ke gazebo. Ke mana lelaki itu menemui rekannya. Apa yang dibahas sampai dirinya disuruh menunggu cukup lama digazebo. Cut Ha berusaha sabar sebab sadar jika ikut Khaisan adalah kemauannya sendiri.
🕸🕸🍓🍓🕸🕸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
As Lamiah
🤔🤔🤔 mungkin emang kaishang pak bos so doi kan anak orang kaya wih bikin cut ha kepo dan penasaran tuh lama lama ke kaishang 🤭💘💘💘 semangat tour semoga sehat selalu 💪💪 semangat tour
2023-05-10
1
orchid
terraputra khaisan
2023-05-10
1
Sarah Kareem
pak bos Khaisan mungkin
2023-05-10
1