Dengan mobil sedan warna biru dan berlogo kuning bertulis TAXI yang menempel di atapnya, Khaisan sampai di sebuah pagar yang nyaris tidak nampak sebab di buka lebar seluruhnya. Itu adalah area toko besar berlantai tiga yang khusus menjual barang-barang elektronik.
Barang dan peralatan elektronik yang dijual sangat beragam, dari segi harga, kualitas dan level. Dengan customer yang berasal dari semua kalangan.
Namun, pemilik usaha ini sedang gencar mensupport kebutuhan barang elektronik mewah dan canggih. Yang tentu saja menyasar pada user kalangan atas di beberapa mega proyek properti dan ini sangatlah menggiurkan. Cut Ha tengah panen besar di bidikannya kali ini. Usaha kerasnya benar-benar menuai hasil gemilang mengejutkan.
Khaisan sedang berdiri lagi di sebuah pagar dari rumah kecil yang indah berlantai satu. Berada di balik bangunan toko berlantai tiga di depannya.
Security yang berjaga di pojok belakang bangunan toko melihat Khaisan. Segera tanggap untuk menghubungi sang tuan rumah melalui jaringan telepon paralel yang terpasang di pos jaga. Mengabarkan adanya tamu yang sedang berdiri di pagar.
Seorang perempuan berkulit gelap, yang bisa berdarah Papua, atau juga Nusa Tenggara Timur, nampak membuka pintu dan keluar. Berjalan cepat menuju pagar dan membuka segelnya.
"Mari masuk dulu di dalam, Anda!" tutur gadis berkulit gelap dengan rambut keriting pendeknya. Logatnya sangat cepat dan mungkin membingungkan.
Khaisan mengangguk dan berjalan mengikutinya di belakang. Gadis itu berbadan mungil dan pendek yang mungkin tingginya hanya setengah bahu Khaisan.
"Silahkan mari duduk dulu, Anda. Masih pergi sembahyang, nona saya," ucap gadis berwajah khas dan unik itu dengan ramah.
"Terimakasih," ucap Khaisan sambil menghempas diri di sofa yang lembut dan empuk.
"Apa, Anda ingin? Teh, kopi, susu atau moka, anda ingin?" tanya gadis ramah itu dengan senyum. Khaisan menduga jika gadis yang kemungkinan adalah asisten di rumah Cut Ha itu sedang tidak banyak pekerjaan.
"Moka," sahut Khaisan yang berfikir tidak ada salahnya menerima kebaikan si gadis asisten rumah.
"Tunggu dulu, Anda,," pamit gadis mungil itu sambil berundur dan berjalan ke arah di belakang. Mungkin dapur rumah yang sedang dituju gadis itu.
"Namanya, Mariah." Tiba-tiba di samping Khaisan telah berdiri wanita cantik dan baru saja berbicara yang tak lain adalah Cut Ha. Khaisan segera berdiri siaga dengan cepat. Menyimak Cut Ha yang datar memandangnya.
"Jika perlu apa-apa yang ingin dimakan, minta saja padanya. Kamarku di sana. Kamarmu pilih saja sendiri. Kamar Mariah dekat dengan dapur," sambung Cut Ha menjelaskan.
"Aku tinggal di rumahku sendiri, jadi akan kuanggap kamu tidak ada. Tapi lakukanlah tugas kamu sebagaimana kamu biasa bekerja menjaga orang." Cut Ha terus berbicara tanpa perlu balasan bicara dari Khaisan.
"Satu lagi, jika aku keluar, bawakan mobilku," ucap wanita berparas jelita itu untuk yang terakhir kalinya. Sebab telah berlalu pergi dan menyelinap di salah satu kamar dengan pintu bercat putih bersih dan mengkilat. Mungkin dari kamar itu jugalah Cut Ha tadi berasal.
Pakaian wanita itu tertutup dan sopan. Hampir menyerupai gamis namun berkain lembut yang menempel di badan. Berbeda dari bajunya yang dipakai saat bertemu pertama kali dengan Khaisan di rumah orang tuanya. Bercelana kain membentuk lekuk tubuh serta blouse atasan yang menggantung di pinggang.
Baik baju gamis atau celana dan blouse, keduanya sangat cocok dipakai oleh Cut Ha. Hanya yang membuat ragu Khaisan jika Cut Ha adalah wanita kasar dan menyakitkan yang diyakininya lima tahun lalu adalah, kerudung dikepalanya belum sekalipun terlihat. Cut Ha hanya mengikat rambutnya dengan rapi serta memakai masker mulut transparant saat menemui kepala agensi pengawal di masjid.
Khaisan bergegas menghampiri kamar yang berada tepat di seberang kamar Cut Ha. Memilih sebagai tempat paling tepat untuk singgah sementara yang digunakan saat mandi, shalat dan sebentar istirahat. Khaisan sadar jika dirinya adalah manusia lemah yang perlu istirahat barang satu jam, dua jam demi menjaga kesehatan dan metabolis tubuhnya.
🕸
Cut Ha sedang merendam diri dalam kamar mandi yang beraroma terapi sangat segar menenangkan. Mariah sangat mengerti dan paham dengan kebutuhan yang paling tepat untuknya. Merasa tidak sia-sia telah memilih gadis khas pribumi itu dari agensi asisten rumah sebab merasa iba pada Mariah.
Mariah, gadis malang yatim piatu berusia 19 tahun itu dibawa oleh agensi daerahnya berlayar jauh hingga ke Pulau Batam. Yang kemudian sekedar dijual atau hanya dilempar tangan kepada agensi penampungan pekerja di pulau Batam.
Hingga sebelas bulan berada di agensi, belum ada seorangpun hartawan yang berminat mengambil Mariah sebagai pekerjanya. Gadis berkulit kelewat eksotis dan berbadan sangat kurus itu sangat bahagia saat Cut Ha meminang dan membawanya hingga berlinangan air dari kedua mata cekung Mariah.
Gadis yang membuatnya merasa senang sebab aroma kamar mandinya jadi menenangkan, baru saja berlalu setelah mengatakan jika makan siang sudah siap. Kini Cut Ha dengan baju bagus lainnya sedang keluar dengan berjalan pelan menuju ruang makan.
🕸🕸🕸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Sarah Kareem
hadir
2023-05-04
1
As Lamiah
🤔🤔🤔 ditunggu keseruan dan keromantisan ceritanya nih tour 😘😘😘💪💪 semangat tour semoga sehat selalu
2023-05-03
1