Khaisan telah rapi dengan celana dan kemeja berlainan warna dari yang pagi tadi dipakainya. Menyambut Cut Ha yang nampak keluar dari pintu kamar dengan penampilan tidak kalah rapi darinya.
Busananya sangat bagus kali ini, bahkan kepalanya berkerudung. Wanita itu sangat anggun dan semakin cantik dipandang. Melihatnya, Khaisan benar-benar mengakui bahwa Cut Ha memanglah Keke yang dulu anggun berkerudung.
Meski ingin tahu akan ke mana wanita itu pergi, tapi Khaisan tidak mengusiknya.
Cut Ha berbalik tiba-tiba di depan pintu dan memandang Khaisan.
"Ini siang hari. Kamu tunggu saja di rumah. Aku tidak lama dan ini adalah prifasiku," ucap Cut Ha pada Khaisan. Lelaki yang diberi pesan, berdiri diam saja di tempat.
Cut Ha kembali berbalik dan berjalan menuju ke luar. Mariah sedang pergi ke swalayan berbelanja. Tidak mengantar sang tuan di depan pintu seperti biasanya.
Khaisan membiarkan Cut Ha pergi ke garasi sendiri. Segera dikuncinya pintu rumah dan menyusul Cut Ha dengan cepat.
Cut Ha sangat terkejut, Khaisan berjalan cepat melewatinya dan berdiri tegap di pintu mobilnya. Sangat paham dengan apa maksud sang pengawal bersikap demikian.
"Aku ingin pergi sendiri jika siang hari. Tolong menepilah. Kamu berbuatlah sesuka hatimu di rumah. Tidak akan ada perampok yang akan menyerangku di luaran saat siang," ucap Cut Ha kembali menegaskan.
"Jangan egois seperti itu, Cut Ha. Jika ada apa-apa denganmu di luaran, sedang aku tidak denganmu, aku dan agensiku yang akan dihujat dan disalahkan. Mengertilah," ucap Khaisan dengan tegas dan serius.
Cut Ha terdiam mengatupkan bibir rapat-rapat. Mengakui kata-kata Khaisan yang memang benar seluruhnya.
"Bawalah," ucap Cut Ha akur sambil mengulurkan kuncinya.
Segera disambar oleh Khaisan dan digenggamnya. Kemudian berjalan cepat dan memutari garasi.
"Masuklah, Cut Ha!" seru Khaisan dengan membuka pintu depan penumpang untuk Cut Ha.
Orang yang dimaksud pun juga berjalan memutar menyusul. Namun, tidak duduk di depan, Cut Ha membuka sendiri pintu belakang dan memilih duduk aman di sana.
Khaisan tidak masalah dengan sikap Cut Ha yang seperti sengaja memancing kedalaman wibawanya. Ditutup nya pintu mobil dengan pelan dan memutar kembali ke samping. Khaisan duduk di kemudi dan membawa Cut Ha meluncur dengan tenang.
"Ke mana?" tanya Khaisan sebelum mereka melewati pagar toko.
"Mega mall," jawab Cut Ha dengan cepat.
"Batam Center?" tanya Khaisan memastikan.
"Apa ada mega mall di tempat lain?" tanya Cut Ha dengan memandang Khaisan dari kaca penumpang.
Khaisan tidak menjawab pertanyaan Cut Ha yang seperti kulit salak untuknya. Kembali fokus dengan jalanan yang menuju ke arah kota Batam Centre. Satu-satunya kota di Batam yang memiliki area khusus Mega Mall perbelanjaan.
"Khaisan!" panggil Cut Ha dari belakang tiba-tiba. Khaisan cepat melarikan matanya ke kaca penumpang.
"Ada apa?" sahut Khaisan bertanya.
"Kenapa kamu tidak dipenjara dengan lama? Emm, maksudku, kenapa kamu sudah keluar penjara dengan cepat?" tanya Cut Ha dengan sedikit rasa canggung.
"Apa kamu masih sangat membenciku? Kamu kecewa aku dipenjara dengan singkat? Apa kejahatan yang kulakukan karena kamu masih kurang bagimu?" tanya kembali Khaisan dengan bertanya sedikit mengungkit.
"Bukan, bukan itu maksudku. Aku saat ini tidak membencimu. Hanya tidak menyangka jika kemudian aku terlibat urusan denganmu. Jawablah, kenapa dengan kasus berat dan ganda, kamu bisa keluar penjara dengan cepat?" tanya Cut Ha mendesak.
Khaisan sedang menoleh ke belakang dan memandang langsung pada Cut Ha sejenak.
"Meski aku tidak meminta, tapi orang tuaku rela keluar uang sangat banyak demiku. Kamu bisa memahami penjelasanku?" tanya Khaisan dengan nada yang tenang dan pelan.
"Sudah kuduga," gumam Cut Ha seperti tidak suka.
"Kenapa? Kamu tidak puas dengan caraku? Apa kamu lebih suka jika waktu itu kamu kulibatkan sebagai tokoh utama kejahatan di balik layar?" Khaisan bertanya dengan nada yang tajam pada Cut Ha. Merasa jika Cut Ha masih saja tidak bersyukur.
"Ehh, Khaisan,,,, jadi kamu telah menutupiku?" tanya Cut Ha sedikit tercengang.
"Jika tidak, kamu pun bisa kutarik ke penjara, Cut Ha! Bukankah aku punya saksi yang banyak? Sedang semua tuduhan dan makianmu itu tidak benar. Tapi aku dan keluargaku tidak ingin berkepanjangan," ucap Khaisan dengan terang dan jelas.
Cut Ha tidak lagi mampu berkata-kata. Ucapan Khaisan sungguh mengejutkan. Rasanya tersentuh, sekaligus haru dan iba. Ternyata, Khaisan yang sempat membuatnya takut sebab pernah jadi penjahat, dan dulu juga pernah sangat dibencinya, adalah lelaki yang memiliki hati cukup baik. Juga keluarganya pun bersikkap bijak dan baik.
🕸🍎
Latar parkir di lantai dasar bawah gedung sedang sepi dan remang. Cut Ha masih duduk di kursi dan memandang Khaisan dengan wajah yang bimbang.
"Aku akan bertemu dengan sahabatku, mantan pacarmu. Terserah, kamu ingin dikenalinya atau tidak."
Cut Ha berbicara cepat pada Khaisan dengan memandang punggung, bukan wajah lelaki itu di spion. Kemudian berpaling bersama geser badannya ke pintu. Wanita itu telah diluar mobil dan menutup pintunya dengan keras setengah membanting.
Khaisan yang telah mengenakan kacamata hitam lebar dengan face mask pelindung, berjalan cepat mengejar Cut Ha. Wanita itu berjalan sangat cepat dan panjang seperti ingin menghilangkan jejak langkah dari pandangannya. Namun bukan pengawal namanya jika Khaisan merasa susah membuntuti.
Khaisan memperlambat langkah dan menjaga jarak saat Cut Ha berdiri di depan swallayan dalam mall. Tertegun dengan pandangan yang sedang di lihatnya.
Seorang wanita dengan tubuh semampai dan sangat cantik, sedang bersalam sapa dengan Cut Ha. Menuntun dua anak di tangan kanan dan kirinya. Khaisan sedikit mendekat, merasa ingin tahu di manakah ayah dari anak-anak yang dituntun oleh wanita yang berkerudung cantik itu.
"Cut, siapa dia?" tanya wanita dengan mata jernih, berbulu mata lentik dan panjang alaminya. Memandang sekilas Khaisan dan kembali membuang pandangan pad Cut Ha.
"Hanya pengawalku. Abaikan saja, Ling. Kita anggap saja tak ada," sahut Cut Ha dengan nada remeh seperti biasanya. Namun, Cut Ha lebih mempertimbangkan pada keinginan Khaisan yang tidak ingin dikenali.
"Pengawal?? Bodyguard??!" pekik wanita jelita itu, yang Khaisan tahu bahwa dia adalah Velingga, mantan kekasihnya.
Velingga sedang tersenyum dengan kesan meledek pada Cut Ha. Merasa aneh saja jika sahabatnya telah dibuntuti seorang lelaki ke mana-mana.
Khaisan dengan jambang, janggut dan kumis yang dibiarkan panjang, serta badan besarnya itu, sama sekali tidak dikenali Velingga. Juga rambut panjang dan kulitnya yang berubah gelap, jauh beda dengan Khaisan saat dulu.
Lima tahun lalu, Khaisan segalanya serba berpenampilan dandy. Rapi, bersih dan berkulit putih cerah. Jauh beda dengan keadaannya yang sekarang. Apalagi dengan kacamata yang menyembunyikan hakikat Khaisan sebenarnya. Mata adalah jendela hati manusia.
🕸🍓🍓🕸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
As Lamiah
wiiih sepertinya bakal seru banget tuh kalou mereka bertemu dalam situasi yg membuat kaishang harus bersikap jadi seorang pengawal terhadap tuanya di tunggu kejutan dari mu tour semangat tour semoga sehat selalu 💪💪😘
2023-05-08
0
Sarah Kareem
udah punya 2 anak Velingga
2023-05-07
0
orchid
nunggu momen ketika cut ha diserang trus dilindungi sm bodyguard nya, seru pasti🤭
2023-05-07
1