14. Luka

Velingga tidak lagi memandang Khaisan. Cut Ha buru-buru menarik tangannya masuk ke dalam swalayan untuk berbelanja. Dua wanita dan dua anak-anak itu telah kalap dengan segala isi swalayan. Kini mereka tengah antri menuju pembayaran di kasir.

Khaisan mengikuti baris antrian dengan jarak tidak jauh di samping. Niat untuk mengenakan face mask di wajah yang sempat lepas, urung dipakai kembali. Dengan hanya berkacamata, Velingga sudah tidak mengenalinya sama sekali.

"Mama, aku gendooong.." Anak kecil perempuan yang dituntun Velingga tiba-tiba merajuk ingin digendong sang mama.

"Maaa, aku juga mau gendoong,," ucap anak lelaki yang tiba-tiba juga ikut minta digendong.

Velingga memiliki dua anak kembar, laki-laki dan perempuan sekaligus. Sungguh beruntung sekali wanita cantik itu. Meskipun saat melahirkan terpaksa menempuh jalan sesar.

"Aduuh, kan kita belum selesai benar belanjanya. Tante Cut ingin beli sepatu. Nanti dia kecewa, nggak mau lagi nemenin belanja lho.. Lagian mama mana bisa gendong dua, papa nggak ikut naaak,," bujuk sang mama pada anak di kanan dan di kirinya.

"Papa harusnya ikuut,," protes anak perempuan Velingga.

"Papa kan harus kerja, cari uang. Kalo udah libur, baru jalan-jalan sama papa," terang Velingga dengan lembut.

"Apa ini waktunya tidur siang, Ling?" tanya Cut Ha sambil memandang si kembar yang nampak mengantuk.

"Eh, iya Cut. Hampir tengah hari. Mereka pasti mengantuk," sahut Velingga dengan sorot mata resahnya.

"Aku gendong tante Cut. Adek gendong sama mama.." Anak lelaki Velingga tiba-tiba menyumbang ide bijaknya. Anak kecil berusia hampir empat tahun itu memandang Cut Ha penuh harap.

"Eh, Erick ingin kugendong? Mau?" tanya Cut Ha yang disambut dengan anggukan anak lelaki dengan nama Erick itu.

Erick langsung melepas tangan mamanya dan mengulurkan dirinya pada Cut Ha. Yang disambut dengan rengkuhan erat Cut Ha untuk digendongnya. Erik kini telah merangkul erat leher Cut Ha dan meletak kepalanya di pundak.

Setelah selesai dengan urusan kasir dan semua barang belanja dibawa Khaisan, mereka menuju lift untuk mengantar turun dan menamatkan acara belanja bersama. Cut Ha tidak ingin lagi mencari sepatu dan bersikeras pulang saja. Dengan alasan merasa iba pada Erick dan juga Erlika, anak perempuan Velingga. Sang sahabat pun mengiyakannya dengan ekpresi yang segan.

Khaisan tak sengaja memandang wajah Cut Ha yang meringis saat akan keluar dari lift dan saat membenarkan gendongan Erick di pundaknya. Cut Ha tidak hanya sekali saja meringis, namun nampak beberapa kali setelah Khaisan terus memperhatikan wajahnya. Wajah Khaisan pun menegang saat teringat sesuatu. Yang baginya sangatlah membahayakan diri Cut Ha.

"Biar aku yang menggendong," bisik Khaisan setelah mendekati Cut Ha agak rapat. Cut Ha berjalan pelan. Velingga dan Erlika telah berjalan agak jauh di depan.

Cut Ha hanya pasrah saat Khaisan mengambil Erick yang sudah tidur dari dekapannya. Membiarkan Erick dipanggul Khaisan dengan sangat mudah. Lelaki itu membawa barang belanja di tangan kanan dan menahan berat Erick dengan tangan kiri tanpa terlihat kesusahan.

Cut Ha merasa sangat lemah dan tak berdaya untuk mempertahankan Erick agar terus berada di pundaknya. Berfikir jika Khaisan mungkin sangat ingin menggendong anak dari mantan kekasihnya. Kini Cut Ha berjalan pelan paling belakang setelah Khaisan di depannya.

Velingga telah berlalu dengan sopir keluarga yang membawanya. Cut Ha memandang Khaisan yang juga sedang menoleh ke arahnya. Mereka saling pandang sejenak.

"Apa merasa puas, sudah menggendong anak Velingga?" tanya Cut Ha dengan senyum masam di wajah cantiknya.

"Berhentilah memikirkan orang lain. Apa kamu pura-pura tidak merasa sakit?" tanya Khaisan dengan posisi diam dan berdiri di tempatnya.

"Aku sama sekali tidak merasa sakit lagi. Apa kamu diam-diam masih menyimpan sakit?" tanya Cut Ha dengan wajah yang serius.

"Bukan sakit hatimu yang kutanya. Tapi luka di punggungmu," ucap Khaisan sambil menyambar lengan Cut Ha dengan cepat. Tidak memberi kesempatan pada Cut Ha untuk menanggapi ucapannya.

Membawa wanita itu menuju tempat mobilnya diparkir. Cut Ha hanya patuh mengikuti dengan tegang. Tidak berusaha menarik tangannya dari Khaisan. Tidak menyangka jika lelaki itu begitu memikirnya dan kini berani menyentuhnya.

Khaisan meletak Cut Ha duduk di depan bersamanya. Wanita itu sangat supportif dan menurut. Jauh beda dengan sikap Cut Ha sebelumnya. Kini mereka telah meluncur di jalan menuju ke Nagoya.

"Apa luka di pundakmu sangat sakit? Bagaimana kalo kuantar ke tempat praktik dokter Pooh Long?" tanya Khaisan terdengar khawatir. Cut Ha menoleh dengan ekspresi tertegun. Khaisan mendadak seperti perhatian.

"Tidak sakit. Lagipula ini jam kerja, dia pasti di rumah sakit besar hingga sore. Ini bukan jadwal periksaku. Akan sangat sulit mendapat giliran. Sebab mereka mengadakan slot nomor antrian online," terang Cut Ha dengan pelan.

"Selain Pooh Long, dokter mana yang sekiramu mudah ditemui?" tanya Khaisan dengan menoleh pada Cut Ha agak lama.

"Tidak ada. Aku hanya ingin pulang ke rumahku lebih cepat. Aku ingin tidur saja, pengawal Khaisan," pungkas Cut Ha dengan nada yang lembut. Khaisan bahkan menolehnya hingga dua kali. Memastikan jika nada lembut itu memanglah benar Cut Ha yang berbicara.

Mereka sampai di rumah belakang toko tepat saat adzan dzuhur. Cut Ha pergi ke dalam rumah meninggalkan Khaisan yang selalu bisa menyusulnya dengan cepat.

"Cut Ha!" panggil Khaisan setelah menutup pintu. Tidak nampak Mariah, mungkin sedang menunaikan shalat dzuhur di dalam kamarnya.

Cut Ha berhenti dan setengah berbalik memandang Khaisan.

"Ada apa?" tanya Cut Ha dengan pelan.

"Akan kulihat lukamu,," ujar Khaisan setengah menyuruh.

Cut Ha nampak terkejut. Kemudian menggeleng dengan cepat.

"Tidak perlu. Sama sekali tidak sakit," sahut Cut Ha menolak.

"Aku akan istirahat." Cut Ha kemudian berbalik setelah selesai berkata.

Khaisan diam dengan berdiri ditempat. Menghembuskan nafas panjang dan meraup wajahnya sekali. Kemudian berjalan menuju wastafel dapur dan mencuci muka kusutnya di sana. Sebenarnya Khaisan merasa sangat lelah.

🕸

Khaisan duduk bersiaga di sofa ruang televisi. Sesekali memandang pintu kamar yang terus tertutup rapat dan tidak kunjung dibuka.

"Apa nonamu tidak akan keluar, Mariah?" tanya Khaisan dengan menoleh pada Mariah yang merebah di sofa.

"Mungkin dia tidur sudah dalam kamarnya, pengawal san," sahut Mariah dengan cepat di balik bentangan selimut lebarnya.

"Jika tiga puluh menit lagi tidak keluar, akan kulihat sendiri ke kamarnya," ucap Khaisan yang kemudian berdiri dan berjalan bolak-balik nampak resah.

Khaisan sepertinya tidak sabar. Merasa janggal dengan Cut Ha yang dari sore hingga malam ini terus mendekam di dalam kamarnya.

🕸🕸🍓🍎🕸🕸

Terimakasih adamu kak readers, yang senantiasa memberi dukungan karyaku..

Berikan Vote Monday kakak2 untukku yaa...

Terimakasih ..🙏😘🍎🕸

Terpopuler

Comments

Andina Jahanara

Andina Jahanara

Dulu sempat terpikir Keke dapat membaca gelagat kalo Lingga n Rushqi saling suka... ternyata bener ☺️

2023-05-08

1

Andina Jahanara

Andina Jahanara

Aku suka, Velingga n keluarganya muncul di novel ini kak 😍🙏

2023-05-08

1

Sarah Kareem

Sarah Kareem

jangan2 cut Ha pingsan.. baguslah biar di gendong sama Khaisan.. hahahahahaha

2023-05-08

1

lihat semua
Episodes
1 01. Tarif Kawalan
2 02. Deal
3 03. Rumah Bertugas
4 04. Putra?
5 05. Kunci Mobil
6 06. Luka Tusuk
7 07. Uang Cash
8 08. Cut Ha & Dias
9 09. Cut Ha is Keke
10 10. Penjahat Khaisan
11 11. Lima Tahun Lalu
12 12. Tanpa Dendam
13 13. Lelaki Baik
14 14. Luka
15 15. Luka Yang Sakit
16 16. Ke Rumah Sakit
17 17. Ikut Jum'atan
18 18. Sorban Cantik
19 18. Home Stay Te Ka
20 20. Boss Kha
21 21. Dipanggil Pulang
22 22. Andres
23 23. Pendapat Menggantung
24 24. Felix
25 25. Ortuku Datang
26 26. Jumpa Andres
27 27. Payung
28 28. Teror
29 29. Khilaf
30 30. Lambat
31 31. Cut Ha
32 32. Di Mana Mereka
33 33. Dengan Felix
34 34. Dengan Felix
35 35. Terciduk
36 36. Aman
37 37. Otewe Pulang
38 38. Otewe Pulang
39 39. Berdua
40 40. Berdua
41 41. Jogging
42 42. Cut Ha Mengikut
43 43. Mommynya
44 44. Tidak Perlu Dijaga
45 45. Elvira
46 46. Asisten Wanita
47 47. Menunggu
48 48. Petik Anggur
49 49. Video Renang
50 50. Bertemu Andres
51 51. Tempat Acara Bertunang
52 52. Seperti Cut Hanah
53 53. Tak Enak Badan
54 54. Jagalah Dekat
55 55. Susah Tidur
56 56. Menikah Denganku
57 57. Minta Izin
58 58. Berpisah
59 59. Menghilang
60 60. Khaisan Dan Errushqi
61 61. Nama Bodyguard
62 62. Cemburu
63 63. Bantuan
64 64. Tak Sebanding
65 65. Khilaf
66 66. Terakhir Bersama
67 67. Dikembalikan
68 68. Berpisah
69 69. Lambat
70 70. Pesan Terakhir
71 71. Dua Tahun Kemudian..
72 72. Dipilih dan Memilih
73 73. Banyak Diminati
74 74. Menawarkan Diri
75 75. Pria Pengecut
76 76. Diharap Hamil
77 77. Luluh
78 78. Bercak Hasrat
79 79. Andreas Abdullah
80 80. Dibayar Mahal
81 81. Sepakat
82 82. Diantar Datang
83 83. Beda Kamar
84 83. Pindah Kamar
85 85. Menjumpai Andres
86 86. Di Sekap
87 87. Shirakhi San
88 88. Diantar Pulang
89 89. Gadis
90 90. Tiga Bulan Kemudian
Episodes

Updated 90 Episodes

1
01. Tarif Kawalan
2
02. Deal
3
03. Rumah Bertugas
4
04. Putra?
5
05. Kunci Mobil
6
06. Luka Tusuk
7
07. Uang Cash
8
08. Cut Ha & Dias
9
09. Cut Ha is Keke
10
10. Penjahat Khaisan
11
11. Lima Tahun Lalu
12
12. Tanpa Dendam
13
13. Lelaki Baik
14
14. Luka
15
15. Luka Yang Sakit
16
16. Ke Rumah Sakit
17
17. Ikut Jum'atan
18
18. Sorban Cantik
19
18. Home Stay Te Ka
20
20. Boss Kha
21
21. Dipanggil Pulang
22
22. Andres
23
23. Pendapat Menggantung
24
24. Felix
25
25. Ortuku Datang
26
26. Jumpa Andres
27
27. Payung
28
28. Teror
29
29. Khilaf
30
30. Lambat
31
31. Cut Ha
32
32. Di Mana Mereka
33
33. Dengan Felix
34
34. Dengan Felix
35
35. Terciduk
36
36. Aman
37
37. Otewe Pulang
38
38. Otewe Pulang
39
39. Berdua
40
40. Berdua
41
41. Jogging
42
42. Cut Ha Mengikut
43
43. Mommynya
44
44. Tidak Perlu Dijaga
45
45. Elvira
46
46. Asisten Wanita
47
47. Menunggu
48
48. Petik Anggur
49
49. Video Renang
50
50. Bertemu Andres
51
51. Tempat Acara Bertunang
52
52. Seperti Cut Hanah
53
53. Tak Enak Badan
54
54. Jagalah Dekat
55
55. Susah Tidur
56
56. Menikah Denganku
57
57. Minta Izin
58
58. Berpisah
59
59. Menghilang
60
60. Khaisan Dan Errushqi
61
61. Nama Bodyguard
62
62. Cemburu
63
63. Bantuan
64
64. Tak Sebanding
65
65. Khilaf
66
66. Terakhir Bersama
67
67. Dikembalikan
68
68. Berpisah
69
69. Lambat
70
70. Pesan Terakhir
71
71. Dua Tahun Kemudian..
72
72. Dipilih dan Memilih
73
73. Banyak Diminati
74
74. Menawarkan Diri
75
75. Pria Pengecut
76
76. Diharap Hamil
77
77. Luluh
78
78. Bercak Hasrat
79
79. Andreas Abdullah
80
80. Dibayar Mahal
81
81. Sepakat
82
82. Diantar Datang
83
83. Beda Kamar
84
83. Pindah Kamar
85
85. Menjumpai Andres
86
86. Di Sekap
87
87. Shirakhi San
88
88. Diantar Pulang
89
89. Gadis
90
90. Tiga Bulan Kemudian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!