Sambungan telepon rumah yang berada di ruang tengah sedang berbunyi nyaring tiba-tiba. Khaisan memandang Cut Ha yang sedang bermain ponsel di depan televisi, abai pada dering panggilan yang terdengar kian gencar.
Mariah yang tergesa akan menghampiri meja tempat pesawat telepon diletak, urung seketika saat Khaisan pun mendekat dengan gesit dan cepat. Mariah memandang Cut Ha yang juga sedang memandang punggung Khaisan sejenak dan kemudian kembali pada ponsel di tangannya.
Abai pada apa yang dilakukan Khaisan dan juga siapa penelepon yang sedang berbicara dengan lelaki berpunggung lebar itu. Yang sebetulnya Cut Ha sedang menegakkan telinga pada suara Khaisan yang berat dan sedang berbicara. Segara paham jika dokter sedang menunggu dan kini mengingatkan dirinya.
"Apa kamu memiliki luka? Dokter mengingatkanmu untuk datang kontrol dan sekarang menunggu." Khaisan telah berdiri di sampingnya kembali dan bertanya.
Cut Ha langsung berdiri dan berjalan cepat menuju arah kamarnya tanpa merespon ucapan Khaisan. Sang pengawal terlihat tidak masalah dan kembali mengekori dengan cepat.
Cut Ha nampak terkejut dengan sudah adanya Khaisan di depan pintu saat kusen itu di tariknya. Dipandangnya sejenak wajah tampan yang datar itu dengan jengah dan mungkin juga kesal. Lalu benar-benar ditutupnya pintu kamar, memutus pandangan Khaisan padanya.
Pengawal yang membuatnya justru tidak nyaman itu masih berdiri menunggu di luar kamar. Kembali mengekor di belakang saat Cut Ha berjalan keluar kamar untuk bersiap pergi keluar rumah. Juga ikut berhenti dan berdiri menunggu kala wanita cantik itu mengenakan sepatunya.
"Mana kunci mobilmu?!" seru Khaisan dari belakang saat Cut Ha sudah membuka pintu dan berjalan keluar.
Cut Ha berhenti dan berdiri tertegun, lalu berbalik dan melewati Khaisan yang masih berdiri di pintu.
"Mariah! Apa kamu malihat kunci mobil? Aku lupa meletak di mana,," tanya Cut Ha dengan setengah mengeluh. Mariah yang bersiaga untuk menutup pintu nampak menyimak.
"Akan saya lihat di kamar dalam Anda, nona Cut Ha!" Mariah berbalik badan dengan cepat dan meluncur ke kamar sang tuan.
Khaisan terus berdiri tegak dan diam di pintu. Memperhatikan Cut Ha yang berdiri kaku dan terlihat dari samping. Wanita itu semakin cantik dengan dress biru tua dan resleting panjang di punggungnya.
"Tidak ada di kamar aku lihat, nona Cut Ha! Ada di mana?!" seru Mariah yang terdengar langkahnya sedang mendekat.
"Bantu mencari, Mariah,," ucap Cut Ha pada Mariah sambil masuk kembali ke bagian dalam rumah.
Dua perempuan dengan usia jauh terpaut itu begitu sibuk melihat dan menyingkap. Wajah mereka semakin terlihat bingung dan resah saat yang dicari tidak juga terlihat.
"Apa aku naik taksi saja, Mariah? Segan dengan dokter Pooh Long yang kurasa sudah lama menunggu," ucap Cut Ha sambil duduk di sofa.
"Apa tidak ada kunci cadangan?" sela Khaisan dari pintu tempatnya berdiri.
"Tidak," sahut Cut Ha tanpa menoleh. Mengabaikkan wajah Khaisan yang sedang terheran.
"Kunci cadangan sudah hilang satu bulan lalu, oleh nona Cut Ha juga,,," sela Mariah menerangkan pada Khaisan.
Khaisan terdiam. Keadaan ceroboh seperti ini sangat tidak disukainya. Baginya kegiatan mencari sebab lupa, adalah hal konyol dan sangatlah merugikan.
Pengawal berbadan tegap dan gagah itu berbalik keluar dan entah pergi ke mana. Cut Ha hanya memandang punggungnya sekilas yang lalu membuka ponselnya. Mencoba mengunduh aplikasi taksi online yang tidak dimiliki. Namun, tidak kunjung sukses terinstal sebab jaringan yang tiba-tiba melemah dan lambat.
Tin..! Tin...!
Cut Ha terkejut dari duduknya dengan mata terbelalak.
"Apa kunci ada di mobil, Mariah?!" serunya sambil berdiri dengan cepat. Wajahnya cerah dan ada senyum yang lega. Cut Ha berlalu cepat keluar rumah meninggalkan Mariah yang kali ini lambat memahami. Wajah eksotis uniknya nampak berkerut dan heran tak mengerti.
Khaisan sudah duduk tegak di belakang kemudi saat Cut Ha datang dan masuk ke dalam menyusulnya. Wajahnya nampak cerah dengan senyum kecil yang tak berusaha disembunyikan rasa gembira leganya.
"Bawalah dengan cepat," ucap Cut Ha tanpa basa basi sambil memandang kaca spion penumpang yang tergantung di depan.
Khaisan pun sedang memandangnya di sana, merasa jika wanita yang akan dibawanya ini cukup angkuh dan dingin. Apa wanita ini diam-diam juga menyadari siapa Khaisan? Apakah Cut Ha benar-benar Keke yang masih sangat membencinya?
Khaisan berusaha abai dan segera pergi meluncur meninggalkan garasi. Merambat pelan melewati gedung toko dan pagar panjang yang melintang di depannya. Kemudian meluncur cepat membelah jalan raya.
Khaisan tidak peduli akan bagaimana orang yang menyewa meminta dikawalnya. Menjadi sopir pribadi sudah sangat biasa dilakukan. Bahkan beberapa juga pernah ditemani berenang bersama.
Bagi Khaisan, asal sudah dibayarkan sewanya yang selangit, perlakuan seperti itu bukan lagi masalah. Asalkan tidak merugikan, merendahkan, dan bukanlah dosa besar baginya.
🕸🕸🕸
Extra Part/ Bonus Chapter utk Noodle In Love sudah kulunasi ya... Love You..😘🍓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Sarah Kareem
lanjuttr
2023-05-04
1
As Lamiah
ehmmm jadi penasaran nih kok bisa putra jadi bodigart sepertinya makin serunih nungguin up mu Kaka autour 😘😘😘💪 semangat tour semoga sehat selalu 💖😘💪
2023-05-04
1