Perjalanan bisu itu hampir berakhir. Khaisan telah melewati pagar toko megah dan meluncur melewati samping, lalu menuju ke belakang. Yang berakhir dengan berhenti dalam garasi di rumah mungil Cut Ha.
Pemilik bangunan melompat turun dan berjalan cepat masuk ke dalam rumah. Diikuti pengawal Khaisan, melangkah tak kalah cepat dengan gerakannya yang gesit.
"Apa ada kabar terbaru, Mariah?!" tanya Cut Ha agak keras begitu membuka pintu rumah.
"Ada, iya! Teman nona Cut Ha ada menunggu sedang di toko depan sana!!" sahut Mariah yang mungkin sudah bersiaga di balik pintu. Menyambut kedatangan sang tuan yang terlihat dari dalam.
"Siapa dia, Mariah?" tanya Cut Ha yang tidak jadi menuju ke arah kamarnya.
"Mana ada tahu aku, nona Cut Ha," jawab Mariah dengan jelas. Sebab hanya pemberitahuan dari kepala pramuniaga toko di pesawat teleponlah Mariah mendengarnya.
"Letaklah tasku ke dalam kamar. Aku akan ke toko menemuinya," ucap Cut Ha sambil mengulurkan tas dari tangannya pada Mariah.
"Siap, nona Cut Ha," sambut Mariah bersemangat.
Gadis berbadan kecil itu segera melakukan apa yang Cut Ha inginkan. Menyambar tas dan membawa ke dalam kamar sang tuan dengan cepat. Mariah adalah gadis yang cukup cekatan dan lincah.
Khaisan kembali mengekori Cut Ha berjalan kaki menuju toko besarnya di depan. Melewati pintu utama dan bukan pintu pribadi yang ada di bagian belakang toko.
"Keke!"
Seruan dari seorang wanita cantik dengan kata Keke, membuat wajah Cut Ha yang cerah, menjadi kaku tanpa senyum. Langkahnya terhenti di depan pintu toko dan memandang lekat pada wanita yang sedang tersenyum padanya.
"Oh, my Keke,, really I so miss you!!" Wanita itu mendekati Cut Ha dengan cepat dan merangkul memeluk sejenak.
Khaisan nampak berkerut dahi saat wanita pengunjung toko itu terus merangkul dan mengelusi pipi Cut Ha yang halus.
"Tolong, jangan seperti ini, Dias. Banyak yang melihat. Aku tidak lagi seperti Keke saat dulu. Kamu mengerti??" ucap Cut Ha lirih sambil mendorong pelan bahu wanita yang bernama Dias itu lebih menjauh lagi darinya.
"Oh, maafkan aku, Keke. Kamu sudah benar-benar berubah dan kembali? Aku hanya bermaksud nostalgia denganmu," ucap Dias dengan sangat lirih, juga menatap takjub sekaligus lega pada Cut Ha. Dias yang kebetulan menghadap Khaisan, kedua matanya melirik lelaki itu.
"Iya, Dias. Aku sudah berniat dan susah payah berusaha. Kuharap dukunglah aku," ucap Cut Ha sambil mengangguk. Tatapannya pun nampak sendu pada Dias.
"Aku paham maksudmu, Ke. Aku pun juga butuh dukungan. Aku sangat ingin bercerita denganmu, Ke. Bisa?" tanya Dias dengan ekspresi sungguh-sungguh.
Cut Ha nampak diam menatap Dias sejenak. Kemudian mengangguk bersetuju.
"Ikutlah ke rumahku, Dias," ucap Cut Ha dengan suara yang kembali biasa. Tidak lagi lirih dan berbisik.
"Barang-barangku?? Rumahmu di mana??" tanya Dias dengan bingung.
"Tidak jauh, hanya di belakang. Belanjamu biar di sini. Apa sudah dibayar? Jangan resah. Jika ada yang hilang, pasti kuganti," ucap Cut Ha tersenyun. Dias pun tersenyum, maklum bahwa Cut Ha adalah pemilik toko yang sekaligus pemilik seluruh isinya.
"Ke, dia siapa?" tanya Dias sambil melirik Khaisan yang membuntuti mereka di belakang.
"Abaikan saja. Hanya bodyguard," sahut Keke tanpa beban.
"Sebagus itu?" tanya Dias tersenyum menggoda.
"Kamu paham lelaki bagus selain suami kamu?" timpal Cut Ha, tapi berusaha tak tersenyum.
"Orang rabun pun paham jika bodyguardmu tuh terlalu wowww, Keee," ucap Dias nampak gemas dengan Cut Ha. Bahkan dia acaknya rambut Cut Ha menjadi berantakan.
Khaisan hanya diam mendengar ocehan kedua wanita yang cukup aneh di depannya. Terus mengikuti dengan sikap abai dan tidak terpengaruh pada apapun obrolan mereka. Meski kedua wanita cantik itu sedang membahas tentang dirinya.
🕸
Mariah telah membuatkan nasi goreng dan ayam goreng di atas meja. Dengan minuman jus wortel tanpa gula sebutir pun.
Cut Ha duduk berhadapan dengan Dias di meja makan. Bersiap makan lagi meski semangkuk tekwan masih terasa mengganjal di perut. Demi menyemangati Dias agar mau mencicipi barang sesuap hasil olah tangan sang asisten di rumahnya.
"Ayo, Dias. Lupakan sejenak sedihmu. Apa kamu ingin kuisikan piringmu?" tanya Cut Ha sambil lebih menyodorkan piring pada Dias. Mereka berdua telah cukup lama berbicara di meja makan.
"Aku sedih, suamiku membuangku," keluh Dias dengan mata yang kembali berair.
"Kamu harus terus bersemangat. Jodoh tidak ke mana. Sabarkan hatimu, ingat itu Dias," ucap Cut Ha dengan pandangan yang iba.
"Itulah, Dias, aku lebih memilih ditinggal calon suami daripada suami. Bayangkan, betapa sakitnya hatiku saat itu, jika saja kupikirkan sakitnya. Calon suamiku menjalin kasih di belakangku. Bukan dengan orang lain, tapi dengan sahabat yang sangat kusayang. Aku pura-pura tidak tahu. Bahkan kuputuskan sendiri hubungan perjodohan kami dengan alasan sebab keburukanku. Tidak kuungkit hubungan mereka sebagai alasan. Aku tidak ingin ada duri di antara kami. Hubungan mereka sedang sangat indah saat itu," ulas Cut Ha dengan nada yang pilu.
Wanita cantik yang nampak sendu itu terdiam sejenak. Tidak ada air menggenang sedikit pun di mata indahnya.
"Kuanggap itu adalah hukuman untuk sesatku saat dulu. Lihatlah aku ini, Dias. Semangatlah. Aku pun juga pernah sakit. Jika suami kamu tetap tidak mau menerimamu. Lelaki di dunia tidak hanya suamimu. Masih banyak yang lainnya," ujar Cut Ha ingin menghibur hati Dias.
"Bicara seperti itu memang mudah, Ke. Tapi kamu sendiri pun tidak kunjung menikah hingga sekarang," timpal Dias menggerutu. Cut Ha sedikit tersenyum.
"Aku tidak percaya diri lagi, Dias. Aku lelah. Meski aku sudah berubah, bahkan nama Keke pun sudah kuhempas. Tapi rasanya masih akan ada saja yang akan mengacau tanpa kusadari. Seperti akunmu yang lupa tidak kamu hapus itu," ucap Cut Ha lirih dengan sedih.
"Maafkan aku, Cut. Akupun tidak tahu, bagaimana suamiku menemukan akunku saat bodoh dulu. Banyak foto kita yang memang tidak patut tersimpan di sana," Dias pun mengeluh dan tak kalah bersedih.
"Aku tidak menyalahkanmu, Dias. Mungkin akupun juga ada akun bodoh yang belum kuhapus dan sekarang lupa sandinya. Kurasa akan malu pergi ke jasa IT. Juga takut justru jadi rahasia bocor kita yang kemudian tersebar," sahut Cut Ha menyadari.
Namun, wajahnya sangat mendung. Wajah yang biasanya cerah, segar dan tegar itu nampak muram dan sedih.
Khaisan yang terus berdiri memunggung, nampak bergerak sedikit. Lelaki itu kembali diam mematung setelah meraup wajahnya beberapa kali dengan cepat.
🕸🕸🍓🍓🕸🕸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
indy
ternyata keke berbesar hati merelakan Lingling dengan Rushqi
2023-05-07
1
As Lamiah
semoga cut ha mendapat jodoh yg terbaik yg mau menerima apa adanya dirimu 💪💪💪 semangat tour semoga sehat selalu 💪😘😘😘 semangat tour
2023-05-06
1
orchid
bersabarlah keke
2023-05-06
1