Meski sangat terkejut hingga akan menjerit, ditahan senam jantungnya untuk terlihat tetap tenang. Pengawal yang baru bergabung dalam rumah dan belum ada satu jam bersama itu berjalan tegas mendekatinya dangan raut yang tenang. Cut Ha memilih mengabaikan dan berusaha tidak melihat.
Beranggapan jika lelaki itu hanya bayangan dan tidak berwujud dalam rumah. Sebab itu adalah pilihan sikapnya sebelum setuju dengan kemauan sang ayah memilihkan seorang pengawal pribadi untuknya. Hanya demi membuat perasaan orang tua menjadi tenang saat berjauhanlah Cut Ha bersetuju. Yang sebenarnya kehadiran pengawal pribadi membuat suasana hatinya sangatlah tidak nyaman.
Khaisan terus membuntut di belakang Cut Ha menuju ruang makan. Berhenti dan berdiri tegak saat Cut Ha juga berhenti dan sedang menyeret kursi untuk di dudukinya. Mengambil piring yang sudah disiapkan di meja oleh Mariah. Meski ada tiga orang di ruangan, rasanya cukup lengang. Khaisan terus berdiri memperhatikan dengan diam.
Mata indah Cut Ha tidak sengaja memandang wajah Khaisan dan tanpa sadar merenung matanya. Yang Khaisan pun dengan siaga menyambut pandangan Cut Ha dengan tatapan matanya yang tajam. Lelaki itu berdiri tegak di samping meja makan dengan tubuh dan mulut yang sama-sama diam tak ada pergerakan seinchi pun.
Cut Ha merasa kian penasaran, benarkah pengawal yang membatu di depannya ini adalah lelaki yang pernah sangat dibenci meski tidak sekalipun mereka saling berurusan. Hanya lelaki ini pernah menyakiti dan mengecewakan sahabat istimewanya, hingga Cut Ha ikut merasa muak yang sangat pada Khaisan.
Benarkah Khaisan adalah Putra yang lima tahun lalu sangat dibencinya? Lalu ke mana saja lelaki itu pergi, hingga tiba-tiba muncul di rumahnya sebagai seorang bodyguard pribadi yang diutus oleh agensi kepengawalan pilihan ayahnya..
Lalu bagaimana dengan pekerjaan menterengnya sebagai pegawai dinas pajak pemerintah yang bahkan pernah mewakili negara tercinta ini ke negara sebelah?
Setelah lima tahun berlalu, Cut Ha tidak menyangka jika tiba-tiba berurusan lagi dengan Putra. Sangat terkejut saat membaca nama lengkap Khaisan pada surat kerja sama yang dilontarkan oleh kepala agensi pengawalan di masjid.
Cut Ha merasa tidak mungkin membatalkan sebab itu sangat memalukan. Juga tidak ingin kesulitan jika sewaktu-waktu keluarganya memerlukan pengawalan.
"Nona Cut Ha, kenapa tidak segera ambil makan, anda?" pertanyaan Mariah yang tiba-tiba datang sangatlah mengejutkan. Namun Cut Ha mampu menguasai dirinya dengan cepat. Sikapnya terlihat selalu tenang.
"Bukan kenapa-kenapa Mariah. Aku hanya heran dengan prinsip kerja di agensi kepengawalan dalam masjib," ucap Cut Ha sambil memandang mariah yang sedang menata cangkir moca di tatakan.
"Kenapa rupanya itu nona Cut Ha, heran?"tanya Mariah cepat dan lancar. Sepertinya antara Cut Ha dan Mariah sudah sangat saling memahami.
"Bagaimana bisa agensi di masjid membiarkan lelaki tinggal seatap dengan perempuan yang bukan sesiapanya, Mariah?" tanya Cut Ha hanya pada Mariah dan tanpa memandang Khaisan sama sekali.
"Itu nona Cut Ha, hanya demi pekerjaan," sambut cepat Mariah. Gadis itu berdiri tegak dan memandang Khaisan sambil tersenyum. Ada senyum kikuk di wajah uniknya.
"Kenapa mereka tidak memberiku pengawal perempuan?" Cut Ha tidak lagi memandang Mariah. Wajahnya mulai fokus dengan piring yang baru diisinya sendiri dengan beragam masakan Mariah.
"Di agensi adalah orang tuamu yang tercatat sebagai penyewa. Tapi saat kamu datang ke agensi, kepala agensi menawarimu untuk tukar pengawal. Kenapa kamu menolak untuk menukarku dengan pengawal perempuan?" sela Khaisan dengan tenang tiba-tiba.
Cut Ha seperti tidak mendengar, terus menyendok makanan dan mengunyahnya dengan santai. Seolah ucapan Khaisan adalah angin lalu.
"Kenapa kamu tidak keberatan mengawal perempuan? Saat tahu, kamu pun bisa menolak?" Terdengar juga respon Cut Ha meski tidak memandang Khaisan sedikit pun.
"Aku bekerja sangat profesional. Aku tidak peduli andai yang kujaga tidak berpakaian sekalipun. Sudah puluhan wanita yang pernah menyewaku dan kepala agensiku sangat percaya padaku," tegas Khaisan dengan bicara tenangnya.
"Menyewamu? Apakah tidak pernah terjadi apapun?" tanya Cut Ha terus terang.
"Jika telah terjadi apapun, kepala agensiku sudah dari dulu membuangku," sahut Khaisan dengan tegas.
"Apakah kamu wajib melapor pada ketuamu, termasuk aib-aibmu? Tidak, kan?" tanya Cut Ha seperti sengaja menyindir.
"Jangan terus berburuk sangka, itu sama dengan berburuk sangka pada tempat yang kamu percaya. Aku juga dikirim dari tempat itu. Mungkin yang kamu pikir itu memang ada, tapi bukan aku. Itu akan menjadi urusan mereka kelak masing-masing. Kamu makanlah dengan tenang," jelas Khaisan dengan pelan.
Cut Ha sepertinya terpengaruh dengan ucapan Khaisan. Tidak lagi bertanya, hanya bunyi sendok beradu piring tanpa sengaja yang terdengar.
Khaisan berdiri mundur beberapa langkah. Merasa puas dengan apapun komentar Cut Ha meski isinya tidak menyenangkan. Wanita itu tanpa sengaja telah merespon keberadaan pengawalnya. Bukan mengangggap tidak ada seperti yang tadi sempat diumumkan pada Khaisan.
🕸🕸🕸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
indy
Wah Putra dan Keke? semua bermetamorfose kayaknya
2023-05-04
2
Sarah Kareem
ternyata putra mantan darling Velingga 😁
2023-05-04
1
orchid
wah putra?? ini ceritanya 5 thn setelah noodle in love thor?? sekarang ceritanya keke lepas hijabnya?
2023-05-03
1