Dini yang melihat situasi itu sangat terkejut, ia langsung masuk ke dalam apartemen ibunya, pikiran negatif sudah memenuhi isi kepalanya, ia takut jika terjadi sesuatu pada ibunya.
"Ibu, Ibu di mana?" panggil Dini memeriksa seluruh rumah itu. Namun, ibunya tak ada di apartemen itu dan melihat pembantu yang selama ini menemaninya juga tergeletak di lantai.
"Apa apa ini, di mana Ibu?" tanya Dini pada pembantu tersebut, tapi pembantu tersebit juga tak sadarkan diri.
Dini langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Haidar, menceritakan apa yang terjadi di apartemen ibunya.
"Kau tenang saja, ibumu sudah ada bersamaku, kami baru saja menyelamatkannya. Sekarang kamu datang ke apartemenku," ucap Haidar membuat Dini pun lebih tenang. Ia bernapas lega saat mendengar jika saat ini ibunya ada bersama suaminya.
Sopir yang tadi juga panik begitupun dengan kedua orang yang bersamanya juga ikut bernapas lega setelah mendapat kabar jika memang ibu dari nona mudanya itu sudah diselamatkan oleh pengawal lainnya dan sudah diantarkan langsung ke apartemen Haidar.
"Kami akan mengantar Anda ke sana, Nona" ucap sopir tersebut, sementara dua orang yang mengawal mereka kini mengurus beberapa pengawal yang pingsan karena sepertinya mereka baru saja melakukan pertarungan. Begitupun para pembantu wanita yang ada di dalam apartemen.
Sopir tersebut langsung melajukan mobilnya menuju ke kediaman Haidar, seperti apa yang baru saja diperintahkan oleh Haidar melalui ponselnya.
Dalam perjalanan Dini terkejut saat melihat ada dua mobil lagi yang mengikuti mereka, ia berpikir jika mereka juga orang-orang yang jahat.
"Pak, siapa orang yang mengikuti kita? Apakah dia juga ingin mencelakakan kita lagi?" tanya Dini sambil sesekali melihat ke arah belakang, di mana mobil itu terus mengikuti mereka, terlihat jelas karena di setiap sopir tersebut mengambil jalur berbelok arah, mereka pun terus mengikuti.
"Anda tenang saja, mereka ada di pihak kita," ucap sopir tersebut, barulah Dini menjadi lebih tenang. Sebenarnya siapa suaminya, apakah pekerjaan yang sebenarnya, mengapa mereka dikelilingi orang-orang jahat. Yang ia tahu suaminya bekerja sebagai CEO di sebuah perusahaan. Namun, mengapa semua terasa sangat mengerikan.
"Nona muda, Anda baik-baik saja?" tanya Yana melihat wajah nona mudanya itu terlihat pucat.
"Iya, aku tak apa-apa," jawab Dini, ia pun menyadarkan bahunya dan mencoba mengatur napasnya. Apa yang terjadi hari ini benar-benar membuatnya syok.
Begitu mereka sampai di apartemen Haidar, Dini langsung menghampiri ibunya. Ia langsung memeluk ibunya dan memastikan kondisi ibunya baik-baik saja.
"Ibu, apa Ibu terluka?" tanya Dini setelah melepas pelukannya dari sang ibu.
"Ibu tak apa-apa, ibu hanya kaget. Apa kamu dari apartemen ibu?" tanya ibu Dini membuat Dini pun mengangguk.
"Bagaimana dengan yang lainnya di sana? Tadi mereka mendapat perlakuan yang kurang baik dari orang-orang yang datang dan membuat kekacauan."
"Ibu tenang saja, mereka sudah ditangani, mereka baik-baik saja. Kata Haidar Ibu ada di sini makanya Dini langsung ke sini."
"Ibu juga tak tahu siapa mereka, ada yang mencoba menyakiti ibu dan ada juga yang mencoba menyelamatkan ibu, ibu sama sekali tak tahu ibu harus bersikap apa, ibu hanya mengikuti orang yang membawa ibu dan ibu sampai di sini, ibu juga tidak tahu jika awalnya mereka semua adalah orang-orang suamimu."
"Syukurlah Ibu baik-baik saja, tapi di mana Haidar?" tanya Dini yang melihat di sekelilingnya tak ada siapa-siapa, sementara penjaga yang tadi menyelamatkan ibunya semua berdiri di luar apartemen, di apartemen itu hanya ada mereka bertiga ibu Dini, Dini sendiri dan Yana.
"Ibu tak tahu, Nak. Selama ibu datang di sini tak ada siapapun, hanya ibu sendiri," ucap ibu.
Yana bergegas menuju ke dapur mencari sesuatu yang bisa diberikan kepada nona mudanya dan ibunya. Saat melihat kulkas di sana ada beberapa buah-buahan dan juga minuman, Yana pun berinisiatif untuk memotong buah-buahan tersebut untuk majikannya begitupun membuat jus untuk mereka.
"Sepertinya ini apartemen tuan sekarang dalam keadaan kosong, sebaiknya Anda menikmati buah-buahan ini sambil menunggu tuan," ucap Yana membuat Dini pun mengangguk dan memberikan buah-buahan itu kepada ibunya, ia ingin menelpon Haidar. Namun, takut akan mengganggu pekerjaan suaminya itu, membuat Dini hanya menunggu telepon dari Haidar atau menunggu Haidar untuk datang ke apartemen tersebut.
Malam itu akhirnya mereka memutuskan untuk menginap di apartemen Haidar, rencananya untuk menginap bersama ibunya di apartemen ibunya kini gagal sudah, Dini bahkan melupakan bingkisan yang tadi sudah disiapkan untuk ibunya karena apa yang terjadi siang tadi.
Hingga tengah malam, Haidar juga tak datang. Membuat Dini memutuskan untuk melakukan panggilan kepada Haidar.
"Halo, maaf mengganggu. Apa kamu tak pulang?" tanya Dini saat Haidar mengangkat panggilannya.
"Saat ini aku sedang ada di luar kota, sedang mengurus sesuat, malam ini menginaplah di sana satu atau dua hari, aku mungkin baru bisa pulang setelah semua pekerjaanku selesai. Selama situasinya belum terkendali tetaplah di sana sampai aku datang," ucap Haidar membuat Dini pun hanya mengangguk, ia tak ingin menuntut banyak pada suaminya, ia sadar jika posisinya saat ini tak sepenting istri yang sebenarnya. Namun, ia merasa bersyukur Haidar menjaga keselamatan mereka bahkan membawanya ke apartemen pribadinya.
Dini pun memutuskan untuk beristrirahat,
Sementara itu Haidar yang sedang di luar kota merasa gelisah, ia sangat ingin kembali menemui Dini. Rasa khawatir membuatnya tak tenang. Namun, ia juga tak bisa meninggalkan pekerjaan yang saat ini sedang dilakukannya, saat akan menuju ke hotel tempat ia menginap, matanya tertuju pada sosok yang sangat mirip Joana.
"Berhenti," ucap Haidar meminta sopir menghentikan mobilnya saat ia melihat sosok Joana berjalan di trotoar jalan.
Saat ini mereka sedang berada di jalan raya, supir tak bisa berhenti begitu saja, membuat ia pun mencari tempat dan menepikan mobilnya.
Haidar langsung turun begitu mobil itu menepi, ia berlari mengejar sosok yang tadi dilihatnya sangat mirip dengan Joana. Namun, ia kehilangan jejak.
"Siapa gadis itu?" gumam Haidar melihat ke kiri dan ke kanan. Namun, sama sekali tak melihat sosok yang tadi dilihatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Ratih Purwatih
jd malas deh konflik nya udah mulai. 😇
2025-01-17
0
Yurisya Assyifa
pura-pura mati hanya demi sesuatu yg belum tentu baik.
alur nya udah ketebak dr awal thor...
2024-10-17
0
yuiwnye
tebakan ku bener Joana still life
2024-10-04
0