Pagi hari Dini terbangun dan melihat Haidar yang masih tidur. Ia ingin menggunakan kamar mandi. Namun, ia kembali teringat akan apa yang diucapkan oleh Haidar, ia tak boleh menggunakan kamar mandi itu sebelum ia sendiri menggunakannya.
"Bagaimana ini, aku ingin buang air kecil," gumam Dini, saat berdiri Ia baru menyadari jika ia memakai selimut.
'Dari mana selimut ini, apakah Haidar yang memakaikannya?' batinnya. Namun, ia tidak punya banyak waktu untuk berpikir lebih banyak lagi, ia sudah tak tahan. Dini memutuskan untuk keluar dan mencari kamar mandi di kamar lain.
Ia mencium aroma yang begitu wangi dan itu aroma masakan. Ia pun mengikuti aroma masakan tersebut dan ia sampailah di dapur dan melihat beberapa pelayan yang sedang memasak.
"Permisi, di mana kamar mandi?" tanya Dini.
Para pelayan tersebut tak langsung menjawab, mereka saling menatap bingung, mengapa nona muda mereka menanyakan kamar mandi di pagi hari seperti ini.
"Di mana?" tanya Dini lagi yang sudah tak tahan ingin buang air kecil.
"Di sana, Nona," jawab salah satu pelayan membuat Dini pun mengangguk dan mengucapkan terima kasih, ia segera berlari menuju ke kamar mandi yang ditunjuk oleh pelayan tersebut.
Dini bernafas lega saat dia sudah berhasil membuang air kecil yang sejak tadi sudah membuat perut bawahnya sakit.
"Sepertinya hari ini aku harus mencari tahu seperti apa rumah ini, aku akan tinggal di sini entah sampai kapan, mungkin saja ada kamar yang bisa aku tiduri selain kamar tuan muda itu. Tunggu, mereka memasak banyak makanan, apakah di rumah ini banyak orang?" gumam Dini menghampiri pelayan tersebut.
Membuat pelayan yang tadinya sibuk bekerja, menghentikan pekerjaan mereka dan menunduk hormat pada Dini. Dini hanya mengangguk dan tersenyum canggung dan ia memutuskan untuk kembali ke kamarnya, ia tak jadi bertanya.
Begitu masuk ke kamar, ia sudah tak melihat Haider berada di atas tempat tidurnya dan melihat ke arah kamar mandi, ia mendengar suara gemercik air. Bisa dipastikan jika suaminya itu sedang mandi.
"Jam berapa ini, mengapa dia baru bangun? Membuatku repot saja harus menunggu dia selesai mandi, " kesal Dini. Namun, ia tak bisa berbuat apa-apa selain pasrah. Ia pun memutuskan untuk mengambil pakaian gantinya, ia akan langsung mandi setelah Haider mandi. Tujuannya hari ini akan mencari tahu seperti apa rumah yang ia tempati saat ini, dan berapa orang saja yang tinggal di sana. Mungkin ia akan mulai ingin mengenal beberapa pelayan agar memudahkannya tinggal di rumah mewah ini,, ia tak tahu sampai berapa lama ia tinggal dan apa saja aturan yang lain yang akan ditetapkan oleh suaminya. Selain tak boleh menggunakan kamar mandi sebelum dirinya, dan tak boleh tidur di tempat tidurnya.
"Kamu dari mana?" tanya Haidar saat baru keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil dan hanya mengenakan handuk yang dililit di pinggangnya.
Dini langsung menunduk, tak ingin melihat pemandangan yang ada di depannya.
"Pagi tadi aku tak tahan ingin buang air kecil, makanya aku mencari kamar mandi di dapur," jawab Dini jujur.
Haidar tak bertanya lagi, kemudian memutuskan untuk masuk ke ruangan di mana deretan baju serta perlengkapan kerjanya ada di sana. Dini yang melihat Haidar sudah menghilang dari kamar itu dengan cepat berlari masuk ke kamar mandi. Namun, karena terlalu terburu-buru ia tanpa sengaja menginjak air bekas tetesan rambut Haider, membuat ia terjatuh.
"Awwww," pekik Dini saat pantatnya mendarat sempurna di lantai yang basah. Haidar yang mendengar teriakan Dini langsung kembali keluar dan melihat Dini yang masih terduduk di lantai.
"Hai, kamu kenapa?" tanya Haidar menghampiri Dini, walaupun ia tak menyukai Dini, tetapi ia tak membencinya, bukan salah Dini dalam hal ini. Namun, semua ini terjadi karena kesepakatan yang ayahnya buat, dan ia juga tahu jika Dini menerimanya karena dalam keadaan terpaksa.
"Aku tak apa-apa," jawab Dini. Namun, Haidar tak percaya saat melihat Dini meringis sambil memegang bagian belakangnya.
"Kamu mau ke kamar mandi atau kembali ke sofa," tanya Haidar mencoba membantu Dini untuk berdiri.
"Aku ingin ke kamar mandi, aku baik-baik saja," jawab Dini membuat Haidar pun langsung mengangkat Dini ke kamar mandi.
"Kamu yakin tak apa-apa?" tanya Haidar setelah menurunkannya membuat Dini pun mengangguk.
"Terima kasih aku sudah tak apa-apa," jawab Dini yang merasa tak enak karena Haidar mengangkatnya.
"Lain kali lebih hati-hati lagi, jangan menyusahkan orang lain dengan ketidak hati-hatianmu," ucap Haider, entah itu sebuah perhatian atau sebuah omelan. Dini hanya mengangguk kemudian membiarkan Haidar keluar dari kamar mandi. Setelah Haidar keluar dengan cepat ia mengunci pintunya. ia menghela nafas dan menyalahkan dirinya sendiri karena kecerobohannya.
Tak lama kemudian suara ketukan kembali terdengar dari balik kamar mandi, masih mandi menghentikan aktivitasnya.
"Dini, langsung turun ke bawah, aku tunggu kita sarapan. Ada yang ingin aku bicarakan," ucap Haidar membuat Dini pun mengiyakannya, ia bernafas laga setelah mendengar suara langkah Haidar menjauhi pintunya.
Dini dengan cepat menyelesaikan mandinya. Ia tak ingin membuat Haidar menunggu, dia juga penasaran apa yang ingin Haidar bahas, bukan hanya itu ia yakin saat sarapan semua penghuni rumah itu pasti akan sarapan bersama, ia ingin tahu apa dan siapa saja orang yang tinggal di rumah mewah itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Yani
Haidar dan Dini tinggal dimana di rumsh utama atsu rumah Haidar
2024-06-30
2
Raufaya Raisa Putri
cieeee....
2024-06-14
0
ina azmi
aku paling suka kl ceritanya ga panjang2 kadang ada yg nyampe ratusan episode,bikin bosen bacanya buat author cerita ini aku kasih jempol 100👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
2024-06-10
0