Sambutan Dini

Hari-hari Dini lalui dengan penuh kebahagiaan, terlebih lagi saat ini ia sudah bisa berkomunikasi dengan ibunya, mendengarkan ibunya bahagia dan sudah semakin sehat itu sudah membuat hari-hari Dini menjadi sangat bahagia.

Ia tak peduli jika Haidar pulang atau tidak, mungkin Haidar memanglah berstatus sebagai suaminya. Namun, bagi Dini ia hanyalah seorang teman. Tak masalah ia datang ataupun tidak, ia sama sekali tak masalah, sudah sebulan ini Haidar kembali tak pulang dan itu tak masalah, tak membuat Dini merasa khawatir apalagi keberatan.

Akan tetapi yang membuatnya terkejut dari mana Haidar tahu nomor rekeningnya, di mana ia baru saja mendapat notifikasi pesan yang menyatakan jika rekeningnya baru saja terisi dengan uang yang jumlahnya sangat banyak dan tak lama kemudian satu pesan masuk di ponselnya dan itu dari nomor yang tak terdaftar di kontaknya, yang mengatakan jika itu adalah nafkahnya bulan ini, ia bisa pakai sesuai dengan yang ia inginkan.

"Anda siapa?" tanya Dini yang tak mau menerka apakah itu dari Haidar atau bukan, ia ingin bertanya langsung, takut jika sampai ia menyimpan nomor kontak tersebut dengan nama Haidar. Namun, ternyata itu bukanlah nomor Haidar, bisa saja kan itu asisten atau orang lain.

"Haidar," satu pesan balasan itu sudah cukup membuat Dini tersenyum, ia langsung menyimpan nomor kontak itu atas nama 'suami setahun.'

"Terima kasih," ucap Dini membalas pesan tersebut dan tak ada pesan balasan lagi. Dini sangat bahagia mendapat uang itu, uangnya sangat banyak bahkan setahun ini bekerja di tempat sebelumnya ia belum tentu bisa mengumpulkan uang sebanyak itu.

"Jika dalam 10 bulan kedepan aku mendapatkan uang sebanyak ini aku bisa menjadikannya modal usaha, sehingga saat Haidar menceraikanku aku bisa hidup lebih baik dari sebelumnya bersama dengan ibu, sepertinya keputusan yang aku ambil untuk menerima tawaran mereka itu keputusan yang tepat," gumam Dini melihat nominal uang yang dikirin Suaminya.

Awalnya Dini menyesali keputusannya menerima tawaran tersebut ia seolah seperti menjual dirinya. Namun, setelah menjalaninya dan mengenal sosok Haidar lebih dekat, ia merasa bersyukur bisa bertemu dengan mereka semua, bisa menjadi bagian dari keluarga Haidar walau hanya setahun.

Setelah hari itu Haidar memperingatkannya agar selalu menjaga jarak dengan para pembantu di rumah itu, Dini pun melakukan apa yang dikatakan oleh suaminya. Ia tak pernah lagi makan satu meja makan dengan mereka. Namun, ia tetap meminta mereka makan dengan makanan yang sama, lauk yang sama, mereka juga masih saling bertegur sapa walau tak seperti dulu lagi.

Dini mengerti apa yang dilakukan oleh suaminya itu untuk kebaikannya agar mereka semua lebih hormat padanya, berbeda dengan Yana, sampai sekarang Yana masih sering tidur bersamanya. Namun, tak lagi tidur satu tempat tidur yang sama, Dini di kasur tambahan dan Yana akan tidur di sofa. Semua itu inisiatif Yana sendiri, ia mengerti jika majikannya mendapat teguran dari suaminya akan kedekatan mereka.

****

Hari demi hari berlalu dengan begitu cepat hingga tak terasa 5 bulan kini Haidar baru kembali setelah beberapa bulan tak pernah kembali.

"Benarkah?" tanya Dini yang saat ia sedang berada di kamarnya dan dia mendapat kabar dari Yana jika mobil Haidar masuk ke pekarangan rumah mereka.

"Iya, baru saja satpam mengabarkan jika mobil Tuan datang dan Tuan ada di dalamnya," jawab Yana.

Karena Kedatangan Haidar malam itu yang tiba-tiba akhirnya mereka membuat sebuah grup WhatsApp antar sesama para pekerja di rimah itu, mereka saling mengabarkan jika tuan mereka datang agar mereka semua bisa menjaga sikap saat bersama dengan nona muda mereka, yang memang sering bercanda bersama mereka dan bahlan Dini tak sungkan untuk memasak di dapur.

Dini melihat ke arah jendela dan melihat Haidar keluar dari mobil, Dini melihat jam di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan 10 malam.

"Mengapa dia datang semalam ini? Apakah ada hal penting?" tanya Dini yang bingung karena tak ada kabar apapun, sedangkan mereka sudah sesekali berkirim pesan, khususnya saat Haider memberikan uang pada Dini atau Dini yang ingin meminta izin untuk bertemu dengan ibunya.

"Dia adalah suami Anda nona muda, tentu saja dia akan datang," ucap Yana yang sudah sibuk membereskan kamar nona mudanya itu, dengan bantuan pembantu yang lainnya, mereka dengan cepat mengeluarkan kasur tambahan, merapikan tempat tidur yang memang selalu rapi karena mereka tak pernah mengganggu tempat tidur khusus untuk tuan muda mereka, tempat tidur itu selalu rapi dan bersih walau tak ada yang menidurinya di setiap malamnya.

"Nona muda, kenapa Anda hanya berdiri di sana? Ayo rapikan penampilan Anda, aku sudah menyiapkan pakaian untuk Anda," tunjuk Yana pada pakaian tidur yang ada di atas tempat tidur.

"Untuk apa? Bajuku sudah bagus!"

"Ini untuk pertama kalinya setelah berapa bulan tuan datang, sudah seharusnya Anda menyambutnya, itu sudah kewajiban Anda, Nona," tambah Yana.

"Haruskah aku memakai gaun malam ini?" tanya Dini yang melihat pakaian tidur yang terlihat begitu terbuka.

"Tentu saja, ayo pakailah cepat! Tuan akan segera datang."

"Aku terlihat seperti menggodanya."

"Pura-pura kita tidak tahu jika tuan sudah datang, anggap saja nona memang sering memakai pakaian seperti ini. Cepatlah! Tuan sudah akan masuk ke rumah utama," ucap Yana yang kini menarik nona mudanya itu untuk masuk ke kamar mandi dengan memberikan pakaian tidur seksi tersebut.

"Ayo nona, dipakai cepatlah!" ucap Yana yang melihat Dini hanya melihat pakaian tersebut, Dini kembali mengingat pesan ibunya jika saat ini dia adalah seorang istri, dia harus berterima kasih kepada Haidar yang telah memberikan banyak perubahan dalam hidup mereka, baik kesehatan ibunya ataupun jumlah uang yang ada di rekeningnya saat ini, dengan uang itu mereka bisa melihat masa depan yang cerah untuk mereka.

"Kamu benar, dia adalah suamiku dia berhak atasku, lagi pula sudah kewajibanku untuk menyambutnya," ucap Dini membuat Yana pun mengangguk.

Baru saja Dini keluar dari kamar mandi, tiba-tiba Haidar membuka pintu. Mereka pura-pura terkejut seakan tak tahu akan kehadiran Haidar seperti rencana mereka.

"Tuan muda?" ucap Yana menunduk hormat, dan segera keluar dari kamar itu.

"Kenapa Anda tidak bilang jika mau datang? Aku bisa menyambut Anda," ucap Dini yang juga pura-pura tak tahu jika Haidar datang.

Haidar melihat penampilan Dini yang terlihat memakai pakaian tidur yang cukup terbuka. Dia baru menyadari jika tubuh Dini sangat sempurnah sebagai seorang istri.

"Aku ada urusan di daerah sini dan sekarang sudah malam, aku sangat lelah makanya aku memutuskan untuk menginap di sini malam ini," ucap Haidar meletakkan tas tangannya di sofa yang ada di ruangan itu, Dini langsung mengambil tas tangan itu dan membantu Haidar membuka jasnya.

"Apa Anda sudah makan atau mau mandi dulu?"

"Aku sudah makan, sekarang aku mau mandi dan beristirahat, tolong siapkan pakaianku," ucap Haidar yang berlalu masuk ke kamar mandi.

Dini pun langsung bergegas menyimpan jas serta tas suaminya, ia juga mengambil pakaian ganti yang diminta oleh Haidar.

Dini menunggu di sisi tempat tidur, duduk sambil memegang pakaian tidur suaminya. Entah mengapa jantungnya berdetak sangat kencang menunggu Haidar keluar dari kamar mandi, walau ia sadar tak akan terjadi apa-apa malam ini antara ia dengan Haidar. Namun, tetap saja pakaian tidur yang dipakainya membuatnya sedikit risih, ia benar-benar seperti seorang wanita penggoda yang menyambut suaminya.

Haidar keluar dari kamar mandi. Dini yang melihat pemandangan indah di hadapannya memegang jantungnya yang kembali bergemuruh cukup hebat saat melihat Haidar hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya, ia bergegas menghampiri Haidar dan memberikan pakaiannya.

Haidar lagi-lagi memakai pakaiannya di depan Dini dengan santai, jika dulu Dini mengalihkan pandangannya saat Haidar juga memakai baju di hadapannya seperti saat ini, tapi tidak untuk kali ini, melihat tubuh suaminya itu secara intens, Ia bahkan menatap bagian yang seharusnya tak di lihatnya dibawah sana.

"Ada apa?" tanya Haidar yang melihat tatapan Dini berbeda dari biasanya saat ia tepah selesai memakai celananya.

"Nggak papa, Anda ingin istirahatkan? Anda pasti lelah, aku bisa memijat. Apa Anda ingin aku pijat Anda?"

"Tentu saja, aku sangat lelah," ucap Haidar yang hanya memakai bawahannya saja kemudian berbaring di tempat tidur dengan tengkutap.

Dini langsung mengambil posisi untuk memijat Haidar, walau ragu untuk memegang tubuh suaminya yang tanpa tertutupi pakaian itu, Dini tetap melakukannya, memijat di bagian yang ditunjuk oleh suaminya itu.

Rokomendasi Hari ini

Terpopuler

Comments

Ermi Sardjito

Ermi Sardjito

nyebut ke suami kok anda sih

2024-05-06

0

Mrs. Labil

Mrs. Labil

kok aku yg gugup ya 🤭😍😍

2024-04-16

0

Mrs. Labil

Mrs. Labil

iehh Yana bisa aja dehhh 😊😊

2024-04-16

0

lihat semua
Episodes
1 Rumah Sakit
2 Menjadi Pengatin Pengganti
3 Malam Pertama
4 Terpisah Oleh Maut
5 Kehidupan Baru
6 Menyesuaikan Diri
7 Menjadi Nona Muda
8 Teman Baru
9 Kedatangan Haidar
10 Mari Berteman
11 Bertemu Ibu
12 Akan Menjadi Istri Sungguhan
13 Sambutan Dini
14 Malam Pertama
15 Istri Sesungguhnya
16 Siapa Mereka?
17 Kekhawatiran Dini
18 Kehadiran Yang Tak Terduga
19 Fakta Menyayat Hati
20 Keputusan Dini
21 Misteri Joana
22 Kembalinya Joana
23 Amnesia
24 Hanya Pelampiasanmu
25 Air Mata Dini
26 Ingin Cerai
27 Sebuah Tanda Tangan
28 Siasat Joana
29 Cerai
30 Status Janda
31 Menginginkan Cucu
32 Ada Apa Denganku?
33 Dokter Baru
34 Bertemu Orang Tua Joana
35 Garis Dua
36 Aktivitas Baru Dini
37 Kebusukan Joana mulai Terendus
38 Bunga Untuk Mu.
39 Perasaan Gelisah
40 Martabak Daging Spesial
41 Bertamu di tengah malam.
42 Kepanikan Dini
43 Kabar Bahagia
44 "Kamu Hamil?"
45 Perhatian Seorang Ayah
46 Tak Mau Mengalah
47 Pewaris Yang Dinantikan
48 Hempaskan Joana
49 Lamaran Haidar
50 Jawaban Dini
51 Kabar Buruk
52 Pembagian Harta.
53 Harta Kakek
54 Kepanikan Haidar
55 Proses Persalinan
56 Kenzo Sang Pewaris
57 Keinginan Dini
58 Kebaikan Hati Haidar
59 Kasih Sayang Seorang Kakak
60 Mendapatkan Kebahagian Lagi
61 Kabar Mengejutkan
62 Kejuta Berharga
63 Kebahagiaan Dini (Tamat)
64 Promo karya M Anha : Aku Juga Ingin Bahagia ( Pejuang Garis Dia)
65 Rekomendasi " Benih Yang Kau Tinggalkan" by M Anha
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Rumah Sakit
2
Menjadi Pengatin Pengganti
3
Malam Pertama
4
Terpisah Oleh Maut
5
Kehidupan Baru
6
Menyesuaikan Diri
7
Menjadi Nona Muda
8
Teman Baru
9
Kedatangan Haidar
10
Mari Berteman
11
Bertemu Ibu
12
Akan Menjadi Istri Sungguhan
13
Sambutan Dini
14
Malam Pertama
15
Istri Sesungguhnya
16
Siapa Mereka?
17
Kekhawatiran Dini
18
Kehadiran Yang Tak Terduga
19
Fakta Menyayat Hati
20
Keputusan Dini
21
Misteri Joana
22
Kembalinya Joana
23
Amnesia
24
Hanya Pelampiasanmu
25
Air Mata Dini
26
Ingin Cerai
27
Sebuah Tanda Tangan
28
Siasat Joana
29
Cerai
30
Status Janda
31
Menginginkan Cucu
32
Ada Apa Denganku?
33
Dokter Baru
34
Bertemu Orang Tua Joana
35
Garis Dua
36
Aktivitas Baru Dini
37
Kebusukan Joana mulai Terendus
38
Bunga Untuk Mu.
39
Perasaan Gelisah
40
Martabak Daging Spesial
41
Bertamu di tengah malam.
42
Kepanikan Dini
43
Kabar Bahagia
44
"Kamu Hamil?"
45
Perhatian Seorang Ayah
46
Tak Mau Mengalah
47
Pewaris Yang Dinantikan
48
Hempaskan Joana
49
Lamaran Haidar
50
Jawaban Dini
51
Kabar Buruk
52
Pembagian Harta.
53
Harta Kakek
54
Kepanikan Haidar
55
Proses Persalinan
56
Kenzo Sang Pewaris
57
Keinginan Dini
58
Kebaikan Hati Haidar
59
Kasih Sayang Seorang Kakak
60
Mendapatkan Kebahagian Lagi
61
Kabar Mengejutkan
62
Kejuta Berharga
63
Kebahagiaan Dini (Tamat)
64
Promo karya M Anha : Aku Juga Ingin Bahagia ( Pejuang Garis Dia)
65
Rekomendasi " Benih Yang Kau Tinggalkan" by M Anha

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!