Dini yang mendapat izin dari Haidar tak membuang waktu, ia langsung bersiap-siap walau saat melangkah masih ada rasa sakit yang dirasakannya. Namun, ia tetap akan pergi keluar rumah, itu merupakan hal yang sangat langkah dan ia hari ini akan menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan di mall, saat akan pergi sebuah pesan masuk di ponselnya.
Dini membuka pesan tersebut sambil masuk ke dalam mobil bersama dengan Yana, mereka akan dibawah oleh sopir pribadi mereka, bukan hanya itu ada dua mobil yang sudah siap untuk mengikuti mereka kemanapun mereka mau dan Dini yakin itu adalah orang-orang yang dikatakan oleh Haidar tadi, orang yang juga akan mengawasinya, para pengawal pribadi Haidar.
"Aku sudah meletakkan kartu di atas nakas di samping tempat tidur, gunakan kartu itu untuk membeli apa saja yang kamu inginkan," ucap Haidar, di mana saat akan pergi tadi Dini mengirim pesan jika ia sudah akan berangkat.
"Kartu?" tanya Dini yang tak mengetahui perihal kartu tersebut.
"Iya, aku meletakkannya semalam di sana, tadinya aku ingin memberikan padamu, tapi kamu sudah terlanjur tidur, pagi tadi aku lupa memberitahumu."
"Oh ya sudah, makasih ya," ucap Dini membalas pesan tersebut kemudian meminta Yana untuk memeriksanya, ia sudah tak bisa lagi naik kembali ke kamarnya yang terletak di lantai atas karena rasa perih yang dirasakan dia area sensitifnya.
Yana masuk ke kamar majikan dan benar saja ia melihat kartu berwarna hitam yang bisa digunakan untuk membeli apa saja, Yana dengan cepat mengambilnya.
"Beruntung banget sih nona Dini, walaupun statusnya hanya sebagai istri pengganti dan hanya setahun bersama dengan tuan. Namun, tuan memperlakukannya layaknya seorang istri sungguhan, semoga saja setelah melakukan hubungan suami istri semalam mereka benar-benar menjadi pasangan suami istri dan bisa bersama selamanya," gumam Yana sambil turun ke lantai dasar, berlari dengan cepat dan masuk ke dalam mobil.
"Ada?" tanya Dini membuat Yana memperlihatkan kartu yang ada di tangannya, Dini juga tahu jika dengan kartu itu mereka bisa membeli apa saja.
"Ya sudah, kita shopping. Hari ini kamu juga bisa membeli apa saja, anggap saja ini rasa terima kasihku karena memberikan saran semalam."
Yana bukanlah orang yang munafik, siapa yang tak mau jika ditawari hal seperti itu. Yana pun mengangguk dan mereka pun melajukan mobilnya menuju ke mall terbesar yang ada di kota itu.
Sesampainya di mall, Dini tak tanggung-tanggung ia benar-benar memanjakan dirinya dengan membeli apa saja yang selama ini diinginkannya, perkataan Haidar yang mengatakan jika dia bisa membeli apa saja membuat Dini tak sungkan untuk memberikan kartu berwarna hitam itu ke kasir untuk membayar belanjaan mereka, tas mahal, sepatu, baju, semua tak luput dari kantong belanjaan Dini, begitupun dengan Yana.
Awalnya Yana sedikit ragu meminta apa yang diinginkannya. Namun, melihat Dini yang berbelanja tanpa memikirkan harga dan Dini terus mengatakan jika ia tak akan mendapat kesempatan seperti hari ini dan memintanya untuk membeli apa saja yang diinginkannya membuat Yana pun melakukan yang dikatakan oleh Dini, mereka berbelanja sesuka hati mereka.
"Terima kasih ya Nona, aku seperti menjadi nona juga," ucap Yana menahan tawanya saat melihat barang belanjaan yang ada di tangannya, begitupun barang belanjaan Dini yang di bawah oleh beberapa penjaga lainnya yang terus mengikuti mereka.
Awalnya Dini merasa risih karena diikuti oleh beberapa pria berjas lengkap serta berkacamata hitam, tentu saja semua itu menjadikannya bahan perhatian. Namun, mengingat jika semua itu diberikan oleh suaminya pasti ada alasan membuat Dini pun menerima dan mengabaikan pandangan orang lain yang menatap ke arah mereka.
"Nona muda, apa masih ada lagi yang Anda ingin beli?" tanya Yana.
"Aku rasa sudah cukup, oh iya aku hampir lupa kita belum membeli apa-apa untuk ibu. Ayo temani aku lagi, kita beli sesuatu untuk ibu. Hari ini kita menginap di rumah ibu, aku sudah mendapat izin dari Haidar," ucap Dini membuat Yana pun mengangguk.
Mereka kembali berbelanja dan kali ini tujuan mereka untuk membeli barang-barang untuk ibu Dini. Setelah mendapat beberapa barang, mereka langsung menuju kembali ke parkiran, sopir sudah membukakan pintu untuk mereka.
Seperti rencana, Dini pun langsung meminta sopir untuk melajukan kendaraannya menuju ke apartemen ibunya, sopir pun tak banyak bertanya karena memang Haidar sudah memberitahunya jika hari ini Dini akan berada di apartemen ibunya dan mereka semua diminta untuk menjaga keselamatan Dini.
Dini dan Yana yang masih tertawa dan bercerita panjang lebar, tiba-tiba sopir melajukan mobilnya cukup kencang membuat Dini dan Yana terkejut.
"Pak, ada apa?" tanya Dini, di mana sopir mereka semakin mengencangkan laju kendaraannya menyalip satu demi satu kendaraan yang ada di depan mereka, bukan hanya itu Dini juga melihat ke belakang, dua mobil yang tadi mengikuti mereka terlihat berusaha menghalangi mobil lainnya.
"Sepertinya ada yang mengikuti kita, kita harus cepat dan menghindar dari mereka."
Dini dan Yana hanya bisa mencengkeram sabuk pengaman yang terpasang untuk mengamankan mereka juga, Dini memegang pegangan yang berada di mobil tersebut takut jika sampai terjadi sesuatu dengan kecepatan mereka yang begitu kencang, bahkan mereka sesekali terpental saat sopir tiba-tiba membanting setir untuk menghindari mobil-mobil lainnya.
"Maaf, Nona. Pegangan yang erat," ucap sopir tersebut kembali menambah kelajuannya di saat ada dua motor yang terlihat mendekat ke arah mereka.
Aksi kejar-kejaran pun terjadi bahkan bukan hanya dua motor lagi yang mengejar mereka, ada dua mobil yang juga lolos dari dua mobil lainnya.
Dini dan Yana yang melihat ke belakang, mereka sudah tak melihat dua mobil yang tadi mengawal mereka, membuat mereka semakin khawatir.
"Pak, di mana dua mobil yang lainnya?" tanya Dini.
"Mereka mengambil jalur lain untuk memblok orang-orang yang mengikuti kita, Anda tenang saja," ucap sopir tersebut masih dengan fokus pada jalan yang ada di depannya dan baru saja sopir tersebut mengatakan hal itu dua mobil yang tadi ikut di belakang mereka melaju dari arah depan, mereka melaju dengan sangat kencang menuju ke arah mereka. Sopir yang membawa Dini langsung berbelok ke arah membuat kedua mobil tersebut saling bertabrakan dengan mobil yang tadi mengejar mereka.
Dini sangat terkejut dengan apa yang terjadi, kemacetan pun terjadi di jalan dimana tempat kecelakaan tersebut. Namun, dua motor yang tadi mengikuti mereka sepertinya masih lolos, mereka masih mengikuti ke mana mereka pergi, sopir juga masih melajukan mobilnya dengan begitu kencang. Namun, tiba-tiba dari arah lain sebuah mobil kembali memblok mereka membuat dua motor itu menabrak mobil tersebut dan jatuh terjungkal.
"Maaf atas ketidaknyamanan Anda, aku akan mengantar Anda ke apartemen ibu Anda," ucap sopir tersebut mengambil jalur lain yang mengarah ke apartemen ibu Dini dan kini melajukan mobilnya kembali tenang, membuat Dini dan Yana hanya saling menatap dan mengelus dada.
"Pak, apa kita sudah aman?" tanya Dini membuat supir tersebut buat mengangguk, keduanya langsung menghela nafas lega secara bersamaan.
"Mereka siapa, Pak?" tanya Dini lagi.
"Mereka adalah orang-orang yang ingin mengambil posisi pak Haidar dari kursinya yang saat ini. Selama ini Bapak melarang Anda untuk keluar bukan tanpa alasan," ucap sopir tersebut membuat Dini pun mengangguk dan terdiam, ia tak lagi menanyakan hal-hal tentang kejadian yang tadi ia percaya jika Haidar pasti akan menjaganya.
Mereka pun sampai di apartemen ibu Dini, Dini pun berjalan masuk ke dalam apartemen diikuti oleh sopir dan juga pengawal lainnya.
Begitu keluar dari pintu lift, di mana lantai apartemen ibunya berada Dini sangat terkejut saat melihat pengawal yang selama ini berdiri di depan pintu ibunya terkapar di lantai, bukan hanya Dini yang terkejut supir dan juga dua pengawal lainnya langsung menghampiri dan memeriksa kondisi pengawal tersebut.
Sopir tersebut meletakkan jarinya di leher penjaga tersebut dan sepertinya pengawal itu hanya pingsan, dengan cepat mereka melangkah masuk saat melihat pintu apartemen tak tertutup rapat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Faurina Rina
seruuu jugaaa
2024-04-01
2
Susi Ismi
jadi deg degan
2024-03-01
1
Rini Musrini
seru bacanya sambil deg²an
2024-02-23
2