"Siapa namamu?" tanya Munir pada Dini.
"Nama saya Dini, Pak," jawabnya.
"Aku tak bisa menjelaskan banyak padamu, sekarang jawab saja kamu mau menjadi pengantin putraku atau tidak? Jika Iya, saat ini juga aku akan menanggung seluruh biaya operasi dan biaya lainnya untuk ibumu dan kamu silahkan masuk dan mengganti pakaian, kita tak punya banyak waktu, para tamu sudah menunggu. Jika tidak katakan tidak agar kami bisa mencari wanita lain."
Mendengar itu Dini sangat bingung, ia melihat ke arah Haidar yang menetapnya tajam. Namun, di satu sisi ia juga mengingat bagaimana kondisi ibunya, saat ini kondisinya semakin parah membuat ini pun menggangguk.
"Baik, Pak. Saya mau, tapi Bapak janji kan akan mengurus semua pengobatan ibu saya?" jawab Dini lagi memastikan.
Munir langsung memanggil asisten yang sejak tadi bersamanya.
"Hari ini juga bahwa ibu dia ke rumah sakit terbesar di kota ini, panggilkan dokter terbaik dan lakukan semuanya secepatnya. Aku ingin dia dioperasi hari ini juga," ucap Munir pada asistennya tersebut membuat asisten itu mengangguk dan segera keluar dari tempat itu.
Munir mempersilahkan beberapa karyawan lainnya untuk membantu Dini bersiap-siap, Dini hanya mengikuti arahan dari mereka semua saat mereka mulai mendandaninya dan juga mengganti pakaiannya, sementara Haidar hanya menatap kesal pada ayahnya.
"Ayah tak bisakah Ayah mengerti perasaanku? Saat ini wanita yang aku cintai berada di rumah sakit, terbujur kaku. Tak bisakah Ayah menundanya, turut berduka dengan apa yang aku alami."
"Ayah tak punya waktu akan hal itu, saat ini juga kamu harus menikah dengan wanita tadi, untuk menjaga nama baik keluarga kits, setelah pernikahan selesai dan para tamu undangan sudah pergi terserah apa yang ingin kamu lakukan. Ingat Haidar, nama baik keluarga kita harus tetap di nomor satu kan. Jika kamu sampai mencoreng nama baik keluarga, kamu tak pantas untuk menjadi bagian dari keluarga lagi," ucap Munir membuat Haidar hanya terdiam, ia merasa sangat kesal dengan situasinya saat ini, di mana dia masih berada dalam kendali ayahnya. Jika ia membangkang sama saja ia akan kehilangan semua yang ia miliki dan siap-siap saja ia menjadi gelandangan di luar sana.
Setelah semuanya siap, mereka kembali ke gedung tempat acara. Adam sudah mengumumkan kepada para tamu jika pernikahannya akan segera dimulai.
Munir terlebih dahulu meminta maaf kepada mereka semua karena telah membuat mereka menunggu. Ia menjelaskan jika sedikit ada insiden yang terjadi pada mempelai wanita dan semua insiden itu sudah mereka lalui.
Semua para tamu mengerti, acara pun digelar. Kata sah menggemah di ruangan itu menandakan jika saat ini Dini sudah resmi menjadi pengantin pengganti dari Haidar seorang, tuan muda dari keluarga kaya raya, semua itu ia lakukan untuk kesembuhan ibunya.
Semua wanita yang ada di acara tersebut menatap iri pada Dini, dimana ia menikah dengan seorang pria yang nyaris sempurna, tampan dan juga kaya raya. Siapa yang tak mengenal sosok Haidar. Namun, tidak dengan Dini, ia menangis dalam hati karena menikah dengan sosok yang sama sekali ia tak kenal, jangankan sifat dan wataknya nama pria itu saja ia tahu saat penghulu menyebutkan namanya tadi, saat melantunkan prosesi ijab Kabul.
Acara berlangsung sesuai dengan rencana mereka, para tamu bergantian memberi selamat kepada Haidar dan mempelai wanita. Selama ini tak ada yang tahu siapa calon mempelai wanita dari Haidar, membuat mereka tak tahu jika yang berdiri di samping Haider bukanlah wanita yang seharusnya dinikahinya, melainkan hanyalah wanita pengganti dari calon istri Haidar yang telah dinyatakan meninggal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Mardi Yanty
keluarga kaya yg gila kehormatan
2024-07-13
0
Yani
Pak Munir mementingkan ke hormatan dari pada perasaan anaknya
2024-06-30
1
Raufaya Raisa Putri
untung dpt ny yg gantengan... kl om " berperut buncit gmn
2024-06-10
0