Bab 9 - Raja Berbohong

Bab 9 PMM

"Lan, pulang yuk!" ajak Raja.

"Nggak, Ja. Aku mau tetep di sini. Kalau kamu mau pulang, pulang aja!" sahut Lani.

"Lan, di sini banyak setannya tau!" Raja mencoba menakuti.

Walaupun nyatanya, banyak pasang mata makhluk astral yang mengamati Raja. Beberapa di antaranya menatap datar. Namun, beberapa di antaranya juga menyeringai.

"Biar aja, Ja. Lagian sepi, nggak ada setannya, kok." Lani menyahut asal.

"Buset nih anak nantangin! Duh, kalau ketauan Tante Uwo sama Om Lee bisa dimarahin aku dikira bawa selingkuhan ke sini," gumam Raja tampak panik.

"Woi, ngapain elu berdua mojok di situ? Mau mesum, ya!" Suara seorang penjaga makam yang tengah membersihkan rumput meneriaki Raja dan Lani.

"Bang Zainal! Ini Raja, masa nggak kenal," sahut Raja.

"Ya elah si Raja rupanya. Kamu lagi bantuin hantu, ya? Ini hantunya? Kayaknya masih manusia, kakinya aja napak gitu," ucap Zainal.

Lani sampai mengernyit tak mengerti. Dilihatnya sosok Raja dan pria berusia empat puluh tahun yang bertubuh kurus itu secara bergantian. Raja mengajak pria itu menghindari Lani dan membawanya menjauh.

"Ya elah, Bang Zai! Jangan ceplas-ceplos kalau ngomong. Dia masih manusia! Dia teman kuliah Raja. Lagi galau dia ribut sama pacarnya malah ngajak ke sini buat merenung," ucap Raja.

"Lah, gila kali tuh cewek. Masa merenung di kuburan. Dia kaga tau kali yak kalau di sini banyak demit yang jail," ucap Zainal.

Ucapannya terbukti, ada sosok kuntilanak yang tengah menyisir rambutnya, duduk di samping Lani. Ia tertawa cekikikan khas suara kuntilanak. Lani sempat memegangi tengkuknya. Bulu kuduknya meremang seketika.

"Tuh, kan udah digangguin sama si Juleha," ucap Zainal.

"Dia kunti baru ya di sini? Kayaknya aku baru lihat," ucap Raja.

"Udah sebulan dia dimakamkan di sini. Lagi hamil dua bulan eh dikasih racun sama lakinya," ucap Zainal menjelaskan.

"Astagfirullah, tega banget lakinya. Emang kenapa jahat begitu?" tanya Raja.

"Lakinya kaga cinta terus mau harta warisan si Juleha doang. Sekarang katanya mau kawin lagi," ucap Bang Zai.

"Ya Allah, bener-bener tega banget," ucap Raja.

Lani mendekat pada Raja.

"Ja, pulang aja, yuk! Dari tadi aku ngerasa ada yang ngajakin aku ngomong terus niup niup ke muka aku," ucap Lani

"Lah, emang iya," sahut Raja.

Zainal langsung menepuk lengan Raja seraya memberi kode.

"Eh, maksudnya lah emang iya mendingan kita pulang aja. Daripada digangguin sama setan. Bang Zai, aku pulang dulu, ya. Assalamualaikum!" kata Raja seraya pamit.

"Walaikumsalam, hati-hati ya!" kata Zainal membalas lambaian Raja.

"Bentar, Lan. Aku ada yang lupa mau nanya ke Bang Zai," kata Raja.

"Buruan ya, Ja. Aku merinding, nih." Lani sampai memeluk dirinya sendiri.

"Ada apa lagi?" tanya Zainal ketika melihat Raja kembali.

"Bang, ada yang meninggal di kampus aku. Tapi, hantunya kok nggak gentayangan ya di kampus?" tanya Raja.

"Hmmm, mungkin udah tenang kali," sahut Zainal.

"Di jatuh dari lantai lima. Katanya bunuh diri. Kalau bunuh diri kan nggak tenang, Bang. Ya kan?" Raja kembali bertanya.

"Iya, sih. Bunuh diri apalagi dibunuh pasti kaga tenang. Mungkin juga arwahnya ditahan sama bangsa jin penunggu kampus kamu atau sama pembunuhan, Ja. Udah nyuruh Anta nerawang?" Zainal memberi ide.

"Nggak berani, Bang. Kak Anta lagi hamil juga. Kalau Bunda karena mungkin udah tambah tua dan mulai lemah, aku kasian kalau dia kenapa kenapa. Nanti yanda malah ngamuk sama aku," ucap Raja.

"Ya udah pokoknya elu hati-hati aja," ucap Zainal menepuk bahu Raja.

Raja pamit kembali dan menaiki motornya bersama Lani.

Sayangnya saat Raja melintasi area komplek menuju rumah Lani, di sebuah kedai makanan korea yang Raja lintasi, Rara melihat keduanya.

"Kenapa, Ra? Kok, bengong?" tanya Ryujin.

"Kayaknya aku lihat Raja sama Lani," ucapnya.

"Coba sana telepon Raja, takutnya dia selingkuh loh," ucap Ryujin meledek Rara.

"Apaan sih, Jin! Jangan gitu ngomongnya!" sungut Rara.

Rara segera menghubungi Raja. Akan tetapi karena Raja takut Rara marah, dia berbohong dengan bilang kalau ia sedang berada di rumah Anta setelah mengantarkan Anta check up ke dokter kandungan di Rumah Sakit Keluarga.

"Lagi di mana si Raja?" tanya Ryujin.

"Nganter Kak Anta check up ke rumah sakit," sahut Rara.

"Oh, aman kalau gitu. Yuk, pulang!" ajak Ryujin.

Rara mengangguk. Keduanya menaiki taksi online yang baru saja Ryujin pesan.

...***...

"Buset si Dikta! Elu apain rumah kos gue?!" pekik Tyo yang datang bersama Devan.

"Gue nggak mau denger komentar apa pun. Lo berdua udah jangan banyak nanya!" seru Dikta.

"Eh, kampret! Elu habis perang-perangan sama si Lani?!" seru Devan.

Dikta malah menatap dua orang di depannya dengan sepasang matanya yang seolah gelap. Tak ada bias sinar bahagia yang terlihat. Apalagi raut muka yang sama keruhnya.

"Temen lo ada yang masih jual obat, Van?" tanya Dikta.

"Banyak noh di apotek!" sahut Tyo.

"******! Obat yang kemaren pas kita naik gunung? Gue butuh itu!" pekik Dikta.

"Elu ribut ya sama Lani?" tanya Devan.

"Jangan banyak komen lah! Pesenin gue obat kayak kemaren," sahut Dikta.

"Ini bukan komentar, tapi pertanyaan. Elu ribut sama Lani?" tanya Devan mulai hati-hati.

"Apa jangan-jangan elu sama Lani udah bener-bener bubar?" Tyo mencari tahu lebih dalam.

"Nggak akan pernah!" tandas Dikta.

Kata-kata itu jelas erasal dari emosinya yang kacau. Tyo dan Devan sesaat saling pandang, lalu berkata bersamaan dengan suara pelan, "Oke, kita paham."

...***...

Pukul setengah delapan malam setelah solat Isya, Rara memainkan layar ponselnya kala Ryujin memanggilnya.

"Ra, makan yuk!" ajak Ryujin.

"Kak Rio udah pulang?" tanya Rara.

"Lembur katanya. Dia suruh kita makan duluan. Oh iya, kasus temen kampus kamu itu, kata Rio ada cctv gedung sebelah yang nangkap kaki kanan," ucap Ryujin.

"Nangkep kaki kanan, gimana?" Rara tak mengerti seraya menyendok nasi dan ayam goreng. Lalu menuangkan sayur bayam ke piring makannya.

"Maksudnya, ada kaki yang nendang temen kamu sampai jatuh," sahut Ryujin melakukan hal yang sama seperti Rara.

"Ajeng ditendang? Berarti dia dibunuh, dong? Kok, arwah dia nggak gentayangan, ya?" tanya Rara.

Ryujin hanya merespon dengan mengangkat kedua bahunya. Setelah makan malam, Rara segera mencari ponselnya untuk menghubungi Raja.

"Halo, Ra, ini Kak Anta. Rajanya lagi beli nasi goreng, hape dia ditinggal," sahut Anta dari dalam ponsel Rara.

"Eh, Kak Anta lagi nginep di sana? Oh, kemaleman ya habis check up ke rumah sakit?" tanya Rara.

"Kak Anta nggak check up, kok. Kak Anta mulai nginep hari ini soalnya Arya lagi ke Jepang sama yanda," jawab Anta.

"Lho, kata Raja dia tadi sore anter Kak Anta ke rumah sakit buat check up," ucap Rara.

"Hah? Ngaco kali! Si Raja aja baru pulang pas magrib malah katanya habis jalan sama kamu," sahut Anta.

Seketika pikiran Rara kalut. Detak jantungnya mulai cepat. Gadis itu bahkan menahan tangis. Lalu, Rara menutup ponselnya.

"Ra… Rara? Lho, kok putus ya?" gumam Anta. Ia meletakkan ponsel milik adiknya ke atas buffet TV.

...*****...

^^^To be continued, see you next chapter!^^^

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

Raja nyari gara" aja bohong sama sini

2024-01-01

0

Rumini Parto Sentono

Rumini Parto Sentono

Hmmmm Raja cari gara-gara

2023-08-13

0

Ayuk Vila Desi

Ayuk Vila Desi

nah kan rata pasti salah paham

2023-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kematian Ajeng
2 Bab 2 - Puncak Gunung Hijau
3 Bab 3 - Petaka Mapala Merah
4 Bab 4 - Pemakaman Raisa
5 Bab 5 - Video Viral Ajeng
6 Bab 6 - Paket Misterius
7 Bab 7 - Tantangan
8 Bab 8 - Pertengkaran Lani dan Dikta
9 Bab 9 - Raja Berbohong
10 Bab 10 - Perpisahan
11 Bab 11 - Siapa Tersangkanya?
12 Bab 12 - Cerita Lani
13 Bab 13 - Sisi Gelap Lani
14 Bab 14 - Korban Selanjutnya
15 Bab 15 - Kehadiran Rangga
16 Bab 16 - Kebodohan
17 Bab 17. Takut Sama Dikta
18 Bab 18 - Menjaga Lani
19 Bab 19 - Kabur dari Dikta
20 Bab 20 - Aku Melihatmu!
21 Bab 21 - Target yang Bodoh
22 Bab 22 - Lani yang Pasrah
23 Bab 23 - Sakit Jiwa
24 Bab 24 - Menolong Lani
25 Bab 25 - Amukan Dikta
26 Bab 26 - Hilang Ingatan
27 Bab 27 - Lani Menghilang
28 Bab 28 - Perubahan
29 Bab 29 - Pengalaman Frans
30 Bab 30 - Hantu Lily
31 Bab 31 - Para Hantu Penunggu Perpus
32 Bab 32 - Kejahatan yang Tak Terduga
33 Bab 33 - Kecewanya Dikta
34 Bab 34 - Tyo Ditusuk
35 Bab 35 - Di Rumah Sakit
36 Bab 36 - Hantu Gosong
37 Bab 37 - Menolong Yaya dan Wanda
38 Bab 38 - Sendiri
39 Bab 39 - Mirip Raisa
40 Bab 40 - Jangan Ikut Campur Urusan Kematian!
41 Bab 41 - Briana Dihantui
42 Bab 42 - Menjaga Lani
43 Bab 43 - Tekad Tyo
44 Bab 44 - Di Klinik Baru
45 Bab 45 - Dokter Salma
46 Bab 46 - Buang Sial Ala Dikta
47 Bab 47 - Raja Jadi Terlibat
48 Bab 48 - Ikut Terjebak di Masa Lalu Dikta
49 Bab 49 - Sisi Baik Dikta
50 Bab 50 - Tato dan Tabrakan
51 Bab 51 - Kecelakaan Raina
52 Bab 52 - Kebohongan Demi Kebohongan
53 Bab 53 - Efek Air Zam Zam
54 Bab 54 - Si Brengsek!
55 Bab 55 - Kejahatan Boy
56 Bab 56 - Perubahan Briana
57 Bab 57 - Kisah Lani
58 Bab 58 - Galau
59 Bab 59 - Bertemu Dokter Salma
60 Bab 60. Rumah Kosong
61 Bab 61 - Hantu Rumah Kosong
62 Bab 62 - Dihantui
63 Bab 63 - Briana Bunuh Diri
64 Bab 64 - Mimpi Buruk
65 Bab 65 - Raja Mulai Diteror
66 Bab 66 - Penyakit Briana
67 Bab 67 - Hantu Penunggu Rumah Kosong
68 Bab 68 - Pembantaian Keluarga Narayan
69 Bab 69 - Kabar Tyo
70 Bab 70 - Akhirnya Bertemu Briana
71 Bab 71 - Korban Baru Si Boy
72 Bab 72 - Tak Bisa Menghindar
73 Bab 73 - Hati Dikta VS Lani
74 Bab 74 - Boy di RSJ
75 Bab 75 - Kenangan Kelam Masa Kecil Boy
76 Bab 76 - Masa Lalu Boy
77 Bab 77 - Kematian Mengerikan
78 Bab 78 - Briana Ditangkap
79 Bab 79 - Kondisi Briana Terkini
80 Bab 80 - Bertemu Jin Demita
81 Bab 81 - The Power Of Ratu Kencana Ungu
82 Bab 82 - Lani Sakit
83 Bab 83 - Pengakuan Lani
84 Bab 84 - Anta dan Lani Diculik
85 Bab 85 - Hilang
86 Bab 86 - Disekap
87 Bab 87 - Pemujaan Kembali Dimulai
88 Bab 88 - Mencari Anta
89 Arthur And The Lost Kingdom
90 Bab 89 - Pertarungan Terakhir
91 Bab 90 - Berakhir
92 Giveaway Cerita Baru Pesugihan Bapak
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab 1 - Kematian Ajeng
2
Bab 2 - Puncak Gunung Hijau
3
Bab 3 - Petaka Mapala Merah
4
Bab 4 - Pemakaman Raisa
5
Bab 5 - Video Viral Ajeng
6
Bab 6 - Paket Misterius
7
Bab 7 - Tantangan
8
Bab 8 - Pertengkaran Lani dan Dikta
9
Bab 9 - Raja Berbohong
10
Bab 10 - Perpisahan
11
Bab 11 - Siapa Tersangkanya?
12
Bab 12 - Cerita Lani
13
Bab 13 - Sisi Gelap Lani
14
Bab 14 - Korban Selanjutnya
15
Bab 15 - Kehadiran Rangga
16
Bab 16 - Kebodohan
17
Bab 17. Takut Sama Dikta
18
Bab 18 - Menjaga Lani
19
Bab 19 - Kabur dari Dikta
20
Bab 20 - Aku Melihatmu!
21
Bab 21 - Target yang Bodoh
22
Bab 22 - Lani yang Pasrah
23
Bab 23 - Sakit Jiwa
24
Bab 24 - Menolong Lani
25
Bab 25 - Amukan Dikta
26
Bab 26 - Hilang Ingatan
27
Bab 27 - Lani Menghilang
28
Bab 28 - Perubahan
29
Bab 29 - Pengalaman Frans
30
Bab 30 - Hantu Lily
31
Bab 31 - Para Hantu Penunggu Perpus
32
Bab 32 - Kejahatan yang Tak Terduga
33
Bab 33 - Kecewanya Dikta
34
Bab 34 - Tyo Ditusuk
35
Bab 35 - Di Rumah Sakit
36
Bab 36 - Hantu Gosong
37
Bab 37 - Menolong Yaya dan Wanda
38
Bab 38 - Sendiri
39
Bab 39 - Mirip Raisa
40
Bab 40 - Jangan Ikut Campur Urusan Kematian!
41
Bab 41 - Briana Dihantui
42
Bab 42 - Menjaga Lani
43
Bab 43 - Tekad Tyo
44
Bab 44 - Di Klinik Baru
45
Bab 45 - Dokter Salma
46
Bab 46 - Buang Sial Ala Dikta
47
Bab 47 - Raja Jadi Terlibat
48
Bab 48 - Ikut Terjebak di Masa Lalu Dikta
49
Bab 49 - Sisi Baik Dikta
50
Bab 50 - Tato dan Tabrakan
51
Bab 51 - Kecelakaan Raina
52
Bab 52 - Kebohongan Demi Kebohongan
53
Bab 53 - Efek Air Zam Zam
54
Bab 54 - Si Brengsek!
55
Bab 55 - Kejahatan Boy
56
Bab 56 - Perubahan Briana
57
Bab 57 - Kisah Lani
58
Bab 58 - Galau
59
Bab 59 - Bertemu Dokter Salma
60
Bab 60. Rumah Kosong
61
Bab 61 - Hantu Rumah Kosong
62
Bab 62 - Dihantui
63
Bab 63 - Briana Bunuh Diri
64
Bab 64 - Mimpi Buruk
65
Bab 65 - Raja Mulai Diteror
66
Bab 66 - Penyakit Briana
67
Bab 67 - Hantu Penunggu Rumah Kosong
68
Bab 68 - Pembantaian Keluarga Narayan
69
Bab 69 - Kabar Tyo
70
Bab 70 - Akhirnya Bertemu Briana
71
Bab 71 - Korban Baru Si Boy
72
Bab 72 - Tak Bisa Menghindar
73
Bab 73 - Hati Dikta VS Lani
74
Bab 74 - Boy di RSJ
75
Bab 75 - Kenangan Kelam Masa Kecil Boy
76
Bab 76 - Masa Lalu Boy
77
Bab 77 - Kematian Mengerikan
78
Bab 78 - Briana Ditangkap
79
Bab 79 - Kondisi Briana Terkini
80
Bab 80 - Bertemu Jin Demita
81
Bab 81 - The Power Of Ratu Kencana Ungu
82
Bab 82 - Lani Sakit
83
Bab 83 - Pengakuan Lani
84
Bab 84 - Anta dan Lani Diculik
85
Bab 85 - Hilang
86
Bab 86 - Disekap
87
Bab 87 - Pemujaan Kembali Dimulai
88
Bab 88 - Mencari Anta
89
Arthur And The Lost Kingdom
90
Bab 89 - Pertarungan Terakhir
91
Bab 90 - Berakhir
92
Giveaway Cerita Baru Pesugihan Bapak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!