Bab 2 - Puncak Gunung Hijau

Bab 2 MKM

Raisa semakin jengkel dan tetap memaksa Ajeng ikut dengan ancaman. Raisa punya foto Ajeng saat berbusana bikini saat mereka di SMA dulu, yang tanpa segan akan Raisa sebarkan. Raisa juga punya foto Ajeng yang asik berdugem ria dengan pakaian seksi dan mencium para pria hidung belang. Jadilah Ajeng diberi gelar oleh Raisa, siang soleha malam solehot! Pada akhirnya Ajeng terpaksa untuk ikut mendaki.

"Semuanya siap, ya! Kita bakalan naik bis menuju Dusun Merapi. Dari sana nanti kita bakalan mulai pendakian. Kalau ngerasa bakalan nggak kuat, mending pulang aja!" Devan melirik ke arah gengnya Raisa.

"Huuuuuuuu!" Sontak seruan kompak dari para anggota berjumlah tiga belas orang menyahut bersamaan.

"Elu anak baru! Elu angkut kardus bahan makanan ini ke dalam bis, ya!" Devan berseru menunjuk Raja.

"Tenang aja nanti aku bantuin," bisik Rara.

Namun, Devan meminta Rara untuk membuat daftar pengeluaran selala tiga hari ke depan. Devan menunjuk Rara sebagai bendahara komunitas Mapala Merah.

Seorang pemuda berkacamata mendekat ke arah Raja. Namanya Tyo, mahasiswa teknik informasinya yang dijuluki raja slot judi online. Meskipun penampilan Tyo terlihat cupu, tetapi kepintarannya sangat diandalkan oleh Devan.

"Yuk, aku bantuin!" ucap Tyo.

"Thanks, Bro!" sahut Raja.

"Sayang, aku punya tantangan di sana nanti. Siapa yang duluan sampai ke puncak, boleh buat permintaan yang harus dituruti sama yang kalah, gimana?" tanya Raisa mendekati Devan.

"Oke, siapa takut!" sahut Devan penuh keyakinan.

Di dalam hati Devan, rasanya sangat tidak mungkin jika kaum perempuan yang amat awam gunung, alias baru pertama kali melakukan pendakian, berhasil mengalahkan kelompoknya yang punya jam terbang tinggi.

***

"Pokoknya gue mau kelompok cewek nggak boleh gagal. Kita harus bisa mengalahkan grup cowok itu besok," ucap Raisa.

"Cowok kan lebih kuat dari cewek tenaganya. Kayaknya kita bakal kalah, deh," sahut Rara.

"Elu kalau nggak mampu mending pulang aja, deh! Katanya kan elu yang buat Devan ngebolehin naik gunung, masa gitu aja nggak mampu," ketus Raisa menunjuk Rara.

"Tapi kayanya Rara bener, deh," sahut Ajeng.

"Elu juga jangan mulai, ya! Gue udah punya rencana, kok. Kita buat grupnya Devan sakit perut atau kita telanjangi mereka, hihihi," ucap Raisa.

"Gila luh, Sa. Tapi, boleh juga tuh. Gue kan kesel banget sama si Dikta. Biar dia malu dan tau rasa," sungut Lani.

Namun, Ajeng tetap berpendapat bahwa Raisa dan Lani sudah melewati batas. Kedua perempuan muda itu diberi ceramah panjang-panjang, dengan cara yang jelas-jelas menyalahkan. Soal batasan antara laki-laki dan perempuan. Kodrat alami masing-masing gender. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Jelas saja itu membuat Raisa bertambah jengkel.

"Berisik elu, Jeng. Jangan sok suci deh mentang-mentang udah berhijab. Gue tau aib elu dulu," ucap Raisa membuat Ajeng tertunduk diam.

Lani menoleh pada Briana, perempuan berdarah Amerika yang wajahnya mirip Selena Gomez.

"Menurut elu gimana, Bri?" tanya Lani.

"Terserah elu pada, deh. Gue mau cepet pulang aja! Males gue di sini gara-gara ini cewek." Briana melirik ke arah Rara dengan tatapan tajam lalu pergi.

Raisa segera menemui Iwan, asisten tim mapala kampus lain. Gadis itu meminta bantuan karena Iwan yang juga hobi naik gunung dan keluar-masuk hutan pasti paham dengan medan Gunung Hijau.

Iwan dan timnya yang berjumlah enam orang bersedia membantu. Raisa benar-benar buta soal gunung, karena itu ia meminta Iwan untuk menyusun strategi bagaimana cara menantang Devan untuk kemudian mengalahkan mereka.

...***...

Malam itu, Raja yang tengah membuat kopi dikejutkan dengan penampakan hantu pendaki. Raja tahu kalau dia hantu karena kedua kaki yang tanpa alasan itu berbau busuk. Wajahnya pucat dan sedari tadi hanya menunduk.

"Mau kopi, Mas?" tanya Raja menawarkan.

Hantu pria dengan rambut ikal yang batok kepalanya memperlihatkan luka menganga itu, menggeleng.

"Kalau nggak mau ya udah. Situ matinya kenapa?" tanyanya.

"Jatuh dari puncak," akunya dengan suara lirih.

"Serem juga, ya." Raja menyeruput kopi buatannya.

"Kamu nggak takut sama saya?" tanyanya.

"Saya cuma takut sama Allah, sama Bunda, sama Yanda, ya kadang takut juga sama Kak Anta, hehehe."

"Kamu harus hati-hati. Di puncak sana kejadian mengerikan bisa terjadi karena‐"

Belum juga hantu pemuda itu menyelesaikan kalimatnya, Devan dan Tyo keluar dari tenda untuk menyesap rokoknya.

"Wuih, ngopi sendirian nih! Entar ditemenin setan baru tau rasa loh!" Devan berniat menakuti Raja.

"Kalian mau kopi?" tanya Raja.

"Boleh, boleh. Ide bagus, tuh!" sahut Devan.

Tyo menyerahkan beng beng pada Raja. Pemuda itu terlihat baik. Sesekali ia membetulkan kacamata tebalnya dan tersenyum pada Raja.

"Makasih, ya," ucap Raja lalu selesai membuat kopi untuk Devan dan Tyo.

Hantu pemuda tadi lantas menghilang. Raja tak lagi melihatnya.

"Jadi, besok kita nanggepin tantangan si Raisa. Gue mau lihat juga seberapa jagonya si Rara naik gunung. Elu sendiri udah pernah naik gunung Rara, Ja?" ledek Devan sambil tertawa.

"Jaga ucapan kamu, Van! Nggak lucu! Nggak pantes kamu ngomong kayak gitu!" Raja yang terlihat marah lantas meninggalkan Devan dan Tyo.

"Halah! Baperan amat jadi cowok!" sungut Devan.

...***...

Keesokan harinya, Devan dan para pendaki pria bersiap menerima tantangan dari Raisa. Devan terkejut ketika melihat rombongan mapala kampus lain milik Iwan melintas. Rupanya, Raisa meminta bantuan dari Iwan.

Raisa bisa lebih cepat sampai puncak atas bantuan Iwan bersama Lani. Dia bahkan meninggalkan Ajeng, Rara, dan Briana. Setelah itu, rombongan Iwan pergi lebih dulu. Sebuah gubuk di dekat puncak Gunung Hijau menjadi pusat perhatian Raisa.

"Kita masuk yuk, Lan!" ajak Raisa.

"Gue nggak berani!" sahut Lani.

Lani memeriksa ponselnya. Tertera nama Ajeng di sana meninggalkan pesan.

"Ajeng ada di jembatan gantung. Dia nggak bisa naik lagi. Dia bilang kakinya sakit," ucap Lani.

"Suruh tunggu rombongannya Devan aja! Terus suruh Rara sama Briana naik!" titah Raisa.

"Tapi, Sa–"

"Udah nurut aja sama gue!" Raisa lantas memasuki rumah gubuk tadi.

Banyak terdapat bangkai binatang dan kulit binatang yang dijemur di dalam sana. Raisa mengamati dengan penuh kengerian. Sampai ia tiba di sebuah cermin yang berdebu. Saat ia membersihkannya, sontak saja Raisa terkejut karena melihat wajahnya sendiri. Namun, ada yang beda. Wajah di cermin itu memiliki tahi lalat yang menonjol di dahi sebelah kanan.

"Sa, Briana sama Rara udah sampai. Rombongan Devan juga udah," ucap Lani.

Raisa melihat kembali cermin di hadapannya. Kali ini ia memastikan bayangan di cermin tersebut adalah dirinya. Setelah itu, Raisa keluar dari gubug tersebut.

Raisa langsung menyambut Devan dengan hinaan. Dia bersikap angkuh karena berhasil mengalahkan Devan dan kaum laki-laki lainnya.

"Elu curang karena Iwan udah kasih tau elu rute tercepat, kan?" tuding Devan.

"Makanya pakai otak jangan cuma bisanya pakai otot!" sungut Raisa.

Terjadi pertengkaran seru antara Raisa dan Devan yang langsung dilerai oleh Raja. Suara petir terdengar menggelegar. Hujan mulai turun dengan derasnya.

"Ayo, kita balik aja!" ajak Tyo.

"Kaki aku sakit banget. Aku kayaknya nggak bisa jalan jauh lagi," ucap Ajeng.

"Lagian udah tau dia lumpuh gitu bukannya tinggalin aja di jembatan biar dijemput tim SAR malah dibawa ke sini," ucap Raisa.

Semua mata langsung menatapnya dengan pandangan tak suka.

...******...

...To be continued, see you next chapter!...

Terpopuler

Comments

Diankeren

Diankeren

kebiasaan dri emak bpk'y 🤣 hantu g ada serem²'y

2024-06-27

0

Diankeren

Diankeren

y y mmang yg ahli gunung mang llki dah wlwpun yg punya prmpuan 😁

2024-06-27

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

Raisa minta di jorokin ini mah😤😤

2024-01-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kematian Ajeng
2 Bab 2 - Puncak Gunung Hijau
3 Bab 3 - Petaka Mapala Merah
4 Bab 4 - Pemakaman Raisa
5 Bab 5 - Video Viral Ajeng
6 Bab 6 - Paket Misterius
7 Bab 7 - Tantangan
8 Bab 8 - Pertengkaran Lani dan Dikta
9 Bab 9 - Raja Berbohong
10 Bab 10 - Perpisahan
11 Bab 11 - Siapa Tersangkanya?
12 Bab 12 - Cerita Lani
13 Bab 13 - Sisi Gelap Lani
14 Bab 14 - Korban Selanjutnya
15 Bab 15 - Kehadiran Rangga
16 Bab 16 - Kebodohan
17 Bab 17. Takut Sama Dikta
18 Bab 18 - Menjaga Lani
19 Bab 19 - Kabur dari Dikta
20 Bab 20 - Aku Melihatmu!
21 Bab 21 - Target yang Bodoh
22 Bab 22 - Lani yang Pasrah
23 Bab 23 - Sakit Jiwa
24 Bab 24 - Menolong Lani
25 Bab 25 - Amukan Dikta
26 Bab 26 - Hilang Ingatan
27 Bab 27 - Lani Menghilang
28 Bab 28 - Perubahan
29 Bab 29 - Pengalaman Frans
30 Bab 30 - Hantu Lily
31 Bab 31 - Para Hantu Penunggu Perpus
32 Bab 32 - Kejahatan yang Tak Terduga
33 Bab 33 - Kecewanya Dikta
34 Bab 34 - Tyo Ditusuk
35 Bab 35 - Di Rumah Sakit
36 Bab 36 - Hantu Gosong
37 Bab 37 - Menolong Yaya dan Wanda
38 Bab 38 - Sendiri
39 Bab 39 - Mirip Raisa
40 Bab 40 - Jangan Ikut Campur Urusan Kematian!
41 Bab 41 - Briana Dihantui
42 Bab 42 - Menjaga Lani
43 Bab 43 - Tekad Tyo
44 Bab 44 - Di Klinik Baru
45 Bab 45 - Dokter Salma
46 Bab 46 - Buang Sial Ala Dikta
47 Bab 47 - Raja Jadi Terlibat
48 Bab 48 - Ikut Terjebak di Masa Lalu Dikta
49 Bab 49 - Sisi Baik Dikta
50 Bab 50 - Tato dan Tabrakan
51 Bab 51 - Kecelakaan Raina
52 Bab 52 - Kebohongan Demi Kebohongan
53 Bab 53 - Efek Air Zam Zam
54 Bab 54 - Si Brengsek!
55 Bab 55 - Kejahatan Boy
56 Bab 56 - Perubahan Briana
57 Bab 57 - Kisah Lani
58 Bab 58 - Galau
59 Bab 59 - Bertemu Dokter Salma
60 Bab 60. Rumah Kosong
61 Bab 61 - Hantu Rumah Kosong
62 Bab 62 - Dihantui
63 Bab 63 - Briana Bunuh Diri
64 Bab 64 - Mimpi Buruk
65 Bab 65 - Raja Mulai Diteror
66 Bab 66 - Penyakit Briana
67 Bab 67 - Hantu Penunggu Rumah Kosong
68 Bab 68 - Pembantaian Keluarga Narayan
69 Bab 69 - Kabar Tyo
70 Bab 70 - Akhirnya Bertemu Briana
71 Bab 71 - Korban Baru Si Boy
72 Bab 72 - Tak Bisa Menghindar
73 Bab 73 - Hati Dikta VS Lani
74 Bab 74 - Boy di RSJ
75 Bab 75 - Kenangan Kelam Masa Kecil Boy
76 Bab 76 - Masa Lalu Boy
77 Bab 77 - Kematian Mengerikan
78 Bab 78 - Briana Ditangkap
79 Bab 79 - Kondisi Briana Terkini
80 Bab 80 - Bertemu Jin Demita
81 Bab 81 - The Power Of Ratu Kencana Ungu
82 Bab 82 - Lani Sakit
83 Bab 83 - Pengakuan Lani
84 Bab 84 - Anta dan Lani Diculik
85 Bab 85 - Hilang
86 Bab 86 - Disekap
87 Bab 87 - Pemujaan Kembali Dimulai
88 Bab 88 - Mencari Anta
89 Arthur And The Lost Kingdom
90 Bab 89 - Pertarungan Terakhir
91 Bab 90 - Berakhir
92 Giveaway Cerita Baru Pesugihan Bapak
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab 1 - Kematian Ajeng
2
Bab 2 - Puncak Gunung Hijau
3
Bab 3 - Petaka Mapala Merah
4
Bab 4 - Pemakaman Raisa
5
Bab 5 - Video Viral Ajeng
6
Bab 6 - Paket Misterius
7
Bab 7 - Tantangan
8
Bab 8 - Pertengkaran Lani dan Dikta
9
Bab 9 - Raja Berbohong
10
Bab 10 - Perpisahan
11
Bab 11 - Siapa Tersangkanya?
12
Bab 12 - Cerita Lani
13
Bab 13 - Sisi Gelap Lani
14
Bab 14 - Korban Selanjutnya
15
Bab 15 - Kehadiran Rangga
16
Bab 16 - Kebodohan
17
Bab 17. Takut Sama Dikta
18
Bab 18 - Menjaga Lani
19
Bab 19 - Kabur dari Dikta
20
Bab 20 - Aku Melihatmu!
21
Bab 21 - Target yang Bodoh
22
Bab 22 - Lani yang Pasrah
23
Bab 23 - Sakit Jiwa
24
Bab 24 - Menolong Lani
25
Bab 25 - Amukan Dikta
26
Bab 26 - Hilang Ingatan
27
Bab 27 - Lani Menghilang
28
Bab 28 - Perubahan
29
Bab 29 - Pengalaman Frans
30
Bab 30 - Hantu Lily
31
Bab 31 - Para Hantu Penunggu Perpus
32
Bab 32 - Kejahatan yang Tak Terduga
33
Bab 33 - Kecewanya Dikta
34
Bab 34 - Tyo Ditusuk
35
Bab 35 - Di Rumah Sakit
36
Bab 36 - Hantu Gosong
37
Bab 37 - Menolong Yaya dan Wanda
38
Bab 38 - Sendiri
39
Bab 39 - Mirip Raisa
40
Bab 40 - Jangan Ikut Campur Urusan Kematian!
41
Bab 41 - Briana Dihantui
42
Bab 42 - Menjaga Lani
43
Bab 43 - Tekad Tyo
44
Bab 44 - Di Klinik Baru
45
Bab 45 - Dokter Salma
46
Bab 46 - Buang Sial Ala Dikta
47
Bab 47 - Raja Jadi Terlibat
48
Bab 48 - Ikut Terjebak di Masa Lalu Dikta
49
Bab 49 - Sisi Baik Dikta
50
Bab 50 - Tato dan Tabrakan
51
Bab 51 - Kecelakaan Raina
52
Bab 52 - Kebohongan Demi Kebohongan
53
Bab 53 - Efek Air Zam Zam
54
Bab 54 - Si Brengsek!
55
Bab 55 - Kejahatan Boy
56
Bab 56 - Perubahan Briana
57
Bab 57 - Kisah Lani
58
Bab 58 - Galau
59
Bab 59 - Bertemu Dokter Salma
60
Bab 60. Rumah Kosong
61
Bab 61 - Hantu Rumah Kosong
62
Bab 62 - Dihantui
63
Bab 63 - Briana Bunuh Diri
64
Bab 64 - Mimpi Buruk
65
Bab 65 - Raja Mulai Diteror
66
Bab 66 - Penyakit Briana
67
Bab 67 - Hantu Penunggu Rumah Kosong
68
Bab 68 - Pembantaian Keluarga Narayan
69
Bab 69 - Kabar Tyo
70
Bab 70 - Akhirnya Bertemu Briana
71
Bab 71 - Korban Baru Si Boy
72
Bab 72 - Tak Bisa Menghindar
73
Bab 73 - Hati Dikta VS Lani
74
Bab 74 - Boy di RSJ
75
Bab 75 - Kenangan Kelam Masa Kecil Boy
76
Bab 76 - Masa Lalu Boy
77
Bab 77 - Kematian Mengerikan
78
Bab 78 - Briana Ditangkap
79
Bab 79 - Kondisi Briana Terkini
80
Bab 80 - Bertemu Jin Demita
81
Bab 81 - The Power Of Ratu Kencana Ungu
82
Bab 82 - Lani Sakit
83
Bab 83 - Pengakuan Lani
84
Bab 84 - Anta dan Lani Diculik
85
Bab 85 - Hilang
86
Bab 86 - Disekap
87
Bab 87 - Pemujaan Kembali Dimulai
88
Bab 88 - Mencari Anta
89
Arthur And The Lost Kingdom
90
Bab 89 - Pertarungan Terakhir
91
Bab 90 - Berakhir
92
Giveaway Cerita Baru Pesugihan Bapak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!