Tetap Menunggu

Tiara langsung tidur setelah pulang dari Jembatan Merah, Satria mengantarkan pulang Tiara walau Tiara tidak pernah mengajaknya bicara dan menganggap Satria tidak ada.

"Ayah Ibu, saya pamit pulang." ucap Satria.

"Iya, terima kasih." ucap Pak Agus dengan wajah datar.

Satria pergi, Pak Agus langsung menutup pintu rumahnya. Pak Agus pun masuk ke dalam kamar Tiara, terlihat putrinya sedang menyisir rambut.

"Nak." ucap Pak Agus.

"Ayah tahu, kamu masih dalam keadaan berduka. Tapi tolong, jangan berlarut dalam kesedihan." ucap Pak Agus kembali, tapi Tiara tidak mendengarkan nya.

"Ayah tahu, Ayah paham bagaimana rasanya. Kamu seperti ini, percuma nak dia tidak akan kembali." ucap Pak Agus lagi.

Tiara menghentikan menyisir rambutnya, dan menatap ke arah cermin. Pak Agus tertunduk sambil terisak.

"Ayah sama Bunda, tidak bisa tidur atau makan enak. Kami hanya memikirkan kamu, kami takut kamu tidak lagi mengenal kami, dan hanya ingat dia yang sudah tiada." ucap Pak Agus.

Tiara lantas naik ke atas tempat tidur, dan langsung memejamkan kedua matanya. Dan Pak Agus, pergi dari kamar Tiara.

***

"Tiara sudah pulang?" tanya Bunda Lidia.

"Sudah Bund, tapi dia tetap tidak merespon Ayah, disitu Ayah sedih Bund tiba - tiba sakit, tapi sakit seperti ini."

"Apa kita bawa Tiara ke rumah sakit saja Yah?" ucap Bunda Lidia usul.

"Anak kita tidak sakit Bund, dia itu hanya shock . Dan Ayah tidak mau, kalau Tiara di bawa kesana."

"Tapi Yah, apa keputusan Ayah itu sudah tepat, memutuskan untuk tidak membawanya kesana." ucap Ibu Tika.

"Iya Bund, ini sudah tepat.*

****

"Satria, bagaimana kondisi Tiara?" tanya Ibu Retno.

"Benar nak, katakan sama Ayah." ucap Pak Aji.

"Tiara masih tetap sama seperti itu, saya bingung harus bagaimana." ucap Satria.

"Maafkan kesalahan Ayah sama Ibu Nak, membuat kamu, harus terlibat sejauh ini dan disaat kamu sedang bahagia - bahagianya, malah kamu harus meninggalkan dia." ucap Ibu Retno.

"Mungkin ini sudah jalan takdir saya Bund." ucap Arjuna.

"Apa kamu masih tetap ingin membuat Tiara sadar, kamu harus banyak menunggu dengan sabar, ajaklah berkomunikasi yang baik." ucap Ibu Retno.

"Kamu tadi di jembatan merah, apa yang kamu lihat?" tanya Pak Aji.

"Dia hanya terus menunggu sampai Satria datang, makanya saya ingin lebih dekat lagi dengan Tiara, membuat dia menerima kenyataan dan mau menerima saya." ucap Satria..

"Apa kamu masih tetap ingin berumah tangga sama dia?" tanya Pak Aji.

"Ya Ayah, saya mencintai nya." jawab Satria.

"Teruslah berjuang nak, untuk dapatkan apa yang kalian ingin kan, insya Allah akan ada jawaban terbaik." ucap Pak Aji.

****.

Tiara kembali berdiri di jembatan Merah, Satria seperti biasa mengikuti dia, dari belakang dan menatap nya.

"Saya akan tetap menunggu kakak, pasti akan datang. Saya takut kak, takut kita tidak bisa saling bertemu, bahkan manja sama kamu masih kurang." ucap Tiara.

Satria tampak sedih, saat melihat Tiara yang rela panas terik hanya demi menunggu yang tidak akan pernah kembali.

"Tolong Tiara, kamu jangan menyiksa diri seperti itu. Saya sedih lihatnya, saya inginkan kamu pulang, tapi kondisi kamu juga tidak memungkinkan." ucap Satria.

"Kakak akan selalu menemani kamu di jembatan Merah, sampai kamu sadar kalau Satria kamu sudah tidak ada." ucap Satria.

.

.

"

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

bwa RSJ aja kn dia gila/Facepalm/ wanita lemah

2024-05-29

0

Nurmila Karyadi

Nurmila Karyadi

riweeeeuuh

2023-05-12

1

Nabil abshor

Nabil abshor

ksmu pasti bisa bang,,,, pelan² aj,,,,

2023-05-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!