Dia Bukan Satria Kamu

Nunik membawa Tiara dengan mobilnya, setelah perjalanan 2 jam, sampai di sebuah area pemakaman. Tiara pun bertanya - tanya,namun tidak sempat bertanya, Nunik menarik tangan Tiara masuk ke area makam.

"Kita mau kemana?" tanya Tiara.

"Kamu ikut saja, tidak usah tanya." jawab Nunik.

Hingga akhirnya sampai si sebuah makam, terlihat tulisan di bantu nisan Satria Esa Ade Tama.

"Lihat itu makam! kamu tahu itu makam siapa?" ucap Nunik.

"Satria Esa Ade Tama." ucap Tiara.

"Iya betul, Satria Esa Ade Tama, dia meninggal dunia 5 tahun yang lalu, saat sampai di tempat tugas nya yang baru, dia mengalami kecelakaan mobil, dia meninggal di tempat dan mobilnya masuk jurang." Ucap Nunik.

"Terus, hubungannya sama saya apa?" tanya Tiara.

"Kamu tidak tahu nama itu? kamu kenal Satria kan?" tanya kembali Nunik.

"Kenal, dia calon suami saya." jawab Tiara.

"Ya ini calon suami kamu, dia sudah meninggal 5 tahun yang lalu. Dan yang sama kamu itu, adalah calon suami saya. Dia Satria Eka Ade Tama, dan biasa di panggil Ade di rumahnya kalau di luar, mereka sama - sama di panggil Satria. Kamu itu di bohongin, dia itu saudara kembarnya, kamu di bohongin sama orang tua nya." ucap Nunik menjelaskan.

"Ini tidak mungkin,tidak mungkin." ucap Tiara dengan mata berkaca - kaca.

"Kamu tahu kenapa? Ade itu tidak mau bertemu dengan kamu, dan selalu ada saja alasan. Karena dia belum siap jadi saudara kembarnya, kenapa orang tuanya bersemangat menikahkan kalian. Karena Esa itu begitu sangat mencintai kamu, tidak ingin kehilangan kamu, bahkan dari isi Diary pacar kamu, menceritakan detail tentang kamu. Dari situ orang tuanya, menyuruh pacar saya untuk jadi Esa, saat tahu dia mau menikah sama kamu, sakit hati saya. Sakit nya, saya harus merelakan calon suami saya untuk kamu. Sekarang kamu jelas kan, calon suami itu sudah meninggal dunia, yang sama kamu itu calon suami saya. Kamu itu terus menunggu di jembatan Merah, sampai kamu tua dia tidak akan pernah datang." ucap Nunik dengan berkaca - kaca.

"Saya mohon kamu pergi, dan harus terima kenyataan." ucap Nunik kembali.

Tiara terduduk lemas di depan pusara Satria, air matanya jatuh dengan menatap pusara itu. Tangannya mencoba meraih nisan yang bertuliskan nama kekasihnya.

"Saya yakin, ini bukan kakak. " ucap Tiara.

"Dia Satria kamu." ucap Nunik.

Tiara tak mampu bicara lagi, seolah semuanya tidak bisa digerakkan. Nunik menangis dan pergi meninggalkan Tiara sendirian di makam Satria.

***

Hingga malam, Tiara masih tetap duduk di depan pusara Satria, matanya terus menatap kosong. Tangannya yang sudah dingin, terkena angin malam, hingga air matanya sudah tidak lagi keluar.

Sebuah cahaya lampu senter mengarah ke Tiara, penjaga makam lantas mendekati Tiara yang duduk diam mematung.

"Mba, mba maaf ini sudah malam." ucap Penjaga Makam.

Tiara tetap diam, dengan tatapan mata yang kosong. Penjaga itu, mencoba menepuk pundak Tiara nanum Tiara langsung pingsan.

"Astagfirullah, aduh ini kenapa jadi pingsan begini? saya harus cari pertolongan." ucap Penjaga makam.

Penjaga makam mengangkat tubuh Tiara, dan langsung meminta bantuan pada pemuda yang sedang duduk tak jauh dari pintu gerbang makam.

"Tolong ada perempuan pingsan di dalam, kita harus bawa ke rumah sakit atau puskesmas." ucapnya.

"Mang, itu asli manusia atau setan?" tanya salah satu pemuda.

"Manusia, ini ada kakinya." jawabnya.

Tiga pemuda itu memeriksa tubuh Tiara, dan merasakan denyut nasi. Lantas Tiara pun di bawa di sebuah motor, untuk di antar ke puskesmas terdekat.

***

"Bunda, Tiara kok belum pulang?" tanya Pak Agus.

"Apa dia ke kontrakan Satria Yah?" ucap Bunda Lidia.

"Kontrakan Satria kan jauh Bund." ucap Pak Agus.

"Ya mungkin saja, kemarin Tiara di ajak kesana pulang lagi, karena ada teman nya Satria datang."

"Coba Bunda hubungi Satria."

"Nanti Bunda hubungi."

Bunda Lidia mencoba menghubungi nomer telepon Satria, panggilannya pun tersambung, dan Satria mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum Satria." sapa Bunda Lidia.

"Walaikumsalam Bunda." balas Satria dari seberang.

"Nak, kamu sama Tiara?" tanya Bunda Lidia.

"Tidak Bunda, seharian ini saya tidak komunikasi sama Tiara." jawab Satria dari seberang.

"Aduh jadi kemana?" ucap Bunda Lidia panik.

"Coba ke Inara Bund."

"Iya Bunda coba hubungi Inara."

Bunda Lidia pun mencoba menghubungi Inara, dan panggilan pun tersambung. Inara mengangkat telepon dari Bunda Lidia.

"Hallo Assalamu'alaikum Inara." sapa Bunda Lidia.

"Walaikumsalam Bunda." balas Inara.

"Ada Tiara?"

"Nggak ada Bunda."

"Aduh kemana ya tuh anak." ucap Bunda Lidia khawatir.

"Mungkin sama Kak Satria."

"Tidak ada Inara, tolong kamu cari tahu di teman - teman nya siapa tahu Tiara sama mereka."

"Ya Bunda, saya coba hubungi teman lainnya."

"Terima kasih Inara, tolong ya."

"Ya Bunda, ini saya akan telepon satu persatu."

"Gimana Bund?" tanya Pak Agus panik.

"Tiara tidak ada." jawab Bunda Lidia.

Kemana anak itu, Ayah takut terjadi sesuatu." ucap Pak Agus.

****

"Mba, bisa katakan sama saya, nama mba siapa?" tanya dokter jaga di sebuah puskesmas.

Tiara tetap diam, dan hanya menatap kosong. Dokter dan Penjaga malam, serta tiga pemuda menatap bingung.

"Kita harus cari tahu, melalui isi dalam tasnya, pasti kita akan menemukan identitasnya." ucap salah satu pemuda.

"Betul, coba cek tasnya." ucap dokter.

Pemuda itu membuka tas milik Tiara, dan menemukan sebuah ponsel serta dompet. Ponsel Tiara yang tidak menggunakan sandi, mudah untuk mencari nomer telepon yang bisa di hubungi.

Terlihat Wallpaper Tiara photo dirinya dan Satria saat prewedding, dan langsung mencari kontak panggilan terakhir.

"Ini kayaknya orang tuanya." ucap pemuda itu.

"Coba hubungi." ucap Penjaga makam.

Pemuda tersebut lantas menghubungi nomer telepon dengan nama Bunda, panggilan berdering dan di angkatnya.

"Nak kamu kemana?" ucap Bunda Lidia dari seberang.

"Malam ibu, maaf ini saya mau kasih kabar. Kalau pemilik pondok ada di puskesmas Z, kami temukan dalam keadaan tidak sadar di makam."

"Ya Allah, terus bagaimana kondisi anak saya?

" Anak ibu sepertinya terjadi sesuatu, karena saat di tanya hanya diam saja bu."

"Terima kasih Mas, kami kesana sekarang."

****

"Puskesmas Z, dia ada disana sedang apa Bund?"tanya Pak Agus.

" Bunda juga tidak tahu, kita kesana sekarang. Ayah hubungi Satria, untuk ketemu disana." ucap Bunda Lidia, dan langsung bersiap - siapa.

Pak Agus langsung menghubungi Satria, namun teleponnya tidak juga di jawab. Pa Agus mencoba menghubunginya lagi, dan langsung di angkatnya.

"Satria kamu ke puskesmas Z, Ayah sama Bunda kesana sekarang." ucap Pak Agus.

"Ada apa Ayah?" tanya Satria dari seberang.

"Tiara di temukan pingsan oleh warga di pemakaman." jawab Pak Agus.

"Pemakaman!! " ucap Satria kaget.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Nabil abshor

Nabil abshor

😬😬😬😬😬 awali aebuah hubungan dengan kejujuran satria, lebih baik jujur sekarang ketimbang nanti².

2023-05-09

1

Widya

Widya

nyesekm bgt thor jadi tiara,

2023-05-09

1

MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"

MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"

duhhh thor ada typo dn slh nama 🤔

syukur ternyata satria cuman mimpi buruk nikah sm ninuninu 😝

2023-05-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!