Menunggu Kamu Di Jembatan Merah

"Kami minta maaf Pak Bu." ucap Ibu Retno.

"Benar kami minta maaf, kalau kami sudah menutupi kematian Satria Esa, dan kami meminta Ade untuk menggantikannya." ucap Pak Aji.

"Tapi Pak Bu, anak kami sekarang seperti itu. Kalian minta maaf juga, anak kami tidak akan kembali seperti dulu. Seharusnya dari awal, Bapak sama Ibu menceritakan fakta sebenarnya, dan kalian tahu bagaimana anak kami, menunggu dengan sabarnya di jembatan Merah, menanti kekasih hatinya pulang hanya untuk melepaskan rindu. Tapi apa, dengan alasan yang selalu berubah, dan ditukar dengan hadiah, itu tidak membuat anak kami bahagia, anak kami hanya ingin Satria, hanya ingin dia." ucap Pak Agus.

"saya paham Pak, kami minta maaf." ucap Pak Aji.

"Maaf sudah terlambat, anak saya sekarang hanya bisa diam dan diam." ucap Bunda Lidia.

"Bu, saya paham perasaan Ibu. Saya juga seorang ibu, tapi kami melakukan ini karena kami tidak tega, melihat Tiara bu. Ini ada Diary milik Esa, disini kami memutuskan untuk tidak mengatakan sebenarnya." ucap Ibu Retno sambil menyerahkan sebuah Diary milik Satria berwarna cokelat.

"Berikan itu pada Tiara, semoga dia baca isi semuanya." ucap Ibu Retno kembali.

Tiara keluar dari kamarnya, berjalan melewati Ayah Bunda dan kedua orang tua Satria. Tiara hanya berjalan lurus, tanpa menoleh mereka.

"Nak kamu mau kemana?" tanya Pak Agus berdiri.

Tiara menghentikan langkahnya, dan menoleh ke arah kedua orang tuanya. Tiara pun melirik sekilas, ke arah orang tua Satria.

"Saya akan menunggu Kak Satria di jembatan Merah. " jawab Tiara.

"Nak, Satria sudah tidak ada." ucap Pak Agus.

"Saya akan menunggu, Kak Satria masih hidup." ucap Tiara melanjutkan kembali langkahnya.

"Ayah kejar Yah." ucap Bunda Lidia panik.

Pak Aji dan Pak Agus mengejar Tiara, namun Tiara menepis kedua tangan pria tersebut. Lantas menatap tajam ke arah keduanya, tangan Tiara mengepal seakan ingin memukul.

"Kata siapa? Kak Satria sudah meninggal. Dia masih hidup, kalian jangan menghalangi saya." ucap Tiara.

"Nak, bukannya kamu kemarin sudah melihat makam Satria? itu makamnya nak, kamu tidak akan pernah bertemu dengan dia lagi." ucap Pak Aji.

"Ayah jangan bercanda, saya tahu Ayah itu bercanda sama Ibu, mengatakan kalau anak Ayah dan Ibu sudah meninggal. Minggu kemarin, yang datang malam - malam itu siapa? itu Kak Satria, kata Ayah dan Bunda saya mimpi. Tapi itu memang kak Satria, saya akan tunggu dia di jembatan Merah." ucap Tiara lantas melanjutkan lagi langkah kakinya.

Satria datang, saat bertepatan dengan Tiara berjalan kaki ke arah Jembatan Merah. Kedua orang tua Satria meminta untuk menyusul Tiara.

"Tolong nak, kamu bawa Tiara pulang ke rumah." pinta Pak Aji.

"Satria, saya tidak mau tahu. Kamu akan lakukan apa sama Tiara, yang penting kami orang tuanya ingin dia kembali seperti dulu. Bagaimana caranya, itu terserah kamu. Karena semuanya berawal dari kamu." ucap Pak Agus.

"Iya Yah, saya akan buat Tiara kembali seperti dulu, walau nanti Tiara akan membenci kami." ucap Satria.

****

Tiara berdiri di jembatan Merah, panas terik tidak membuatnya pulang ke rumah. Satria berdiri di seberang jalan jembatan Merah.

"Kak Satria lama sekali, tapi nggak apa - apa saya akan tetap menunggu dia." ucap Tiara.

Saat itu Inara datang menghampiri Tiara, sahabatnya itu tersenyum pada Inara yang turun dari motor matic nya.

"Tiara kamu ngapain panas terik disini? " tanya Inara yang belum tahu.

"Dan kamu dari kemana kemarin malam?" tanya Inara.

"Saya sedang menunggu Kak Satria." jawab Tiara.

"Lah itu Kak Satria." tunjuk Inara pada Satria yang berdiri di seberang.

Tiara hanya diam, lantas Satria melambaikan tangannya untuk meminta Inara menyebrang jalan mendekatinya.

"Ada apa?" tanya Inara saat berhadapan dengan Satria.

"Saya ingin mengatakan hal penting sama kamu." jawab Satria.

"Hal penting apa?" tanya kembali Inara.

"Tiara jiwanya terguncang, dia shock dia stress." jawab Satria dengan suara sedikit berat.

"Saya nggak mengerti." ucap Inara.

"Saya bukan Satria pacar Tiara." ucap Satria.

Hahahaha...

"Lucu kakak tuh, bercandanya nggak keren." ucap Inara.

"Serius, saya ini kembaran nya pacar Tiara. Kami kembar dan memiliki nama yang sama di awal. Pacar asli Tiara, sudah meninggal dunia 5 tahun yang lalu, dia kecelakaan saat dalam perjalanan ke tempat dinas yang baru. Mobilnya masuk jurang dan meninggal di tempat." ucap Satria menjelaskan.

"Tapi kenapa kakak baru bilang sekarang? kakak tahu, bagaimana dia setiap tahun tanggal 16 februari, Tiara menunggu di jembatan ini. Kenapa tidak mengatakan itu dari awal, sekarang sahabat saya seperti ini." ucap Inara.

"Maafkan saya, maafkan kedua orang tua saya juga. Awalnya saya tidak mau mengikuti ide dari Ayah dan Ibu. Tapi saat melihat bagaimana ceritanya, pasti sangat sedih, saya berniat akan mengatakan sedikit demi sedikit, agar tidak seperti ini. Tapi faktanya, di luar dugaan." ucap Satria.

"Kalau dari awal, Tiara tidak akan seperti ini. Kakak lihat kan, di seberang jalan. Dia itu seperti yang kakak lihat, seharian di tanggal 16 februari, sedangkan kakak yang selalu memberikan ketidakjelasan tidak membuat sahabat saya itu meninggalkan kakak, dia ingin dari mulut kakak langsung, dan ternyata ini sebuah jawaban." ucap Inara.

"Tolong bantu saya, untuk mengembalikan Tiara yang dulu." ucap Satria.

"Saya tidak janji, karena awal masalah dari kalian. Dan kalian lah, yang harus bisa mengembalikan Tiara yang dulu." ucap Inara sambil menatap Tiara yang di seberang jalan.

****

Satria mendekati Tiara, yang masih terus berdiri. Satria memberikan sebotol air minum, tapi Tiara tetap diam dan terus menoleh ke samping kanan jalan.

"Minum dulu, kamu belum minum." ucap Satria menyodorkan botol mineral.

Tiara hanya diam, terlihat wajahnya yang lelah, menunggu seseorang yang tidak akan mungkin datang.

"Sampai kapan kamu disini dek, dia tidak akan pernah datang. Dia sudah bahagia disana, sampai rambut kamu memutih, dia tidak akan pernah datang."

Tiara menangis, Tiara lantas terduduk lemas. Tiara semakin menangis, sedangkan Satria hanya bisa menatapnya.

"Maafkan Kakak dek, kakak salah. Tapi kakak akan menggantikan posisi pacar kamu, walau memang di hati kamu tidak akan pernah bisa menerima. Kakak akan belajar seperti dia, jujur Kakak sudah mulai nyaman, memerankan peran ini. Kakak jatuh cinta sama kamu, tapi saat tahu Kakak bukan Satria nya kamu, pasti kamu akan menolak kehadiran kakak." ucap Satria.

"Saya akan menunggu dia disini, saya yakin dia akan datang. Saya yakin, dia akan datang. Dia akan datang, saya yakin itu. Dia akan datang."ucap Tiara.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

wanita tolol ditinggal.mati pcr ampe. gila perempuan gk ada harga dirinya harusnya move on tolol

2024-05-29

0

Widya

Widya

lanjuuut

2023-05-11

1

Grafity_ky

Grafity_ky

ia rasa x sama seperti tiara yakin masih setia menunggu satria eka😁lanjut kak

2023-05-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!