Bukan Satria

"Nunik!! " ucap Satria turun dari motornya.

"Kemana saja sih? akhir - akhir ini kamu itu susah di hubungi, apa kamu bersama wanita itu." ucap Nunik marah.

"Please kamu jangan marah seperti ini, saya pusing tahu." ucap Satria memasukan motornya ke pekarangan rumah yang di kontraknya.

"Saya kesini mau minta kita seperti dulu, saya sudah sabar mengikuti permainan kamu."

"Saya tidak bisa maaf." ucap Satria.

"De, kamu itu gimana sih? lihat ini cincin kita. Kamu itu dengan orang tua kamu, sudah melamar saya 5 tahun yang lalu. Saya tunggu kamu, tapi apa, kamu sudah terlalu jauh." ucap Nunik.

"Saya tidak bisa Nunik, kamu itu harus sadar posisi saya, dan dia gimana nantinya. Dia juga sudah curiga sama saya, kami belum siap mengatakan sebenarnya." ucap Satria.

"Kamu itu Satria Eka Ade Tama, bukan Satria Esa Ade Tama. Kamu itu Ade, bukan Eka, hanya nama Satria yang sama. Eka sudah tidak ada, kamu tidak bisa menjadi saudara kembar kamu." ucap Nunik.

"Maafkan saya, saya hanya ingin melanjutkan niat saudara kembar saya. Memang awalnya saya tidak bisa, tapi saya tidak tega melihat Tiara. Dia sangat mencinta Eka, Saudara saya pernah mengatakan pada Ayah dan Ibu, dia sangat mencintai gadis itu, berniat menunggu sampai waktu itu tiba. Tapi apa, perpisahan mereka itu, adakah perpisahan yang terakhir." ucap Satria.

"Terus, orang tua kamu merekayasa, gila tahu. Saya tidak akan biarkan, kalian bersatu. Saya akan ungkap semuanya."

"Nunik tolong , jangan kasih tahu." ucap Satria memohon.

"Ok kalau kamu tidak ingin tahu, kita menikah." ucap Nunik.

"Tidak bisa Nunik, saya tidak bisa."

"Ok, saya akan ceritakan."ancam Nunik.

" Jangan Nunik, saya mohon."

"Pilih saya katakan semuanya, atau pilih kamu menikah dengan saya? tinggal pilih, takdir akan berubah di tangan kamu." ucap Nunik tersenyum penuh kemenangan.

***

Tiara mencoba menghubungi Satria, namun tidak di respon. Tiara menunggu Satria, untuk acara photo prewedding mereka.

"Kemana sih Kak Satria?" ucap Tiara, yang terus mencoba menghubungi Satria.

"Mba Tiara, kita bisa jalan sekarang?" tanya salah satu kru WO.

"Sebentar ya mba, calon suami saya belum juga bisa di hubungi." jawab Tiara.

"Nak, gimana Satria, bisa di hubungi?" tanya Bunda Lidia.

"Nggak bisa Bunda, padahal ponselnya aktif tapi tidak di respon." Jawab Tiara.

"Tapi dia tahu kan? kalau hari ini ada photo prewedding."

"Tahu Bund, tapi kok saya jadi takut ya Bund, seperti Kak Satria tidak serius." ucap Tiara sedih.

"Kamu jangan bicara seperti itu, kita tunggu saja."ucap Bunda Lidia.

" Mau sampai kapan Bund, masalahnya kan mereka sudah menunggu dari tadi. Kita belum berangkat ke lokasi pemotretan, mau sampai jam berapa?" ucap Tiara.

"Kita tunggu." ucap Bunda Lidia, dengan rasa panik.

***

"Saya terima nikah dan kawinnya, Nunik Indah Waroka binti Ahmad Fauzan dengan Mas kawin tersebut di bayar tunai." ucap Satria dengan lantang.

SAH

Satria memejamkan kedua matanya, saat kata Sah kini Satria telah menikahi Nunik secara agama. Dan hanya di saksikan oleh Alam dan wali hakim.

Nunik tersenyum bahagia, dan lalu mencium punggung tangannya. Satria tersenyum, saat Nunik kini sudah resmi menjadi istrinya.

Satria melihat jam tangannya, dirinya baru ingat akan melakukan photo prewedding bersama Tiara.

"Saya pamit dulu." ucap Satria terburu - buru.

"Satria, kamu mau kemana? ini hari pernikahan kita." ucap Nunik, yang melihat suaminya sirinya pergi dengan terburu - buru.

***

"Astagfirullah." Satria bangun dari mimpi buruknya, Satria teringat hari ini ada pemotretan prewedding dirinya dan Tiara.

Sedangkan di rumah Tiara, WO dan Tim pemotretan sudah kembali pulang. Tiara tampak begitu kecewa, lantas berlari masuk ke dalam kamarnya.

Bunda Lidia pun, langsung menyusul Tiara ke dalam kamarnya. Tiara menangis terisak, dengan memukul bantal miliknya.

Hiks... hiks..

"Kak Satria tidak pernah serius Bund, dari awal memang dia itu tidak ingin pernikahan ini terjadi." ucap Tiara, sambil terisak.

"Bunda sama Ayah, tidak bisa bilang apa - apa. Kamu yang jalanin, mau lanjut atau tidak?" ucap Bunda Lidia.

Hiks.. hiks..

"Saya merasa bukan Kak Satria yang dulu Bund, dia sekarang berbeda. Hiks.. hiks.. dia bukan Kak Satria."

"Dia itu Satria, mungkin berubah perilakunya saja. Kamu yang sabar ya, mungkin ini cara Allah memberi tahu kan kamu."

Satria sampai di rumah Tiara, terlihat Pak Agus menatap tajam ke arahnya. Satria langsung bersalaman dengan Pak Agus.

"Maaf Pak, saya terlambat." ucap Satria.

"Kamu itu, niat serius nggak sama anak saya? mereka menunggu kamu dari tadi, hingga acara untuk hari ini di batalkan. Dan kamu lihat, di kamar Tiara sedang menangis, otak kamu itu taruh dimana? ini buat persiapan pernikahan kalian." ucap Pak Agus setengah emosi.

"Maaf Pak, tadi saya ketiduran." ucap Satria.

"Ketiduran, astaga kamu bisa ketiduran. Bagus ya, belum apa - apa kamu sudah buat kami kecewa. "

"Maaf Pak, demi Allah saya ketiduran. Saya pusing, terus tidur."

"Ya sudah, sekarang kamu minta maaf sama Tiara." ucap Pak Agus menyuruh.

Satria mengetuk pintu kamar Tiara, Bunda Lidia menengok ke arah pintu, Satria masuk dan Bunda Lidia beranjak bangun lantas pergi meninggalkan keduanya.

"Dek, maafkan Kakak ya. Demi Allah, kakak lupa tadi ketiduran." ucap Satria.

"Apa kak? tidur. Kakak benar - benar lupa ya, kalau hari ini kita ada pemotretan prewedding kita? mereka menunggu lama hampir 3 jam, tapi kakak tidak kunjung datang. Malah ponsel kakak itu berdering, ternyata kakak tidak mengangkatnya. Sekarang kakak tidak lihat kah? berapa kali saya menghubungi kakak." ucap Tiara dengan kedua matanya yang sembab.

"Maaf dek, maafkan kakak."

"Sekarang saya tanya, kakak serius tidak dengan pernikahan ini? kalau kakak tidak serius, lebih baik batalkan."

"Jangan, kita tetap lanjut ya."

****

Satria menatap pusara saudara kembarnya,

sudah 5 tahun lamanya, Satria Esa pergi untuk selama - lamanya.

"Esa, kami bingung mau katakan bagaimana ke Tiara, dia sangat mencintai kamu. Saya yang menggantikan posisi kamu, saya hampir gila. Nunik pacar saya, tidak terima dengan sandiwara ini, begitu juga saya hampir di buat sakit kepala dengan harus berpura - pura jadi kamu. Ingin rasanya jujur, tapi dari kamu cara menceritakan ke Ibu dan Ayah, dan saya baca dari Diary kamu, dari situ orang tua kita memulai cerita ini. Tiara selalu menunggu kamu, tapi kamu tidak akan pernah datang kembali. Maafkan saya, kalau sudah menyakiti hati kekasih kamu, saya janji akan pelan - pelan kasih tahu yang sebenarnya." ucap Satria, dengan memegang nisan saudara kembarnya.

.

.

Terpopuler

Comments

ᴄᷤʜͦɪͮᴄͥʜͣɪᷡᴋͣ

ᴄᷤʜͦɪͮᴄͥʜͣɪᷡᴋͣ

kalau kamu jelasin nanti ya percuma donk jujur itu lebih baik

2023-05-09

0

Widya

Widya

semoga aja tiara tau kebohongan satria bukan dari nunik

2023-05-08

1

Rangga Alfiano

Rangga Alfiano

hanya mba othor yg bisa membolak balikan keadaan yg sebenarnya hihi

2023-05-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!