Sebuah Fakta

Tiara dan Satria melakukan pemotretan prewedding, di salah satu pantai dengan pasir putih mereka berdua melakukan proses pemotretan.

Sesi demi sesi kedua nya lakukan, mulai photo saling bergandengan, berpelukan, hingga masih banyak gaya. Hampir sore, mereka baru selesai, Tiara di bantu MUA melepaskan, sanggul di kepalanya dan berbagai accessories.

"Minum dulu." ucap Satria memberikan sebotol air mineral.

"Makasih." ucap Tiara, lalu meneguknya.

"Mba kita pamit duluan ya." ucap salah satu kru.

"Oh iya Mas, makasih. Mba makasih." ucap Tiara, dan Satria sambil mereka bersalaman.

"Dek, mau pulang atau mau menikmati matahari terbenam? " tanya Satria.

"Kita santai dulu kak, ini nikmati indahnya pemandangan sore."jawab Tiara.

Mereka duduk di pasir tepi pantai, suara deburan ombak dan semilir angin, membuat kedua nya menikmati indahnya sore di pantai.

Satria menggenggam tangan kiri Tiara, dan menaruhnya di paha. Tiara tersenyum, sambil bersandar di pundak calon suaminya.

" Kak, saya tuh tidak bisa berkata-kata." ucap Tiara.

"Berkata-kata gimana?" tanya Satria, sembari membelai rambut Tiara.

"Karena bisa miliki Kakak seutuhnya, tinggal selangkah lagi." jawab Tiara.

"Kakak akan jadi milik kamu selamanya, kakak juga senang, bisa memiliki kamu."

"Kak, pernah nggak kakak itu mimpiin saya?"

"Pernah nggak ya? kayaknya nggak tuh. Boro - boro mau mimpi soalnya capek jadi langsung tepar deh." ucap Satria tersenyum.

"Kalau saya sering kak, mungkin bawaan kangen terus."

"Nanti kamu akan puas, nggak akan bosan."

***

"Mau ke tempat kakak nggak?" tanya Satria saat sedang mengemudikan mobilnya.

"Boleh, tapi jauh kak." jawab Tiara.

"Sebentar lah, nggak apa - apa kan pulang sampe rumah jam 12 malam."

"Ya nggak apa - apa sih, kan perginya sama kakak."

"Nanti lihat rumah kontrakan kakak, kamu nanti akan tinggal disana."

"Rumahnya dekat jalan atau masuk gang?"

"Dekat jalan, sengaja biar enak akses mobil motornya, dan ada minimarket dekat juga samping rumah saja."

"Itu sih bikin betah Kak."

Mobil pun sampai di depan rumah kontrakan Satria, mata Satria kaget saat ada sebuah mobil terparkir di garasi rumahnya.

"Kak, itu mobil siapa?" tanya Tiara.

"Itu mobil teman, kita pulang saja yuk." jawab Satria masuk kembali kedalam mobilnya.

"Kakak kasih kunci rumah?" tanya Tiara.

"Iya, namanya juga sama - sama bujangan." jawab Satria.

Satria melanjutkan perjalanannya, Satria lantas memutuskan untuk mengantarkan Tiara pulang ke rumahnya.

***

"Nak Satria mampir dulu." ucap Bunda Lidia.

"Makasih bund, saya pamit sudah malam." ucap Satria sambil bersalaman dengan Bunda Lidia.

"Hati - hati kak." ucap Tiara.

"Iya, kakak pamit." ucap Satria.

Mobil Satria meninggalkan rumah Tiara, Bunda Lidia dan Tiara masuk kedalam rumahnya.

"Nak, kamu dari mana baru pulang? bukannya selesai dari tadi sore?" tanya Bunda Lidia.

"Tadi saya itu ke kontrakan Kak Satria, tapi sampai sana kita pulang lagi. Soalnya ada teman Kak Satria di rumahnya, jadi kata Kak Satria pulang saja, nggak enak." jawab Tiara.

"Nak, rumah nya enak?" tanya Bunda Lidia.

"Dari luar enak, tapi nggak tahu di dalamnya. Yang penting nyaman Bund, dan tinggal satu rumah sama Kak Satria."

"Yasudah, kamu bersih - bersih terus tidur. Kalau mau makan, makan dulu sudah Bunda siapkan di meja makan."

"Ya Bund, makasih ya."

****

Ceklek

Satria membuka pintu kamar tidurnya, dan langsung menarik selimut yang menutupi tubuh Nunik.

"Sayang, kamu sudah pulang." ucap Niken dengan suara khas orang bangun tidur.

"Pulang kamu." ucap Satria.

"Kok di suruh pulang? bukannya saya sering bermalam disini." ucap Nunik sambil menguap.

"Kita putus."

"Hah..apa kamu bilang? putus! kita pacaran lama De, bahkan kita sudah tunangan, kamu putuskan saya."

"Maafkan saya Nunik, saya harus menikah dengan Tiara. Tolong jauhi saya, jangan ganggu saya lagi."

"De, saya lebih dulu dari Tiara. Tinggal kamu katakan, kalau Esa itu sudah meninggal. Apa susahnya sih, mau dia stress atau nangis guling - guling itu sudah resiko. Takdir kan begini, masa harus terus pura - pura. Ini tidak adil buat saya, buat hubungan kita juga." ucap Nunik.

"Saya mohon, please pergi dari sini."

Nunik bangun dari atas tempat tidur, dan langsung mengganti pakaian tidurnya dengan pakaian saat dirinya datang.

"Saya kecewa sama kamu." ucap Nunik pergi begitu saja.

"Nunik... Nunik..!! " panggil Satria mengejar Niken.

"Saya tahu, kamu kecewa sama saya. Tapi tolong, hargai keputusan saya dan mengerti posisi saya." ucap Satria sambil memegang lengan Nunik.

"Saya akan dapatkan kamu lagi, ingat itu kamu akan kembali pada saya."

****

"Sebelum pulang, jangan lupa berdoa. Yuk kita sama - sama berdoa, biar selamat sampai rumah. " ucap Tiara.

Anak - anak pun berdoa bersama sebelum pulang, setelah selesai mereka duduk dengan rapih. Hingga satu persatu murid berbaris untuk bersalaman, sesuai urutan kerapihan dalam duduk.

"Hati - hati di jalan anak - anak." ucap Tiara.

Tiara lalu keluar dari dalam kelas, sambil membawa buku media belajar. Tiara berhasil ke arah kantor, tapi ada seorang wanita tiba - tiba berdiri di depannya.

"Kamu Tiara?" tanyanya.

"Iya, maaf siapa?" jawab Tiara kembali bertanya.

"Kenalkan saya Nunik." ucap Nunik sambil bersalaman dengan Tiara.

"Mba ini siapa ya? atau wali murid?" tanya Tiara.

"Bisa kita duduk?" ucap Nunik.

"Mari kita duduk di kursi depan kelas saja." ucap Tiara.

**

"Saya itu kemari, hanya ingin katakan sesuatu sama kamu. Antara wanita , saya ingin kamu tahu yang sebenarnya." ucap Nunik.

"Maaf, masalah apa?" tanya Tiara.

"Saya itu orang terdekatnya Ade, alias Satria. Kamu kenal kan, sama nama itu?" tanya kembali Nunik.

"Iya saya kenal, kenapa dengan kak Satria?"

"Kamu itu di bohongi, kamu itu di tipu sama keluarga dan Satria.Saya hanya ingin kamu menjauh dari mereka, sebelum kamu tambah kecewa dan sakit hati."

"Saya tidak paham maksudnya."

"Kamu ikut saya, saya akan tunjukkan sesuatu sama kamu."

"Saya tidak mau, pasti kamu hanya orang yang ingin merusak hubungan kami." ucap Tiara.

"Saya merusak hubungan kalian? tanya ada itu kamu, yang merusak hubungan kami. Makannya kamu ikut saya. Untuk melihat fakta yang sebenarnya, kamu harus percaya sama saya, sebelum semuanya terjadi."

"Baik, saya akan ikuti apa kata kamu." ucap Tiara.

"Bagus." ucap Nunik dengan senyum sinis.

.

.

Terpopuler

Comments

Widya

Widya

lanjuut

2023-05-09

1

NauraHaikal

NauraHaikal

lanjut mb' say🥰🥰

2023-05-09

1

Nabil abshor

Nabil abshor

ini lebih baik tiara,,, kamu yang ikhlas ya,,,,, 😭😭😭

2023-05-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!