"Tiara, ya Allah Ayah sama Bunda khawatir kamu baru pulang jam 10 malam.Dari mana saja kamu, jam segini baru pulang?" tanya Bunda Lidia.
"Kamu kalau pergi itu kasih tahu Ayah sama Bunda, jangan buat semua orang khawatir. Sekarang kamu ceritakan habis dari mana?" tanya Pak Agus.
"Saya habis dari rumah Kak Satria, orang tuanya pindah rumah. Saya langsung kesana, maafkan saya Bunda Ayah." Jawab Tiara.
"Pindah kemana?" tanya Bunda Lidia.
"Kota T. "jawab Tiara.
" Ya Allah Tiara, itu jauh banget nak. Terus ketemu?" tanya Pak Agus.
"Ketemu Ayah Bunda." jawab Tiara.
"Yaudah kamu sana mandi, kalau mau makan, makan dulu terus istirahat." ucap Bunda Lidia.
"Ya Bund, saya mau mandi dulu."
Saat akan ke kamar mandi, ponsel Tiara berdering. Tiara melihat Satria menghubunginya, Tiara langsung mengangkat teleponnya.
"Hallo Kak."
"Dek, kamu sedang apa? kok belum tidur?" tanya Satria dari seberang.
"Ibu tidak bilang Kak, kalau saya tadi ke rumah?" tanya Tiara.
"Kapan? kakak belum telepon orang rumah sih, kamu sama siapa kesana?"
"Sendirian Kak, saya hanya kangen keluarga kakak saja. Entah tiba - tiba kangen saja, tapi tidak tahu yang disana kangen tidak, selalu kasih PHP terus." ucap Tiara.
"Kakak kangen dek."
"Kalau kangen, pulanglah. Kita bertemu di jembatan Merah, bukannya Kakak lima tahun yang lalu bicara seperti itu. Jembatan Merah menjadi saksi kita kak, hubungan kita." ucap Tiara.
"Dek, maafkan kakak. kalau kakak selalu menyakiti hati kamu, kakak juga ingin pulang ketemu kamu, tapi kakak belum bisa."
"Alasannya apa kak? bukanya kakak juga pulang ke rumah orang tua kakak, tapi kenapa kakak tidak bisa. Apa kakak memiliki wanita lain? kalau pun iya, kenapa tidak jujur."
"Dek, kakak tidak mau berdebat. Kakak janji akan menikahi kamu, saat kakak pulang, bertemu sama kamu. Kita telah resmi, menjadi pasangan suami istri."
"Saya tunggu janji kakak." ucap Tiara menutup teleponnya, Tiara lantas mematikan total ponselnya dan pergi ke kamar mandi.
****
Satria duduk di belakang rumahnya, Wahyu datang lantas duduk di sampingnya. Kedua adik kakak itu, menikmati malam dengan sinar bulan yang terang.
"Sampai kapan kak? akan terus seperti ini." ucap Wahyu.
"Kakak belum siap dek, ini semua di luar prediksi." ucap Satria.
"Tiara itu, tulus mencintai Kak Satria. Dia rela tadi kesini jauh - jauh, dia menangis. Saya tahu , bagaimana perasaannya. Kak Satria yang Tiara kenal, kini sudah berubah." ucap Wahyu.
"Wahyu coba kamu jadi kakak, bagaimana perasaan kakak saat ini. Dan kamu tahu, ini apa?" ucap Satria sambil memperlihatkan jari manisnya.
"Ibu sama Ayah kan bilang, untuk di lepas."
"Enak kamu bicara, kenapa harus saya yang jadi korban."
"Kak, apa kakak tidak ingat."
"Cukup, jangan ingat - ingat kejadian itu." ucap Satria pergi meninggalkan Wahyu.
***
"Tiara kesini?" tanya Pak aji.
"Benar Ayah, anak itu belum juga mau bertemu dengan Tiara. Kasihan Tiara, dia menangis." jawab Ibu Retno.
"Katakan saja terus terang, saya capek bersandiwara." ucap Satria datang menghampiri kedua orang tuanya.
"Ade, kamu itu jangan bicara seperti itu. Kamu harus ingat, saat hari itu." ucap Pak Aji.
"Yah Ibu, saya capek. Saya memiliki dunia dan pilihan sendiri. Kalian telah merusak semuanya, kalian merubah hidup saya." ucap Satria.
"Ade, tolong Ade kamu jangan bicara seperti itu. " ucap Pak Aji, namun Satria pergi masuk kedalam kamarnya.
****
Uhuk.. uhuk..
"Kamu makanya pelan dong." ucap Tiara, Inara tersedak saat makan bakso.
"Pedas banget, sampe masuk hidung." ucap Inara.
"Lagian itu cabe, sambal sampai merah gitu." ucap Tiara.
"Kalau tidak pedas itu, tidak mantap. Nah kamu, itu hanya pakai apa ini sambel doang sama kecap."
"Begini juga enak tahu." ucap Tiara.
"Tiara, kamu lihat pria itu?" tunjuk Inara.
"Iya, itu Kak Alam." ucap Tiara.
"Dia dinas di kota sini?"
"Nggak tahu, tapi dia kemarin sih kesini katanya ada perlu gitu." ucap Tiara.
"Tapi itu pria, yang disampingnya siapa?"
Tiara menatap pria yang bersama Alam, dan pria itu yang di kenal oleh Tiara. Dan Tiara tersenyum saat melihat pria, yang selama ini dia rindukan.
"Kak Satria." ucapnya.
Tiara langsung bangun, dan menyebrang jalan saat kedua pria berseragam , sedang berada di sebuah toko kue yang ada di seberangnya.
"Tiara tunggu Tiara." panggil Inara.
Tiara segera menyebrang jalan, masuk kedalam toko kue tersebut. Dan langsung memeluk tubuh Satria.
Satria tersenyum, dan langsung berbalik badan. Satria tampak terkejut, saat yang memeluknya adalah Tiara.
"Kakak." ucap Tiara.
Satria berdiri mematung, dan menatap Tiara yang tersenyum ke arahnya. Tiara kembali memeluk Satria, Alam yang ada di depannya hanya bisa melihat, tidak bisa berkata - kata.
"Kakak kok ada di kota sini? kenapa nggak bilang kalau ada disini. Pasti Kakak mau kasih kejutan kan sama saya?" ucap Tiara.
"Iya, eh ternyata malah ketahuan." ucap Satria.
"Dasar, nggak kreatif." ucap Tiara.
"Adek sama siapa?" tanya Satria.
"Sama Inara, tuh sedang makan bakso. Kakak kok kapan datang? bukannya kakak dinas nya jauh." tanya kembali Tiara.
"Kakak dinas di kota J, sedangkan Alam disini. Kita sedang janjian saja."
"Ayah sama Bunda kangen sama Kakak, kita ke rumah yuk." ajak Tiara.
"Iya, Alam kamu atur untuk hari ini." ucap Satria.
"Iya." ucap Alam.
***
"Ya Allah Kak, apa kabar? lama nggak jumpa. Kakak sekarang, malah penampilan beda ya." ucap Inara.
"Alhamdulillah baik, nggak nyangka ya kita ketemu disini. Padahal baru besok kasih kejutan, ya nggak apa - apa, rasa kangen kita terobati." ucap Satria.
"Yuk pulang, Ayah Bunda pasti senang lihat Kak Satria." ucap Tiara.
"Iya."
****
"Sekarang kamu dinas dimana?" tanya Pak Agus.
"Dinas di kota J Pak, baru pindah seminggu yang lalu." Jawab Satria.
"Dekat dong, satu jam dari sini." ucap Bunda Lidia.
"Kalau dekat, kita sering ketemu ya Kak." ucap Tiara.
"Iya dek benar." ucap Satria.
"Satria, Tiara sudah kerja. Keinginan kami sebagai orang tua, Tiara sampai kuliah bisa terwujud, kamu bisa menikahi Tiara tahun ini. Gimana? kan kalian sudah tunangan, tunggu apa lagi." ucap Pak Agus.
"Benar, sudah 5 tahun lebih, kalian pacaran. Sudah saatnya kalian menikah, benar kan Ayah?" ucap Bunda Lidia.
"Bentul kak, bukanya Kakak juga dulu ingin cepat menikah dengan saya, tapi kakak harus menunggu." ucap Tiara.
"Iya kita menikah, kita siapkan dari sekarang." ucap Satria.
"Kita harus dari sekarang pilih WO kak, dan kita harus undang berapa orang. Terus, kita tentukan tanggal dan bukannya." ucap Tiara semangat.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Eva kusrini
tebak tebak buah maggis... apa satria meninggal si ade kembaran satria...
2023-05-06
0
Grafity_ky
jadi gak bisa mikir😁penasaran kak😁lanjut
2023-05-06
1
Widya
kok jadi pensaran thor,sebenarnya ada masalah apa thor di keluarga satria
2023-05-06
1