Cemburu ( Masih Flashback On)

"Kak, tadi Ayah bicara apa sama Kakak?" tanya Tiara, lewat telepon.

"Ada lah, rahasia antara calon menantu dan calon mertua." jawab Satria dari seberang.

"Oh jadi gitu ya, sekarang main tertutup." ucap Tiara.

"Nggak sayang, bukan gitu. Maksudnya ini Obrolan antara pria dewasa."

"Ok kalau begitu, saya tutup telepon nya. "

"Jangan dek, kakak masih ingin ngobrol sama kamu."

"Habisnya Kakak main rahasia segala."

"Ayah hanya minta, untuk kakak jaga kamu."

"Jaga apa maksudnya?"

"Jaga hati adek."

"Ih.. itu sih bahasanya kakak."

"Perasaan adek gimana? setelah jadi pacarnya kakak?"

"Yang jelas senang lah, bahagia. Siapa sih yang tidak bahagia, pria yang di sukainya ternyata suka juga sama Adek."

"Kakak akan bahagiakan kamu, Kakak akan menjadi payung, dimana pun kita, hati kita tetaplah satu."

"Kakak jangan pergi tinggalin saya ya, Adek itu nggak mau kehilangan kakak."

"Kakak juga sama, tidak mau kehilangan adek. "

****

"Pagi Inara." sapa Tiara yang baru saja sampai di sekolah.

"Cieee cerah amat nih." ucap Inara.

"Ya dong, karena hati saya sedang berbunga - bunga. " ucap Tiara.

"Ada yang sedang bahagia nih, cerita dong ada apa?"

"Cerita nggak ya?"

"Tuh kan, kesel deh." ucap Inara cemberut.

"Hahahaha... marah nih." ledek Tiara.

"Cerita dong, ayo." ucap Inara memohon.

"Ini anak kepo banget deh."

"Kan, ratu kepo." ucap Inara.

"Ok deh, saya kasih tahu nih. Kalau saya sekarang tidak lagi jomblo, alias sudah punya pacar." ucap Tiara.

"Serius? sama anak kelas apa?" ucap Inara masih penasaran.

"Bukan sama anak sini, tapi sama orang luar sini." ucap Tiara.

"Anak SMA atau SMK?"tanya Inara.

"Bukan anak sekolah, tapi orang dewasa." jawab Tiara.

"Om - om? " ucap Inara.

"Ih.. bukanlah."

"Ya terus siapa? jangan buat saya tambah penasaran loh."

"Sama Kak Satria."

"Hah.. Satria siapa?"

"Tentara itu, yang saya suka."

"Ya Allah dia, kok bisa?"

"Ya bisalah, Tiara gitu loh." ucap Tiara.

"Ceritain dong, gimana dia tembak kamu?" tanya Inara.

"Waktu itu, Kak Satria kan minta ketemuan di Jembatan Merah. Nah disitu, dia nembak saya. Terus saya juga, ungkapin isi hati saya juga. Eh kita sama - sama memiliki perasaan yang sama, kita jadian deh." jawab Tiara sambil mengingat, saat mereka baru jadian.

"Selamat, akhirnya punya pacar." ucap Inara memeluk Tiara.

"Sama - sama."

Bel pun berbunyi, Ibu leha masuk dan semua murid duduk di bangku masing - masing.

"Anak - anak, hari ini kumpul di Aula, karena ada sosialisasi dari Akmil. Barang kali, kalian ada yang berminat masuk Akmil, bisa tanya - tanya langsung pada mereka." ucap Ibu Leha.

"Kalau begitu, kalian semua ke Aula ya." ucap Ibu Leha.

"Baik Bu." ucap semuanya.

***

"Ih.. itu Pak Tentaranya ganteng - ganteng." ucap salah satu, siswi yang berada di belakang Tiara dan Inara.

"Ganteng - ganteng ya, itu saya mau jadi pacar yang Tentara paling tinggi." ucap salah satu siswi yang di samping Inara.

"Tiara, ini semua pada kenapa sih? murid perempuan pada kayak cacing kepanasan." ucap Inara berbisik.

"Saya biasa saja tuh." ucap Tiara.

Acara pun dimulai, sambutan dari kepala sekolah, dan berlanjut dari perwakilan Tentara. Tiara terbelalak kaget, saat yang berbicara di depan adalah pacarnya.

"Kok Kak Satria yang bicara di depan?" ucap Tiara.

"Mungkin di antar Kak Satria kali, tuh pacar kamu sedang bicara di depan, di belakang pada diam - diam ambil photo." ucap Inara, dan Tiara menoleh ke arah belakang.

"Pada kenapa sih? bukannya dengarin orang bicara malah pada photo." ucap Tiara kesal.

Satria mengenalkan satu persatu siswa Akmil, dan salah satu dari mereka pun mengenalkan diri. Mulai dari penjelasan cara masuk Akmil, tentang kegiatan seorang Tentara bahkan suka duka menjadi Tentara.

Satria mencari keberadaan Tiara, dan kedua tatapan matanya menemukannya, yang sedang duduk di baris kedua.

Tiara tidak menyadari, kalau Satria memperhatikan Tiara dari jauh, hingga tak terasa acara sosialisasi usai. Dan banyak para siswa siswi yang meminta photo, bahkan ada yang meminta photo bersama Satria.

Tiara menatap kesal, ke arah Satria. Melihat kekasihnya, sedang asik ber photo dengan para siswi, secara bergantian.

Satria langsung pergi, dan berjalan ke arah Tiara. Bahkan beberapa siswi, melihat Satria mendekati Tiara.

"Dek, kok kamu nggak ikut minta photo?" tanya Satria sambil membelai rambut Tiara.

"Enak ya, photo dekat sama para siswi. Ada yang menyandar, pegang lengan, nggak risih di lihatnya. " ucap Tiara kesal.

"Jangan marah gitu ah, hanya photo saja. Kalau mau, kita photo. Kakak photo ya, kita kan belum punya photo berdua."

"Malas ah."

"Ayolah sayang, Inara tolong photo kan kita." pinta Satria.

"Ok siap, sini ponselnya." ucap Inara, lalu memotret mereka berdua, dengan beberapa jepretan.

***

"Tiara." panggil salah satu siswi, bernama Ani.

"Iya, ada apa?" ucap Tiara bertanya.

"Kalau boleh tahu, Tentara yang photo sama kamu itu, kakak kamu ya? soalnya kita juga punya beberapa photo dia."ucap Ani.

"Dia bukan kakak saya, tapi pacar saya." ucap Tiara.

"Oh dia pacar kamu, maaf ya. Kalau kita jadi fans, dadakan dia. Habis ganteng banget pacar kamu, kamu beruntung deh."

Tiara hanya tersenyum, lalu melanjutkan kembali langkah masuk ke dalam kelas.

****

"Gimana nggak cemburu, Kak Satria dikerubuti teman - teman cewek Tiara di sekolah. Pada minta photo segala, sedang bicara di depan Sosialisasi malah pada photo kak Satria. Berasa jadi artis sehari, gimana nggak bete tuh." ucap Tiara kesal, sedangkan kedua orang tuanya hanya tersenyum.

"Jadi anak Ayah sedang cemburu?" ucap Pak Agus.

"Iya, kesel banget kan. " ucap Tiara.

"Itu resiko kamu, punya pacar ganteng." ucap Bunda Lidia.

"Lama - lama itu muka, saya suruh pakai topeng." ucap Tiara yang masih kesal.

"Jangan lebay deh kamu, Satria itu bukan buaya darat, tidak seperti Ayah kamu buaya cap kadal." ucap Bunda Lidia.

"Loh kok Ayah di bawa - bawa sih bund." ucap Pak Agus.

"Ayah nggak ingat? kalau dulu Ayah banyak ceweknya?" tanya Bunda Lidia.

"Tapi kan Ayah setia sama Bunda, buktinya kita menikah dan punya anak satu." jawab Pak Agus.

"Oh jadi Ayah itu buaya cap kadal Bund, pantas saja kalau berbau pria, ada tanda - tanda mau punya salah kayaknya dukung banget." ucap Tiara.

"Ya itu, memang benar." ucap Bunda Lidia.

"Terserah kalian mau bicara apa, yang penting Ayah sudah insaf, bukan Buaya cap Kadal lagi, tapi Singa cap Harimau." ucap Pak Agus.

Geeeeerrrr Aaaaaarrrr

Tiara yang mengikuti, suara macam yang siap menerkam mangsa.

.

.

.

Terpopuler

Comments

ᴄᷤʜͦɪͮᴄͥʜͣɪᷡᴋͣ

ᴄᷤʜͦɪͮᴄͥʜͣɪᷡᴋͣ

ksih peringatan "jangan dekat" sudah punya pemilik"🤣🤣🤣🤣

2023-05-09

1

fitri indrawati sutanto

fitri indrawati sutanto

cemburu ni ceritanya

2023-05-08

1

fitri indrawati sutanto

fitri indrawati sutanto

betul ahkirnya tdk jomblo lagi

2023-05-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!