"Ya Tuhan An," ucap Lili lirih, kedua matanya telah berkaca-kaca namun dia tahan diri agar tidak menangis.
"Apa benar aku sudah sekotor itu di mata mu?" tanya Lili, diantara sakit hati yang jelas dia rasakan.
Jika Anjas sudah menganggapnya hina lalu bagaimana dengan rumah tangga mereka? benarkah masih bisa bertahan?
Bukankah masalah mereka hanya anak ini? bukankah setelah anak ini mereka letakkan di panti asuhan hubungan mereka akan kembali baik?
Tapi bagaimana jika Anjas ternyata sudah menganggapnya sehina itu? benarkah mereka masih bisa bersama.
Lili seperti di ujung jurang, nasib pernikahannya pun sudah di ujung tanduk.
Dan sungguh, Anjas pun tak tau Kenapa kalimat jahat itu bisa lolos dari mulutnya. Dia menyesal, tapi apa yang sudah dia ucapkan tak bisa ditariknya kembali, jadi yang bisa dia lakukan hanyalah tetap berpegang teguh pada egonya sendiri.
Anjas tak menjawab pertanyaan Lili, dia memalingkan wajahnya.
Dan saat itu jatuh lah semua air bening dari kedua mata Lili. Sepertinya dia memang tak bisa mempertahankan keduanya sekaligus, antara Anjas dan anak ini.
Terpaksa Lili harus memilih.
Anjas berhak bahagia dan hidup dengan gadis yang baik-baik, yang tak memiliki masa kelam seperti dia.
Dan anak ini pun berhak hidup, karena dia tak berdosa.
Satu-satunya yang harus mengalah adalah dia sendiri, Lili.
"An, maafkan aku, maafkan aku, aku tidak akan menahan mu lagi, jadi ... jadi ... mari kita berpisah saja," ucap Lili dengan suara yang bergetar.
Anjas sontak mendelik dan menatap wanita itu, dia tersenyum getir.
"Lihat lah, pada akhirnya kamu yang mengakhiri pernikahan impian kita, harapan dua keluarga besar kita, kamu hanya memikirkan dirimu sendiri," balas Anjas, sumpah, dia tak terima dengan perkataan Lili. Berani-beraninya wanita itu bicara tentang perpisahan setelah semua rasa sakit yang Lili beri.
"Jadi aku harus bagaimana An? aku sudah berusaha sebisa ku. Aku terima jika kamu terus membenci kehamilan ini, aku bisa paham. Tapi aku tidak bisa jika melihat mu mulai mendekati wanita lain. Tidak, aku tidak akan bisa, lebih baik kita akhiri saja," tegas Lili.
Dengan begini mereka akan berhenti menyakiti, lantas memulai semuanya dari awal.
Anjas terdiam.
"Kamu tidak perlu melindungi aku lagi, aku yang akan mengatakan langsung pada semua keluarga kita tentang anak ini, aku akan menanggungnya sendirian," ucap Lili kemudian, dia mundur 1 langkah, siap keluar meninggalkan ruangan tersebut.
Meski hanya 1 langkah mundur namun rasanya berat sekali.
Dia sangat mencintai Anjas, sangat, tapi Lili sadar pula dia tak pantas mencintai Anjas sebanyak itu. Bahkan saat ini Anjas sudah beranggapan bahwa dia menikmati kejadian menjijiikkan tersebut.
Hati Lili sungguh terluka mendengarnya, sampai mati pun Lili akan terus merasa jijjik pada dirinya sendiri.
Dan Anjas tergugu, namun dia hanya bisa diam. Makin lama pikirannya pun berkecamuk dengan liar, tak bisa dia kendalikan.
Di luar dugaan mereka, pembicaraan itu di dengar oleh Felin di luar sana. Felin yang memang sengaja menguping pembicaraan tersebut.
Dia sangat terkejut, kedua matanya sampai mendelik saat mendengar semua fakta. Bahwa bayi yang dikandung Lili bukan lah anak sang Boss.
Jantung Felin berdegup, dengan hati-hati dia melangkah cepat menuju kursinya kembali.
Astaga ya Tuhan, batin Felin, namun kemudian dia tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
andi hastutty
Nah lili mundur saja
2024-08-03
1
himmy pratama
GT dong li.. keputusan yg bagus
2024-07-12
0
💗 AR Althafunisa 💗
iya bener Li
2024-03-24
0