Jam 7 pagi Anjas keluar dari dalam kamarnya, dia langsung menuju dapur hanya untuk minum air putih.
Anjas sedang tidak berselera untuk sarapan.
Namun saat tiba di sana dia tidak melihat Lili, membuat pria itu sedikit mengerutkan dahi.
Karena biasanya Lili selalu ada dimana pun, selalu mengusik hari-harinya.
"Ibu sedang tidak enak badan Pak, beliau masih berada di kamar," ucap salah satu pelayan yang bertugas di dapur pagi itu. Meski Tuannya tidak bertanya namun dia merasa perlu mengatakan tentang hal ini.
Tuan dan Nyonyanya sudah pisah kamar, tak akan ada penghubung jika mereka pun tak campur tangan.
Mendengar itu ada bagian hati Anjas yang merasa sendu, cemas. Namun ego mengalahkan semuanya.
Wajar saja jika pada akhirnya Lili sakit, itu karena Lili mengandung anak haram tersebut.
Anjas tidak bicara apa-apa, pria itu kini telah berubah jadi sangat dingin. Begitu irit bicaranya. Anjas hanya meneguk segelas air putih hangat dan segera pergi dari sana.
Tanpa melihat Lili lebih dulu.
Lili tidak bisa datang ke kantor karena kondisinya, Kabar tentang kehamilan Lili pun berhembus dengan kencang, sampai akhirnya terdengar di telinga ayahnya Anjas, pak Irwan Dwiguna.
Dan saat mendengar kabar itu, ayah Anjas langsung bergegas mendatangi ruang kerja sang anak. Dia terlampau bahagia, sampai rasanya tak ingin menunggu untuk mengetahui kebenarannya.
"Anjas, apa benar Lili hamil?" tanya papa Irwan, dia kini sudah duduk di sofa ruang kerja anaknya itu, menatap Anjas yang duduk di hadapannya dengan penuh harap.
Dan mendengar pertanyaan itu, Anjas hanya mampu mengepalkan tangan kanannya dengan kuat. Bingung mau menjawab apa.
Dia seperti hendak menyampaikan sebuah kebohongan, meski benar Lili hamil, tapi anak itu bukan anak dia.
"Anjas, jawab dong, papa sedang bertanya padamu. Apa benar Lili hamil?" tuntut papa Irwan pula, jika kabar itu benar maka akan jadi kabar paling membahagiakan untuk keluarga besar mereka.
Dan di ambang kebingungannya itu akhirnya Anjas terpaksa menganggukkan kepala. Pasalnya Lili sendiri pun berniat melahirkan anak sial itu.
Astaga, batin Anjas begitu kecewa.
Sementara papa Irwan bersyukur penuh haru.
"Syukurlah, papa akan segera memberi tahu mama dan besan, kita harus buat perayaan. Oh ya, katakan pada Lili nanti malam kita makan malam di rumah papa. Jangan lupa ya!" tuntut papa Irwan dengan antusias, dia keluar dari ruangan itu seraya menelpon sang istri untuk menyampaikan kabar bahagia ini.
"Ma, Lili hamil!" ucap papa Irwan, Anjas masih mampu mendengarnya, sebelum akhirnya sang ayah benar-benar keluar dari ruangan itu.
Dan Anjas rasanya ingin menghancurkan semua benda.
"Jahat kamu Li, jahat, aku sudah mengorbankan semuanya untuk mimpi kita. Tapi kamu malah mematahkan semua pengorbanan ku," ucap Anjas begitu frustasi.
Baginya kini yang hancur bukan hanya mereka berdua, tapi juga seluruh keluarga, apalagi ketika kebenaran itu terungkap.
Anjas mengusap wajahnya frustasi.
Sedangkan di rumah, Lili berpindah tidur di kamar Anjas. Dia merasa tak enak badan dan terasa lebih baik saat mencium aroma tubuh sang suami yang tertinggal di atas ranjang itu.
"Bagaimana sayang? tidur di sini menyenangkan bukan? kita akan sering-sering melakukannya," ucap Lili, entahlah, kini benar-benar sangat menyayangi bayi itu.
"Tumbuh lah dengan sehat, tidak perlu cemaskan apapun. Bahkan saat dunia mencemooh mu, mama akan jadi perisai untuk mu," kata Lili lagi, dia tersenyum dan memeluk tubuhnya sendiri.
Begini saja rasanya sudah sangat hangat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
rin
hmmmm 😑😑 lili egois jg sih aturan lepas aja anjas nya .. 😷🔥🔥
2024-10-07
1
andi hastutty
Aduh
2024-08-03
0
himmy pratama
ribat amat Yach ..lili dan Anjas
2024-07-11
0