Sebelum keluar dari rumah sakit, Lili dan Anjas sudah sepakat untuk menyembunyikan kejadian buruk ini dari semua keluarga mereka, dari sahabat-sahabat mereka, Gisel, Gala, Robby dan Usman.
Lili tak ingin ada yang tau, dia benar-benar merasa buruk tentang hal ini. Dia sangat memohon pada Anjas untuk tetap menyimpan kenangan pahit tersebut sebagai rahasia mereka berdua.
Anjas awalnya tak setuju karena dia ingin mencari pelaku kejahatan, namun melihat wajah ketakutan Lili membuatnya tak kuasa. Hingga akhirnya dengan berat hati dia terima.
Lagi pula yang terpenting saat ini adalah kesembuhan Lili, bukan yang lain.
"Tenang lah, diantara kita tidak akan ada yang berubah. Kita akan tetap memiliki pernikahan impian kita," ucap Anjas, dia tersenyum mengelus puncak kepala Lili dengan lembut, lalu menarik tangan sang kekasih untuk keluar dari ruang rawat tersebut.
"Maafkan aku An," balas Lili diantara langkah kaki mereka yang berjalan seirama.
"Jangan minta maaf lagi, kemarin aku mengatakan pada ibumu tiba-tiba ada pekerjaan diluar kota, karena itulah kamu tidak bisa pulang. Nanti saat tiba di rumah, aku akan langsung mengatakan tentang pernikahan kita," jawab Anjas, semakin erat dia menggenggam tangan Lili. Ingin wanitanya tau bahwa dia sangat bersungguh-sungguh dengan semua ucapannya.
"Tapi An_"
"Tapi apa lagi? kita sudah sepakat tentang hal ini kan?"
"Bu-bukan tentang pernikahan ini maksudku, tapi_"
"Tapi apa?" tanya Anjas lagi saat dilihatnya Lili yang ragu. Meski mereka saling bicara tapi tetap tak menghentikan langkah keduanya. Lili dan Anjas tetap berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan sesekali menoleh dan saling pandang.
Sementara Lili begitu ragu untuk melanjutkan ucapannya, meski nanti mereka menikah Lili merasa belum sanggup jika mereka bersikap layaknya suami dan istri. Tentang sentuhan adalah sesuatu hal yang masih sangat Lili takutkan.
"Kenapa diam? Hem?" tanya Anjas, dia sedikit menarik Lili hingga mereka begitu dekat, Anjas melingkarkan tangannya di pinggang sang kekasih.
Saat itu Anjas lihat dengan jelas raut wajah Lili yang berubah cemas dengan cepat.
Sontak dia kembali mengambil jarak, kembali hanya menggenggam tangan sang kekasih, tanpa ada pelukan.
"Kita akan melakukan semuanya perlahan, percaya padaku, ya," ucap Anjas pula.
Lili hanya mampu mengangguk.
Pernikahan yang awalnya mereka rencanakan di tahun depan, akhirnya digelar lebih cepat. Tepatnya satu bulan setelah Lili keluar dari rumah sakit.
Pernikahan kilat itu tetap dilaksanakan dengan mewah dan megah, Anjas benar-benar memberikan pernikahan impian mereka pada Lili.
Sebuah pernikahan yang digelar di pinggir pantai seperti yang selalu Lili inginkan. Semua keluarga dan teman-teman berkumpul merayakan pernikahan itu.
Untuk pertama kalinya setelah sekian lama akhirnya Lili tersenyum dengan lebar.
Senyum yang begitu Anjas rindukan. Kebahagiaan yang dia rasakan di hari ini jadi bertambah berkali-kali lipat, tentang pernikahannya dan tentang senyum istrinya yang telah kembali.
Di ujung acara, Lili melempar buket bunga pengantin.
Gala dan Gisel yang sejatinya adalah pasangan suami istri pun ikut berbaris memperebutkan bunga itu, hingga suasana makin gaduh dan meriah.
"Aku yakin setelah ini aku menikah!" yakin Robby, Usman tertawa saja sementara yang lain hanya tersenyum meledek.
Dalam hitungan ketiga, Lili pun melemparkan bunga itu.
Dan Robby benar-benar menangkapnya.
"Wohooo!!" teriak Robby kegirangan, sementara yang lain menhela nafas kecewa.
Hari ini benar-benar begitu indah bagi Lili.
Menjelang malam akhirnya pesta itu pun usai.
Lili dan Anjas melewati mallam pertama mereka di Villa dekat pantai itu juga.
Tapi Anjas sadar, mereka tidak akan melakukan lebih selain tidur berdua dengan guling di tengah-tengah.
"Maafkan aku," ucap Lili. Kini mereka telah berbaring setelah sehari sibuk dengan pernikahan.
Berbaring dengan saling menatap, Lili sebenarnya merasa sangat bersalah. Namun sungguh, dia tak ingin disentuh.
"Hem, jangan lama-lama, ini cobaan paling berat dalam hidupku," rengek Anjas nyaris menangis.
Namun Lili malah tertawa pelan.
"Maaf," ucap Lili lagi setelah tawanya reda.
"Hem, sekarang ayo tidur, besok kita cari kerang di pantai."
Lili mengangguk dengan bibir yang masih setia tersenyum.
Anjas pun telah bersumpah pada dirinya sendiri untuk membantu Lili sembuh. Sembuh dari trauma menyakitkan itu.
Di saat Lili sudah nampak tidur pulas, baru lah Anjas memejamkan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
komalia komalia
apa kab lili bakal hamil
2025-02-19
0
andi hastutty
Apakah Anjas tidak akan berubah ?
2024-08-03
1
himmy pratama
apakah amjas benar _ baik dan TK akan mencampakkan lili di hari 2 selanjutnya .. cemas jg si
2024-07-11
0