Huwek! muntah Lili sampai akhirnya membangunkan Anjas juga. Pria itu hanya menggunakan celana pendeknya dan berlari ke kamar mandi.
Begitu terkejut ketika melihat Lili belum memakai baju dan muntah tak terkendali di sana.
"Astaga sayang," cemas Anjas, dia memeluk tubuh sang istri dan memijat tengkuknya perlahan, sampai Lili merasa lebih baik.
Anjas menggendongnya untuk kembali ke atas ranjang.
"Kamu pasti masuk angin, semalam bukannya pakai baju dulu malah langsung tidur," ucap Anjas, cemas dan juga mengomel sekaligus. Dia membalur perut dan seluruh tubuh Lili menggunakan minyak kayu putih. Juga membantu Lili memakai bajunya.
"Tunggu, aku akan minta bi Desi untuk membuat minuman hangat untuk mu," kata Anjas lagi dengan buru-buru.
Namun saat dia hendak pergi, tiba-tiba lengannya ditahan oleh Lili.
Lili menatapnya dengan kedua mata yang nampak nanar.
Lili menelan ludahnya sendiri dengan susah payah, mual tiba-tiba ini membuatnya seketika berpikir bahwa saat ini dia sedang hamil.
Sesuatu hal yang selama ini begitu dia takutkan, yang sangat tidak dia harapkan.
"Tu-tunggu dulu," ucap Lili, kini gugup, cemas dan takut.
"Kenapa?" tanya Anjas pula, dia pikir Lili ada pesan tentang minuman apa yang diminta.
"Ba-bagaimana, bagaimana jika aku hamil An?" tanya Lili dengan suara yang bergetar, kedua matanya terus berkedip dengan cemas.
Sebuah pertanyaan yang juga membuat Anjas seketia terdiam, mendadak pikirannya kosong. Mereka baru melakukan hubungan suami dan istri tadi malam, tidak mungkin rasanya jika tiba-tiba Lili hamil.
Jika benar dugaan itu berarti anak tersebut adalah anak pria badjingan itu, pria pemerrkosa.
Anjas kembali menatap ke arah sang istri saat dia mendengar Lili yang menangis.
"Bagaimana An? aku tidak ingin hamil, aku tidak mau," ucap Lili diantara air mata yang sudah mengalir tanpa jeda.
Anjas sungguh tak tega melihat istrinya yang terpuruk seperti itu. Disaat semuanya nyaris berjalan sempurna ada saja hal yang mengusik rumah tangga mereka.
"Tenang Li, ini semua masih belum pasti. Bisa saja kamu hanya masuk angin," ucap Anjas, dia memeluk istrinya erat dan Lili memeluk Anjas lebih erat lagi.
"Tapi aku takut."
"Hari ini kita pergi ke dokter, jika benar kamu hamil. Gugurkan saja," ucap Anjas tanpa keraguan sedikitpun.
Lili teriam sesaat sebelum akhirnya dia menganggukkan kepala tanda setuju. Lili juga merasa tak sudi hamil dari anak pemerkosa itu.
Dia dan Anjas berhak melanjutkan hidup tanpa bayang-bayang masa lalu yang kelam.
Jam 8 pagi sebelum mereka pergi ke kantor, Anjas dan Lili mendatangi rumah sakit. Mereka bertemu dengan dokter yang dulu juga menangani Lili pasca tragedi itu.
Tiba di sana Lili langsung melakukan serangkaian pemeriksaan.
Jangan hamil, jangan hamil, jangan hamil, aku tidak mau hamil ya Tuhan, aku mohon. Batin Lili, dia terus mengucap kalimat itu di dalam hatinya.
Di awal Lili diminta untuk menggunakan testpack, tak butuh waktu lama hasilnya keluar.
"2 garis merah, itu artinya nyonya Lili benar-benar hamil," ucap sang dokter.
Petir seperti menyambar sepasang suami istri itu. Dadda Lili sesak sekali, sampai membuatnya bernafas dengan berat dan terengah.
"Apa masih bisa digugurkan dok? dia bukan anakku," tanya Anjas.
Lili tak bisa apa-apa lagi, hanya untuk bernafas saja rasanya begitu sulit. Dia hanya bisa memasrahkan semuanya pada sang suami.
Sungguh, Lili pun ingin melenyapkan janin ini dari kandungannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
andi hastutty
Astaga
2024-08-03
0
himmy pratama
jgn menambah dosa LG li dgn menggugurkan kandungan mu..ini adalah cobaan di awal pernikahan mu..yg sabar ya libdan Anjas
2024-07-11
1
Neulis Saja
tdk mungkin digugurkan boleh jadi ini adalah menguji kesabaran utk keduanya karena Allah akan mengangkat derajatmu dgn cobaan yg terberat ini biarkan dia hidup walaupun kamu sama sekali tdk menginginkannya, boleh jadi dia yg akan mengangkat derajatmu jgn menambah dosa dgn menggugurkan kandunganmu Will be beautiful in it's time
2024-06-27
2